kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG September 2017

Rabu, 13 September 2018(Pengkhotbah 8-9)
Pergunakanlah kesempatanmu

Pengkhotbah 9:1b, 12 “manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya. Karena manusia tidak mengetahui waktunya”

Pengkhotbah 9 berbicara mengenai nasib setiap manusia di dunia ini, yaitu bahwa setiap manusia tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupannya di kemudian hari serta manusia pun tidak pernah tahu kapan ajalnya tiba. Siapa pun itu orang baik atau pun orang jahat semuanya sama. Namun, pada ayat 4 menjelaskan bahwa selama hayat masih di kandung badan, maka masih ada harapan. Oleh karena itu pergunakanlah kesempatan yang Tuhan beri. Bagaimanakah cara menggunakan kesempatan (kehidupan) yang Tuhan beri?
1. Makan dan minum (ay 7). Makan dengan sukaria maksudnya dalam bahasa Ibrani ialah makanlah dengan kegembiraan/keriangan yang dari pada Tuhan asalnya, dan minumlah dengan hati yang senang artinya minumlah dengan kebaikan, kebajikan atau kesanggupan. Tuhan tidak melarang setiap orang untuk mengisi hidupnya dengan menikmati berkat Tuhan berupa makanan atau minuman bahkan dalam terjemahan BIS dikatakan bahwa Allah tidak berkeberatan, malahan Ia berkenan (ay 7b). Maka apapun berkat makanan atau minuman yang Tuhan berikan nikmatilah dengan tidak bersungut-sungut dan sesuai kemampuan.
2. Wajah cerah dan berseri (ay 8). Pakaian selalu putih dan kepala diberikan minyak dalam tradisi Yahudi menunjukan seseorang yang sedang bersukacita dan sebaliknya ketika seseorang mengoyakkan jubah atau bajunya serta menggunakan ikat pinggang menandakan bahwa ia sedang berkabung bdk. Kej 37:34.
3. Kualitas waktu (quality time) Bersama keluarga (ay 9). Menikmati hidup dapat dilakukan dengan menjaga mutu atau kualitas waktu ketika bersama keluarga.
Bekerja dengan kesungguhan (ay 10). Lakukan segala sesuatu dengan sekuat tenagamu artinya dengan sebaik-baiknya. Karena, ketika ajal telah tiba maka tidak ada penyesalan.

Demikanlah beberapa hal yang dapat dilakukan setiap umat Tuhan untuk menggunakan kesempatan yang telah Tuhan berikan. Untuk menikmati berkat Tuhan, bersukacita dalam segala hal, memelihara keluarga dan melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin. Amin (SM).

Kamis, 14 September 2017
Hikmat dan kebodohan
(Pengkhotbah 10:1-20)

Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri (ay 2)

Ibaratkan mata uang, bagian depan dan bagian belakang sangat berbeda demikianlaj perbedaan orang yang berhikmat dan orang yang bodoh. Hikmat pasti mendatangkan kebaikan sedangkan kebodohan mendatangkan keburukan. Kebodohan dalam nats ini dapat diartikan kesalahan atau dosa. Apa sajakan keburukan akibat kebodohan?
1. Menghancurkan reputasi/nama baik (ay1). Ibaratkan, jika ada seekor lalat yang mati dalam sebotol parfum yang harum maka keharuman parfum tersebut akan berubah menjadi berbau busuk. Demikianlah pula satu kebodohan, kesalahan, atau dosa dapat merusak hikmat yang tinggi atau kehormatan. Jadi, kesalahan kecil memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kebijaksanaan dan kehormatan yang banyak.
2. Tidak mawas diri (ay3). Seorang yang melakukan kebodohan, kesalahan atau dosa tampak dalam segala gerak-geriknya bahkan dikatakan dari cara berjalannya pun telah terlihat. Tetapi ay 3 mengatakan bahwa orang yang bodoh tidak mawas diri atau mengoreksi dirinya sendiri melainkan ia meneduh orang lain yang bodoh, melakukan kesalahan dan berdosa.
3. Jatuh karena perkataannya sendiri (ay 12). Setiap orang yang berhikmat pasti menarik, menyenangkan dan membuat ia dihormati, tetapi perkataan orang yang bodoh justru menjadi batu sandungan atau menjadi jerat bagi dirinya sendiri.

Marilah hati setiap umat Tuhan menujuh atau memilih ke kanan yaitu melakukan kebaikan. Jangan memilih ke kiri yaitu kejahatan dan kebodohan. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. jangan sampai karena, satu dosa atau satu kebodohan atau satu kesalahan dapat menghapus seluruh kebaikan yang dilakukan oleh seseorang sepanjang kehidupannya. Amin (SM)

Rabu, 13 September 2013(Pengkhotbah 8-9)
Pergunakanlah kesempatanmu

Pengkhotbah 9:1b, 12 “manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya. Karena manusia tidak mengetahui waktunya”

Pengkhotbah 9 berbicara mengenai nasib setiap manusia di dunia ini, yaitu bahwa setiap manusia tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupannya di kemudian hari serta manusia pun tidak pernah tahu kapan ajalnya tiba. Siapa pun itu orang baik atau pun orang jahat semuanya sama. Namun, pada ayat 4 menjelaskan bahwa selama hayat masih di kandung badan, maka masih ada harapan. Oleh karena itu pergunakanlah kesempatan yang Tuhan beri. Bagaimanakah cara menggunakan kesempatan (kehidupan) yang Tuhan beri?
1. Makan dan minum (ay 7). Makan dengan sukaria maksudnya dalam bahasa Ibrani ialah makanlah dengan kegembiraan/keriangan yang dari pada Tuhan asalnya, dan minumlah dengan hati yang senang artinya minumlah dengan kebaikan, kebajikan atau kesanggupan. Tuhan tidak melarang setiap orang untuk mengisi hidupnya dengan menikmati berkat Tuhan berupa makanan atau minuman bahkan dalam terjemahan BIS dikatakan bahwa Allah tidak berkeberatan, malahan Ia berkenan (ay 7b). Maka apapun berkat makanan atau minuman yang Tuhan berikan nikmatilah dengan tidak bersungut-sungut dan sesuai kemampuan.
2. Wajah cerah dan berseri (ay 8). Pakaian selalu putih dan kepala diberikan minyak dalam tradisi Yahudi menunjukan seseorang yang sedang bersukacita dan sebaliknya ketika seseorang mengoyakkan jubah atau bajunya serta menggunakan ikat pinggang menandakan bahwa ia sedang berkabung bdk. Kej 37:34.
3. Kualitas waktu (quality time) Bersama keluarga (ay 9). Menikmati hidup dapat dilakukan dengan menjaga mutu atau kualitas waktu ketika bersama keluarga.
4. Bekerja dengan kesungguhan (ay 10). Lakukan segala sesuatu dengan sekuat tenagamu artinya dengan sebaik-baiknya. Karena, ketika ajal telah tiba maka tidak ada penyesalan.

Demikanlah beberapa hal yang dapat dilakukan setiap umat Tuhan untuk menggunakan kesempatan yang telah Tuhan berikan. Untuk menikmati berkat Tuhan, bersukacita dalam segala hal, memelihara keluarga dan melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin. Amin (SM).

Kamis, 14 September 2017
Hikmat dan kebodohan
(Pengkhotbah 10:1-20)

Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri (ay 2)

Ibaratkan mata uang, bagian depan dan bagian belakang sangat berbeda demikianlaj perbedaan orang yang berhikmat dan orang yang bodoh. Hikmat pasti mendatangkan kebaikan sedangkan kebodohan mendatangkan keburukan. Kebodohan dalam nats ini dapat diartikan kesalahan atau dosa. Apa sajakan keburukan akibat kebodohan?
1. Menghancurkan reputasi/nama baik (ay1). Ibaratkan, jika ada seekor lalat yang mati dalam sebotol parfum yang harum maka keharuman parfum tersebut akan berubah menjadi berbau busuk. Demikianlah pula satu kebodohan, kesalahan, atau dosa dapat merusak hikmat yang tinggi atau kehormatan. Jadi, kesalahan kecil memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kebijaksanaan dan kehormatan yang banyak.
2. Tidak mawas diri (ay3). Seorang yang melakukan kebodohan, kesalahan atau dosa tampak dalam segala gerak-geriknya bahkan dikatakan dari cara berjalannya pun telah terlihat. Tetapi ay 3 mengatakan bahwa orang yang bodoh tidak mawas diri atau mengoreksi dirinya sendiri melainkan ia meneduh orang lain yang bodoh, melakukan kesalahan dan berdosa.
3. Jatuh karena perkataannya sendiri (ay 12). Setiap orang yang berhikmat pasti menarik, menyenangkan dan membuat ia dihormati, tetapi perkataan orang yang bodoh justru menjadi batu sandungan atau menjadi jerat bagi dirinya sendiri.

Marilah hati setiap umat Tuhan menujuh atau memilih ke kanan yaitu melakukan kebaikan. Jangan memilih ke kiri yaitu kejahatan dan kebodohan. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. jangan sampai karena, satu dosa atau satu kebodohan atau satu kesalahan dapat menghapus seluruh kebaikan yang dilakukan oleh seseorang sepanjang kehidupannya. Amin (SM)

Selasa, 26 September 2017
Kelahiran Raja Damai
Yesaya 9:1-6

Nats ini berbicara mengenai nubuata Yesaya bagi bangsa Israel akan hadirnya Raja Damai yang akan melepaskan mereka dari penghukuman akibat dosa melalui Raja Asyur. Nubuatan ini terjawab pada masa raja Hizkia yang takut akan Tuhan yang melenyapkan Raja Asyur. Namun, sesungguhnya nubuatan ini melebihi apa yang bangsa Israel pikirkan karena, nubuatan ini berkaitan dengan kelahiran Raja Damai yang sesungguhnya (ay5). Apa sajakah yang akan terjadi ketika Raja Damai sesungguhnya lahir?
1. Kelegaan (ay 1). Bangsa Israel merasakan kegelapan akibat penghukuman dosa oleh karena itu mereka sangat mengharapkan untuk melihat terang yang besar artinya mereka mengharapkan kelegaan. Demikian pula umat Tuhan sepanjang zaman menginginkan kelegaan dan kita telah memperolehnya melalui kelahiran Tuhan Yesus Kristus yang melepaskan kita dari belenggu dosa. Oleh karena, itu setiap orang yang telah menerima Kristus berarti telah menerima kelahiran Raja Damai yang membawa kelegaan dalam hidupnya.
2. Sukacita besar (ay 2). Hasil dari kelegaan adalah sukacita besar. Sukacita artinya kegembiraan atau kegirangan. Setiap orang yang telah menerima Kristus akan memperoleh hal ini. Dan sukacita yang diberikan oleh Raja Damai tidak sama dengan sukacita yang ditawarkan oleh dunia yang hanya sementara/semu.

Semua orang mengharapkan hari ini lebih baik dari pada hari kemarin oleh karena itu, marilah memberikan serta membuka hati kita untuk kelahiran Raja Damai yang sesungguhnya dengan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat kita dan jangan pernah kita melepaskan kepercayaan kita kepadanya meskipun kehidupan kita mengalami pergumulan yang berat. Karena hanya Dialah sumber kelegaan dan sukacita. Amin (SM)

Rabu, 27 September 2017
Upah Ketidakadilan
Yesaya 10:1-4

Sifat Allah adalah kasih dan adil. Kedua hal ini tidak dapat ditawar dan tidak akan pernah berubah. Oleh karena itu Allah tidak menyukai orang-orang yang berlaku tidak mengasihi dan tidak adil terhadap sesama. Karena kasih dan keadilan Allah adalah sempurna. Apa sajakah akibat dari ketidakadilan?
1. Tidak dapat membela diri (ay 3-4a). Pada hari penghukuman seorang yang melakukan ketidakadilan terhadap sesamanya tidak akan bisa melepaskan diri dari hukuman Tuhan. dijelaskan bahwa tidak ada orang yang akan menolongnya bahwa harta yang dimilikinya akan menjadi sia-sia dan akhirnya mereka akan diam saja tidak dapat melawan dan tewas Bersama-sama orang yang terbunuh.
2. Murka Tuhan tidak akan surut (ay 4b). Setelah kematian jasmani seperti poin pertama tidak mengakhiri murka Allah. “Tuhan masih mengancungkan jarinya” artina ialah ia masih akan menerima hukuman yang kekal.
Ketidakadilan mendatangkan celaka/kesengasaraan yang besar. Oleh karena itu. Marilah setiap orang percaya mengasihi dan menerapakan keadilan kepada sesama tanpa terkecuali. Amin (SM)

Kamis, 28 September 2017
Kedatangan Raja Damai
Yesaya 11:1-10 (pembacaan: Yesaya 11-12)

Dipasal sebelumnya Yesaya menubuatkan tentang kelahiran Raja Damai. Maka pada nats ini Yesaya menubuatkan tentang kedatangan Raja Damai. Yesaya menjelaskan bahwa Raja Damai yang akan datang memiliki Roh TUHAN dalam kehidupannya, kemudian roh hikamat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh engenalan dan takut akan Tuhan serta kesenangannya ialah takut akan Tuhan (ay 1-3).  Apa sajakah yang akan terjadi ketika Raja Damai datang?
* (ay 3b-5). Penghakiman yang diberikan oleh Raja Damai tidak sama seperti penghakiman yang diberikan oleh manusia. Penghakiman Raja Damai adalah penghakiman yang penuh dengan keadilan karena Raja Damai memiliki hikmat dan pengertian yang sempurna.
Kejahatan sirna (ay 9). Ay 6-8 menjelaskan bagaimana aka nada kedamaian antara manusia dan hewan buas sekalipun. Hal ini menunjukan bahwa tidak akan ada perbuatan jahat sekecil apapun ketika ia datang.

Marilah setiap orang percaya menantikan kedatangan sang Raja Damai dengan hidup takut akan Tuhan. karena kedatangannya akan memberikan penghakiman dan memusnahkan kejahatan. Amin (SM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelayanan Praktek 1 Tahun di GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia) Jemaat Curup

kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG Oktober 2017

Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)