Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)
UNGKAPAN
KASIH KEPADA TUHAN
Yohanes
12:1-8
Setiap individu memiliki caranya sendiri
untuk mengungkapkan kasih atau rasa sayangnya terhadap seseorang. Seperti orang
tua terhadap anak ia mengukapkan rasa sayangnya dengan mendidik dengan
memberikan perhatian bahkan memberikan teguran waktu anaknya salah. Demikian
pula pada nats ini Maria menunjukan kasih/ rasa sayangnya kepada Tuhan. Bagaimanakah uangkapan kasih Maria terhadap
Tuhan?
1.
Maria
mengurapi Tuhan (ay 3) : Kata diurapi pada nats ini muncul
dari kata meminyaki. Kata meminyaki ini dalam bahasa aslinya dapat
diartikan mengurapi (αλειφω aleipho
(al-i’-fo): to anoint). Dalam PL pengurapan dilakukan untuk menguduskan
seseorang atau suatu benda, misalnya Imam, Raja dan benda bait Allah sedangkan
dalam PB biasanya pengurapan dilakukan untuk menyembuhkan orang yang sakit dan
sebagai tanda kasih kepada orang yang masih hidup atau sudah mati. Pada nats
ini Maria menunjukan kasih sayangnya kepada Tuhan dengan mengurapinya. Maria
menyadari bahwa waktunya bersama-sama dengan Tuhan mungkin tidak lama lagi. Oleh
karena itu, ia mau melayani Tuhan dengan sepenuh hatinya dan dengan segala hal
yang dapat ia lakukan.
2.
Maria
tidak perhitungan (ay 4-5) : Minyak yang digunakan oleh Maria
untuk meminyaki Tuhan Yesus merupakan minyak Narwastu yang menurut Yudas
harganya 300 dinar. 1 dinar = upah pekerja dalam sehari maka 300 dinar sama
dengan upah pekerja selama 300 hari. Secara manusiawi tentu pendapat Yudas
dapat dibenarkan. Tetapi Tuhan melihat motivasi yang ada dalam diri Maria ia
tahu bahwa tindakan yang dilakukan oleh Maria ini untuk membuktikan bahwa ia
begitu mengasihi Tuhan, sedangkan Yudas memiliki motivasi terselubung dibalik
ungkapan kasihnya terhadap orang miskin tersebut. Sesungguhnya pada ayat 6
dikatakan bahwa “ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang
disimpan dalam kas yang dipegangnya”. Jadi, Yudas ingin mengambil uang dari
hasil penjualan minyak tersebut.
Sebagai orang percaya masa kini marilah
kita menunjukan hal yang sama seperti Maria. Ada banyak hal yang dapat
dilakukan untuk menunjukan kasih kita terhadap Tuhan, salah satunya seperti
yang dikatakan dalam Matius 25: 34-40, yaitu dengan memberi makan ketika Tuhan
lapar, memberi minum kerika Ia haus, memberikan tumpangan ketika Ia menjadi
orang asing dst… hal ini dapat dilakukan melalui orang-orang yang membutuhkan
uluran tangan kita tanpa memperhitungkan dan tanpa motivasi yang terselubung
seperti Yudas, Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
PERSATUAN
MENGHILANGKAN PERPECAHAN
Roma
1:10-17
Masalah tidak dapat dihindari, masalah
selalu ada termaksud ditengah-tengah jemaat. Dalam suatu gereja ada program
untuk mengganti pelayan Tuhan (pendeta) setiap 5 tahun sekali atau tergantung
ADRT gereja tersebut. Namun, terkadang yang menjadi masalah bukanlah ADRT dari
gereja tersebut, melainkan perselisihan di antara jemaat yang terkadang
berujung pada perpecahan. Dalam nats ini Paulus memberikan nasihat kepada
jemaat di Korintus yang berkaitan dengan perpecahan di antara jemaat Korintus. Apakah isi nasehat Paulus?
1. Nasihat untuk bersatu dan jangan ada
perpecahan (ay 10). Paulus menasihatkan jemaat Korintus agar
mereka seia sekata. Seia sekata artinya harus ada persesuaian dalam perkataan
sehinga tidak ada perbantahan diantara jemaat (FAYH). Paulus juga menasihatkan
dalam ayat 10 ini agar jangan ada perpecahan atau pembelaan, perpecahan; aliran
lawan, sobekan (σχισμα schism (skhis’-mah) dalam jemaat.
Ketidaksesuaian pendapat dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu Paulus
ingin agar jemaat di Korintus pada saat itu dan kita pada saat ini bersatu
dengan seia sekata.
2. Larangan untuk perselisihan (ay
11-16). Paulus menjelaskan pada ay 11-16 bahwa ia telah
mendengar telah terjadi perselisihan di tengah jemaat Korintus. Maka dalam
penjelasannya ini tersirat kerinduan Paulus untuk melarang terjadinya
perselisihan, percekcokan atau persaingan (ερις eris (er’-is) karena
Kristus pada intinya adalah satu. Hanya pelayannya saja yang berbeda-beda namun
isi pemberitaannya adalah sama.
3. Inti pelayanan adalah memberitakan
Injil (ay 17). Nasihat terakhir Paulus ialah ia
mengingatkan jemaat bahwa inti dari pelayanan yang dilakukan oleh dirinya atau
pun Apolos adalah sama yaitu memberitakan Injil. Paulus berharap agar
pemberitaan Injil yang telah mereka lakukan tidak menjadi sia-sia atau
pemberitaan injil jangan menjadi kosong atau tiada hasilnya (κενοω kenoo (ken-o’-o). karena, ulah jemaat yang berselisih paham.
Demikianlah jemaat Tuhan saat ini sudah
seharusnya mengambil hikmah dari nasihat Paulus ini. Bahwa siapa pun yang
melayani merupakan orang-orang yang dipakai Tuhan untuk mengabarkan Injil. Oleh
karena itu jangan memilih siapa yang menyampaikan injil atau melayani tetapi
lihatlah isi pemberitaannya. Amin, Tuhan Yesus memeberkati (Stella Mulalinda)
BEBERAPA
ORANG YANG BERJASA DALAM PELAYANAN PAULUS
Roma
16:1-16
Dalam melakukan suatu pekerjaan kita pasti
membutuhkan jasa orang lain untuk membantu kita. karena kita tidak dapat
melakukan segala sesuatu seorang diri. Dalam nats ini berisikan salam Paulus
kepada beberapa orang yang telah berjasa dalam pelayanannya. Apa sajakah jasa yang telah dilakukan
beberapa orang ini?
1.
Memberikan
bantuan kepada banyak orang dan Paulus (ay 1-2). Salah
satu nama yang disebutkan dalam nats ini ialah Febe. Ia merupakan salah seorang
yang telah berjasa dalam pelayanan Paulus. Ia telah melayani jemaat di Kengkrea
dan tidak hanya itu, ia bahkan telah memberikan banyak bantuan kepada
orang-orang kudus dan kepada Paulus. Dalam tafsiran Wycliffe dikatakan bahwa
Febe yang merupakan seorang diaken tidak hanya memberikan bantuan secara rohani
tetapi juga secara materi.
2. Rela berkorban (ay 3-7). Orang-orang
yang telah berjasa ini digolongkan sebagai orang-orang yang rela berkorban.
Dari ayat 3-7 setidaknya ada 3 tindakan mereka yang mencerminkan sikap rela
berkorban, yaitu mereka rela mempertaruhkan nyawa demi Paulus (ay 3) dalam BIS
dikatakan bahwa mereka hampir mati demi menyelamatkan Paulus, mereka bekerja
keras (πολυς polus (pol-oos’):
banyak, besar, sering) bagi orang kudus, artinya mereka tidak hanya melayani
Paulus tetapi semua orang percaya dengan memberikan tenaga meraka untuk
membantu (ay 6) dan rela dipenjara bagi Paulus.
3. Tahan uji (ay 10).
Beberapa orang ini pun telah terbukti memiliki iman dan kesetiaan yang
sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus. Dikatakan bahwa mereka telah tahan uji atau
dalam bahasa aslinya dikatakan telah terbukti tahan uji atau bertahan dalam
cobaan yang berat (δοκιμος dokimos (dok’-ee-mos).
4. Giat bekerja bagi pelayanan (ay 12). Dalam
ayat 12 dikatakan bahwa mereka telah bekerja “membanting tulang” bagi
pelayanan. Membanting tulang (κοπιαω kopiao
(kop-ee-ah’-o) artinya bekerja keras,
bersusah payah. Hal ini menunjukan bahwa mereka adalah orang yang giat bekerja
bagi pelayanan tanpa lelah bekerja bagi Tuhan.
Paulus begitu menghargai mereka karena
telah banyak jasa yang mereka lakukan baik bagi Paulus maupun bagi pekerjaan
Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
MEMBERI
DENGAN SUKACITA
2
Korintus 9:8-15
Dalam kamus bahasa Indonesia memberi
artinya menyerahkan (membagikan, menyampaikan) sesuatu dan dalam bahasa aslinya
memberi menggunakan kata δοτης dotes
(dot’-ace): giver, bestower yang artinya melimpahkan atau memberikan
berkatnya kepada seseorang. Pada intinya memberi berarti menyerahkan apa yang
seseorang miliki kepada orang lain. Rasul Paulus dalam nats ini mengajarkan
bahwa dalam memberi harus dengan sukacita. Mengapa
rasul Paulus mengajarkan memberi dengan sukacita?
1.
Karena,
ada hukum tabur tuai (ay 6). Hukum tabur tuai
merupakan prinsip yang diambil dari alam yang memiliki makna bahwa apa yang
telah seseorang lakukan itu juga yang akan diterimanya. Paulus berkata
“Camkanlah ini, orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga…” . Kata
Camkanlah dalam BIS dikatakan Ingatlah. Jadi, dalam nats ini Paulus tegas
mengingatkan jemaat Korintus bahwa ada hukum tabur tuai.
2. Karena, Allah sanggup melimpahkan
berkatnya (ay 8-12). Dalam ayat 8 Paulus berkata bahwa Tuhan
sanggup melimpahkan (περισσευω perisseuo (per-is-syoo’-o):
melampaui) berkatnya agar orang kudus berkecukupan (αυταρκεια autarkeia (ow-tar’-ki-ah) hal mencukupi keperluan
sendiri, swasembada; puas di dalam segala hal) dan berkelebihan (εχω echo including an alternate form σχεω scheo
(ekh’-o skheh’-o): mempunyai, memperoleh, memegang, memakai, menjaga,
mempertimbangkan) dalam pelbagai kebajikan (εργον ergon (er’-gon): pekerjaan,
perbuatan; tugas; buah pekerjaan). Bahkan di ayat 11 orang kudus akan diperkaya
dalam segala macam kemurahan hati (απλοτης haplotes
(hap-lot’-ace): sikap murah hati; ketulusan yang ikhlas;
kesetiaan dengan segenap hati).
3.
Karena,
dapat melimpahkan ucapan syukur kepada Allah (ay 12). Setiap
perbuatan baik yang dilakukan dapat melimpahkan ucapan syukur kepada Allah
artinya membuat banyak orang berterimakasi kepada Allah.
4.
Karena,
memberi dengan sukacita adalah karunia Allah (ay 15). Ayat
15 menunjukan bahwa memberi sukacita merupakan karunia yang Allah berikan.
Karena, tidak semua orang dapat memberi dengan sukacita. Ada orang yang memberi
dengang terpaksa dan bersungut-sungut.
Marilah sebagai orang
percaya kita memberi dengan sukacita. Karena, Allah sanggup mencukupkan setiap
kebutuhan umat-Nya dan biarlah kita dapat menjadi berkat bagi orang lain
sehingga mereka juga merasakan kebaikan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
MENDAPATKAN
PENGAKUAN
Galatia
2:1-10
Banyak orang saat ini yang begitu mudah
mengatakan bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan. Hal ini berbanding terbalik
dengan kehidupan para rasul. Dalam nats ini menceritakan tentang usaha rasul
Paulus sehingga ia juga diakui sebagai rasul (hamba/pelayan Tuhan) oleh para
rasul lainnya. Bagaimanakah usaha rasul
Paulus sehingga ia juga diakui sebagai rasul?
1.
Pengabdian
diri (ay 1). Rasul Paulus meskipun belum mendapatkan
pengakuan sebagai seorang rasul ia tetap setia melayani Tuhan. Ia melayani
Tuhan lebih dari 14 tahun lalu ia datang menemui para rasul lainnya. Itupun
karena ia mendapatkan suatu penyataan (αποκαλυψις apokalupsis (ap-ok-al’-oop-sis)
atau wahyu dari Allah (ay 2a). Rasul Paulus tidak mementingkan pengakuan dari
manusia tetapi ia mementingkan pengakuan dari Allah. Berbeda dengan para hamba
Tuhan masa kini yang tanpa pengabdian diri telah mengaku sebagai hamba/pelayan
Tuhan.
2.
Menunjukan
bukti pelayanan (ay 2). Rasul Paulus tidak hanya menunjukan
pengabdian dirinya tetapi ia juga menujukan bukti dari pelayanannya dengan
membentangkan atau memaparkan (ανατιθημι anatithemi
(an-at-ith’-em-ahee) Injil yang telah
diberitakannya. Karena, ia tidak mau bahwa usahanya menjadi percuma, hampa,
kosong, tangan kosong atau sia-sia (κενος kenos
(ken-os’).
3.
Tidak
mundur mengahadapi tantangan (ay 3-5). Untuk mendapatkan suatu
pengakuan bukan hal yang mudah ada banyak tantangan yang dihadapi. Seperti
Paulus ketika mengahadapi tantangan dari para saudara palsu yang
mempemasalahkan Titus yang tidak di sunat. Rasul Paulus menyadari niat buruk
para saudara palsu tersebut agar mereka terikat dan diperhamba oleh peraturan
Yahudi. Oleh karena itu ia tidak mundur, menyerah atau mengalah (εικω eiko (i’-ko) dan tidak tunduk, taat, takluk atau patuh (υποταγη hupotage (hoop-ot-ag-ay’) kepada mereka.
4.
Tidak
minder dengan pendahulu (ay 6-8). Dalam melayani Tuhan
Rasul Paulus bukanlah orang pertama tetapi sudah ada para pendahulu yakni para
rasul lainnya yang dianggap terpandang dan sebagai soko guru jemaat atau
pemimpin jemaat. Namun, Rasul Paulus tidak minder karena ia tahu bahwa Allah
tidak memandang muka.
4 hal inilah yang Rasul Paulus lakukan
hingga ia mendapatkan pengakuan dari para Rasul lainnya. Demikianlah seharusnya
yang dilakukan oleh orang yang ingin diakui sebagai hamba/ pelayan Tuhan yaitu
harus ada pengabdian diri, pembuktian, mampu melewati tantangan dan tidak
minder dengan para pendahulu atau senior. Amin (Stella Mulalinda).
DOA
PAULUS BAGI JEMAAT
Efesus
3:13-21
Doa ini diutarakan Paulus kepada Tuhan
agar jemaat yang bukan orang Yahudi tidak menjadi tawar hati atau khawatir (εκκακεω
ekkakeo or εγκακεω egkakeo (ek-kak-eh’-o eng-kak-eh’-o) melihat berbagai kesesakan yang ia
hadapinya karena kesesakan yang dihadapinya adalah suatu kemuliaan, kehormatan
atau kemegahan (δοξα doxa (dox’-ah) bagi mereka. Apakah isi doa Paulus bagi jemaat bukan
Yahudi?
1. Agar Tuhan menguatkan dan meneguhkan
mereka (ay 16-17). Paulus berdoa agar Tuhan berkenan untuk
menguatkan dan meneguhkan (διδωμι didomi
(did’-o-mee): memberi, mengaruniakan,
mempersembahkan, meyerahkan atau mengadakan) jemaat yang bukan Yahudi agar
mereka percaya sungguh-sungguh kepada Kristus dan tinggal di dalam kasih-Nya
meskipun mereka telah meilihat berbagai kesesakan yang dialami oleh Paulus.
2. Agar mereka dapat memahami dan
mengenal kasih Kristus (ay 18-19a). Paulus rindu agar seluruh
orang kudus dapat memahami, menangkap, menguasai atau merenggut (καταλαμβανω katalambano (kat-al-am-ban’-o) betapa lebar, panjang dan dalamnya kasih Allah
itu dan mereka dapat mengenal, mengerti atau mempelajari (γινωσκω ginosko (ghin-oce’-ko) kasih Allah itu meskipun dengan akal manusia yang
terbatas tidak dapat memahami sedalam-dalamnya.
3. Agar mereka dipenuhi dalam kepenuhan
Allah (ay 19b). Rasul Paulus ingin agar jemaat dipenuhi
dalam kepenuhan Allah artinya agar mereka dapat penuh, diisi, dilengkapi, atau
digenapi (πληροω pleroo (play-ro’-o) dengan kelimpahan kasih
Allah yang sempurna yang disediakan oleh Bapa surgawi bagi kita melalui Tuhan
Yesus Kristus..
Paulus tahu bahwa Allah dapat melakukan
jauh lebih besar dari apa yang umatnya doakan dan pikirkan dan ia juga
mengimani bahwa kuasa Tuhan bekerja di dalam umatnya. Karena itu, ia tidak ragu
menaikan ketiga pokok doa ini kepada Tuhan dan ia tahu Tuhan akan memberikan
jawaban yang terbaik untuknya dan untuk semua jemaat yang didoakannya. Amin,
Tuhan Yesus meberkati (Stella Mulalinda).
NASEHAT
PAULUS KEPADA JEMAAT FILIPI
Filipi
3:17-21, 4:1
Dalam surat Filipi ini Paulus memberikan
banyak nasihat kepada jemaat agar mereka tetap berjuang, bersatu, merendahkan
diri seperti Kristus dan sebelum mengakhiri surat ini Paulus kembali memberikan beberapa nasehat kepada mereka. Apakah nasihat Paulus kepada jemaat Filipi?
1. Agar mereka menuruti teladan yang
diberikannya dan orang lain yang telah meneladaninya (ay 17).
Dalam tafsiran Wycllife dikatakan bahwa pada waktu itu adanya orang-orang dengan cara hidup mereka
yang mengikuti hawa nafsu dan merusak keefektifitas Injil. Hal inilah yang
menyebabkan Paulus menasihati jemaat di Filipi untuk mengikuti teladannya serta
teladan orang-orang lain yang hidup sebagai warga negara kerajaan surga. Teladan artinya contoh tanda atau pola
(τυπος tupos (too’-pos). Pada ayat 18 Paulus mengingatkan mereka sambil menangis
bahwa ada banyak orang yang hidup sebagai seteru salib. Di mana yang menjadi
kesudahan mereka adalah kebinasaan. Oleh karena itu Paulus memberikan nasihat
ini kepada jemaat Filipi agar hal ini terjadi juga pada mereka.
2. Agar mereka berdiri teguh didalam
Tuhan (ay 1). Pada ayat ini rasul Paulus menunjukan
ungkapan kasih sayangnya kepada jemaat Filipi. Ada enam sebutan kasih sayang
yang disampaikan Paulus dalam ayat ini yaitu “saudara-saudara yang kukasihi,
yang kurindukan, sukacitaku, mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam
Tuhan, dan yang terakhir ialah saudara-saudaraku yang kekasih.” Nasihat kedua
Paulus ini terdapat pada sebutan kasih sayang yang kelima yaitu “berdirilah
juga dengan teguh dalam Tuhan.” Nasihat kedua Paulus ialah agar jemaat Filipi
yang dikasihinya tetap berdiri teguh di dalam Tuhan dalam bahasa aslinya ialah
στηκω steko (stay’-ko) yang artinya
berdirilah tegap.
Kedua nasihat ini sesungguhnya menunjukan
betapa rasul Paulus sungguh mengasihi jemaat di Filipi. Ia tidak ingin jemaat
di Filipi berujung pada kebinasaan. Oleh karena itu ia menasihati mereka agar
mereka menuruti teladan yang telah diberikannya dan orang-orang lainnya serta
ia menasihatkan agar mereka tetap berdiri teguh di dalam Tuhan agar mereka
tidak mudah disesatkan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
JANGAN
MENGHAKIMI
Yakobus
4:11-12
Yakobus melalui nats ini kembali membahas
tentang penyalahgunaan dalam berbicara. Yakobus menekankan di dalam nas ini bahwa
kepentingan sesama saudara dan kepentingan hukum tampaknya sama. Hukum yang
dimaksudkan disini ialah hukum taurat dari kata νομος nomos (nom’-os) oleh
karena itu, Yakobus ingin mengingatkan agar sebagai orang percaya jangan
menghakimi sesama saudara seiman. Mengapa
Yakobus memperingati jemaat agar jangan menghakimi sesama saudara seiman?
1.
Karena,
Orang yang mencela atau menghakimi sesamanya berarti tidak menuruti hukum
taurat.(ay 11). Pada ayat 11 dikatakan bahwa orang yang
memfitnah saudaranya atau menghakiminya ia berarti sedang mencela hukum dan
menghakiminya juga dan selanjutnya dikatakan bahwa mereka bukanlah penurut (ποιητης
poietes (poy-ay-tace’): pelaku, pembuat, pelaksana; pujangga) hukum
melainkan hakimnya. Memfitnah dalam bahasa aslinya ialah καταλαλεω katalaleo (kat-al-al-eh’-o) artinya memfitnah atau mencela, sedangkan kata
menghakimi dalam bahasa aslinya ialah κρινω krino (kree’-no) artinya
menghakimi, memutuskan, mencela, berpendapat, menganggap, menghukum. Maka dapat
disimpulkan bahwa alasan pertama mengapa Yakobus memperingati jemaat agar
jangan menghakimi ialah bahwa orang yang menghakimi saudaranya seiman berarti
ia bukanlah seorang penurut hukum atau pelaku hukum taurat melainkan ia adalah
hakimnya yang dapat menyatakan bahwa hukum itu benar atau salah. Padahal dalam
ayat 12b dikatakan siapakah engkau,
sehingga engkau mau menghakimi sesama manusia?
2. Karena, hanya Tuhanlah yang dapat
menghakimi manusia (ay 12). Di ayat ini dijelaskan
bahwa hanya ada satu pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa (δυναμαι dunamai (doo’-nam-ahee): dapat, mampu) menyelamatkan dan membinasakan yaitu
Tuhan. Orang yang menghakimi atau mencela sesamanya berarti ia sedang mengambil
alih posisi Tuhan. Ia tidak menyadari bahwa ia bukanlah siapa-siapa dihadapan-Nya.
Jadi, menghakimi seseorang bukanlah hak seorang manusia melainkan itu adalah
hak Tuhan.
Melalui dua alasan ini telah memberikan
jawaban mengapa Yakobus memperingati jemaat agar jangan menghakimi sesamanya.
Karena, orang yang menghakimi berarti orang yang tidak mentaati hukum Tuhan dan
berusaha mengambil hak atau posisi Tuhan. Sebagai orang percaya kita harus
ingat bahwa hanya Tuhanlah yang mampu atau dapat menghakimi seseorang. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
HIDUP
SEBAGAI HAMBA ALLAH (1)
1
Petrus 2:11-17
Kehidupan para jemaat penerima surat 1
Petrus ini diselimuti oleh berbagai kesusahan. Mereka berdukacita dalam
berbagai pencobaan. Oleh karena itu Petrus memberikan peringatan bahwa jemaat
harus hidup tanpa cela dengan cara hidup sebagai hamba Allah sebagai jawaban
atas penganiayaan yang mereka alami. Bagaimanakah
cara hidup sebagai Hamba Allah?
1. Menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging (ay 11). Kata menjauhkan diri
dalam bahasa aslinya ialah απεχομαι apechomai
(ap-ekh’-om-ahee) artinya berpantang.
Sedangkan kata keinginan-keinginan dalam ayat ini diartikan επιθυμια epithumia (ep-ee-thoo-mee’-ah) artinya keinginan, hasrat, kerinduan, nafsu.
Kata daging diartikan tidak dibawah kuasa roh kudus, fana atau jasmani dari
kata σαρκικος sarkikos (sar-kee-kos’) akar katanya ialah σαρξ sarx (sarx) yang artinya daging, badan fisik; sifat manusia, keturunan
duniawi, silsilah lahir. Maka cara pertama agar hidup sebagai seorang hamba
Allah ialah dengan berpantang dari kerinduan, nafsu atau hasrat hidup duniawi
yang tidak hidup dibawah kuasa Roh Kudus. Dalam Galatia 5:17 mengatakan bahwa
keinginan daging bertentangan dengan keinginan Roh.
2. Memiliki cara hidup yang baik (ay 12,
15). Pada waktu itu Petrus mengingatkan jemaat agar mereka
memiliki cara hidup (αναστροφη anastrophe
(an-as-trof-ay’): kelakuan, prilaku)
yang baik ditengah orang-orang yang belum diselamatkan itu. Sehingga apabila
mereka difitnah sebagai orang-orang yang durjana (κακοποιος kakopoios (kak-op-oy-os’) atau pembuat kejahatan. Maka dari perbuatan baik itu
mereka yang belum diselamatkan dapat memulikan Allah pada hari Ia melawat,
memilih, mengunjungi/ memperhatikan mereka. (επισκοπη episcope (ep-is-kop-ay’)
dari akar kata επισκεπτομαι episkeptomai
(ep-ee-skep’-tom-ahee) dan dapat
membungkan kepicikan orang yang bodoh.
3. Tunduk kepada semua lembaga manusia
karena Allah (ay 13-14). kata tunduklah (υποτασσω hupotasso
(hoop-ot-as’-so) yang dimaksudkan oleh Petrus ialah menundukan diri,
merendahkan diri atau dalam arti pasif ialah takluk kepada semua lembaga manusia
yaitu hukum negara atau penguasa manusia. Bukan atas kehendak jemaat melainkan
atas kehendak Allah.
Cara
hidup sebagai hamba Allah dapat diwujudkan dengan berpantang terhadap hasrat
duniawi, berperilaku yang baik dan takluk terhadap hukum negara dan masih ada
dua hal lagi yang dapat dilakukan yang dijelaskan dalam renungan selanjutnya.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
HIDUP
SEBAGAI HAMBA ALLAH (2)
I
Petrus 2:11-17
Jemaat yang menerima surat ini ialah
jemaat yang mengalami kesengsaraan dalam mengikuti Kristus. Petrus mengetahui
bahwa satu-satunya jawaban terhadap mereka ini adalah cara hidup yang baik,
yaitu cara hidup yang membuat orang yang memusuhi mau tidak mau mengeluarkan
pujian hal ini dapat dilakukan dengan hidup sebagai hamba Allah. Maka pada
bagian ini akan menjelaskan tentang dua hal lainnya tentang, Bagaimanakah hidup sebagai hamba Allah?
4. Hidup sebagai orang yang merdeka dan
jangan menggunakan kemerdekaan untuk melakukan kejahatan (ay 16). Cara selanjutnya ialah dengan hidup sebagai orang
merdeka atau orang yang bebas (ελευθερος eleutheros
(el-yoo’-ther-os). Dalam tafsiran
Wycllife dijelaskan bahwa pengendalian diri yang merupakan hasil penguasaan Roh
Kudus merupakan satu-satunya dasar yang kokoh bagi kebebasan. Kemudian Petrus
melarang jemaat untuk menggunakan kemerdekaan atau kebebasan yang telah Tuhan
berikan untuk melakukan kejahatan atau kesusahan (κακια kakia (kak-ee’-ah).
Melainkan hiduplah sebagai hamba (budak) Allah. Orang yang dikuasai sepenuhnya
oleh Allah merupakan orang yang merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Allah
kemudian mengerjakan di dalam diri orang tersebut kerelaan untuk melakukan
kehendak-Nya.
5. Menghormati, kasihilah semua orang
dan takutlah terhadap Allah (ay 17). Dalam tafsiran Wcllife kata
yang diterjemahkan untuk hormatilah terkait dengan kata "mahal," dan
menunjukkan penghargaan tinggi orang Kristen terhadap kepribadian seseorang.
Kata untuk kasihilah menunjuk kepada kasih ilahi yaitu agape. Dalam bahasa aslinya kata menghormati artinya memuliakan (τιμαω
timao (tim-ah’-o). Petrus juga mengingatkan jemaat agar hidup takut akan
Allah. Kata takut artinya menghormati, gentar (φοβεω phobeo (fob-eh’-o).
Jika
semua orang percaya mampu melakukan semua cara yang dianjurkan oleh Petrus maka
mereka pun dapat hidup sebagai hamba Allah. Secara keseluruhan ada 5 cara yang
Petrus berikan yaitu Dalam renungan sebelumnya (bagian 1) telah dijelaskan
tentang tiga cara agar dapat hidup sebagai hamba Allah yaitu dengan berpantang
terhadap hasrat duniawi, berperilaku yang baik dan takluk terhadap hukum
negara. Maka dalam renungan ini du acara selanjutnya ialah dengan menggunakan
kebebasan yang Tuhan berikan dengan sebaiknya dan menghormati, mengasihi semua
orang dan menghormati Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
Komentar
Posting Komentar