Akhirnya Sekolah di Sekolah Teologi

Akhirnya Sekolah di Sekolah Teologi

Panggilan untuk menjadi seorang hamba Tuhan sebenarnya sudah saya rasakan ketika saya masih kecil. Tetapi hanya sebatas cita-cita saja. Berjalannya waktu cita-cita saya pun berubah-ubah. Hingga pada akhirnya saya menetapkan hati untuk dibentuk dan dipersiapkan untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Hingga saat ini pun saya tetap meyakini setiap hal terjadi dalam hidup saya juga merupakan proses Tuhan dalam pembentukan saya.

Saya ingin menceritakan bagaimana pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk dibentuk Tuhan di sekolah Teologi.

Pada awalnya ketika lulus dari SMA saya ingin melanjutkan kesalah satu Universitas di Palembang. Saya telah mempersiapkan diri untuk mendaftar dan formulir serta uang untuk pendaftaranpun telah disiapkan. Tetapi ada sesuatu hal yang terjadi yang pada akhirnya mengurungkan niat saya untuk mendaftarkan diri kesalah satu universitas tersebut. Pada saat itu ayah saya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit dengan biaya yang cukup besar bahkan setelah keluar rumah sakitpun biaya yang dibutuhkan untuk proses pemulihan masih besar.

Pada akhirnya saya memutuskan untuk mengurungkan niat saya tersebut. Pada saat itu saya sangat kecewa terhadap orang tua, bahkan terhadap Tuhan. Karena, saya sudah memiliki rencana-rencana yang menurut pandangan saya itu baik. Dalam masa-masa tersebut saya seperti orang yang uring-uringan.Saat itu saya merasa sedikit gengsi karena teman-teman saya sudah berkuliah sedangkan saya hanya dirumah saja.

Pada akhirnya orang tua saya (mama) menawarkan kepada saya untuk pulang dulu kekampung untuk berlibur dan jika saya mau tinggal disana. Ketika itu saya langsung memutuskan untuk pulang ke kampung (Sanger) orang tua saya.

Kami tiba di Manado dan singgah dirumah saudara lalu kami melanjutkan untuk kekampung. Saat itu ada saudara saya yang bekerja di salah satu restoran Fast food di kota Bitung sekitar 2-3 jam perjalanan dari Manado. Ketika saya dan mama saya masih dikampung saudara saya itu menghubungi saya untuk menawarkan pekerjaan di kota Bitung. Saya pun langsung mengiyakan.

Saat itu kami langsung pulang dari kampun ke Manado lalu melanjutkan perjalanan di Bitung utuk mencari tempat tinggal setelah semuanya beres saya langsung tinggal disana dan orang tua saya kembali lagi ke Manado.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengurus persyaratan, saya pun langsung bekerja sebagai kasir. Masa-masa awal memang terasa sulit tetapi saya tetap menjalaninya. Ada banyak tantangan dalam pekerjaan yang saya alami, antara lain harus tinggal dan mengurus diri sendiri, karena masih baru dan belum tau apa-apa saya sering dimarah oleh senior ataupun atasan, belum lagi kendala bahasa karena saya sudah lama tinggal di Palembang, dan masih banyak hal yang saya alami disana, ya setelah beberapa waktu disana saya sempat mempunya pacar dan putus hehe... sempat mengalami sakit hati... tetapi semua pengalaman saya di sana karena jauh dari orang tua dan keluarga membuat saya merasa bahwa tidak ada yang dapat saya andalkan. Namun, pada saat-saat sulit itu membuat saya rindu untuk mencari Tuhan.

Ketika saya mendapatkan off atau libur dihari minggu saya memutuskan untuk mencari gereja terdekat dimana saya dapat beribadah. Saya sempat mengalami pengalaman yang lucu ketika itu saya tiba disalah satu gereja didekat tempat saya kost, ketika saya masuk gereja itu saya langsung duduk dan bersaat teduh. Disana pun ada banyak jemaat yang sedang bercengkrama... ketika saya selesai berdoa... salah seorang jemaat mendekati saya lalu mengatakan bahwa ibadah telah selesai karena gereja tersebut mengadakan ibadah pagi... hahaha malangnya nasib ku hehe rasa malu menyelimuti saya pada waktu itu, lalu saya segera berpamitan... karena saya orang baru ditempat tersebut saya bingung harus kemana.

Dalam perjalanan saya berdoa di dalam hati, saya katakan kepada Tuhan bahwa Tuhan jika Engkau ingin aku beribadah Engkau pasti akan mengantarkan saya kegereja lain. Ketika saya berjalan ternyata tidak jauh dari gereja yang saya datangi untuk pertama kali saya melihat ada gereja dan saya pun beribadah ditempat tersebut dan selama saya bekerja di Bitung gereja tersebutlah menjadi tempat saya beribadah dan bersyukurnya lagi gereja tersebut ada dua kali jam ibadah pagi dan sore. Jadi ketika saya masuk kerja pagi saya dapat bergereja sore demikian pula sebaliknya.

Digereja tersebut dalam ibadah terkadang saya menangis dan mengadu kepada Tuhan tentang pergumulan yang saya hadapi... bulan demi bulanpun berlalu... saya merasakan pertolongan Tuhan saya mulai bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab saya di pekerjaan, saya mulai mendapatkan teman ya senior saya yang tadinya tidak bersahabat akhirnya kami dapat bersahabat demikian pula dengan atasan saya menjadi jauh lebih baik dan pada akhirnya saya merasakan seperti mendapatkan keluarga baru disana. karena, saya anak jauh dari orang tua semua teman-teman ditempat kerja saya memberikan perhatian kepada saya seperti keluarga.

saya sempat beberapakali pindah tempat kost, karena satu dan lain alasan tetapi saya merasa bersyukur bahwa Tuhan selalu melindungi saya dan menyertai saya. saya mendapatkan tetangga yang baik dan ibu kost yang baik pula.

Singkat cerita selama saya bekerja dan mulai menikmati apa yang saya kerjakan... kesehatan orang tua saya pun Tuhan pulihkan... saat itu ayah saya mulai sehat dan dapat bekerja kembali dan keadaan ekonomi keluarga mulai membaik lagi... saat itu saya bercerita kepada orang tua saya bahwa saya ingin berhenti bekerja dan melanjutkan untuk sekolah di sekolah teologi. dan puji Tuhan keluarga saya pun mendukung.

Setelah mencari sekolah Teologi yang ingin saya masuki, pada akhirnya diputuskan untuk sekolah di sekolah teologi yang ada di Palembang. Dengan alasan agar dapat dekat dengan orang tua. akhirnya saya pulang dari Bitung ke Manado lalu ke Palembang. setelah beberapa bulan menunggu akhirnya saya masuk di sekolah Teologi....

Ketika saya masuk di sekolah Teologi dan melihat keadaan saya beberapa tahun sebelumnya, akhirnya saya mengerti mengapa Tuhan mengizinkan Ayah saya sakit ketika saya lulus SMA saat saya akan mendaftarkan diri kesalah satu universitas di Palembang, lalu kenapa saya harus pulang kampung ke Sanger dan Manado dan kenapa saya bisa bekerja di Bitung.

Ketika dalam perenungan saya pada akhirnya saya mengerti apa maksud Tuhan, ternyata keinginan saya untuk menjadi hamba Tuhan itu tidak hanya sekedar cita-cita masa kecil tetapi itulah suatu panggilan Tuhan bagi saya. dan semua hal yang saya alami adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan saya masuk di sekolah Teologi.

Saya berfikir jika saya lulus SMA ayah saya tidak sakit mungkin saya sudah berkuliah diuniversitas yang saya idam-idamkan, lalu jika saya tidak pulang kampung dan bekerja saya tidak akan belajar bagaimana hidup mandiri dan ketika saya jauh dari keluarga dan orang tua saya pasti tidak akan pernah merasakan bagaimana ketika harus hidup dengan mengandalkan Tuhan seutuhnya. Ternyata semua pengalaman yang saya pikir mengecewakan justru mendatangkan kebaikan bagi saya.

Yer 29:11  Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,

Rm 11:33  O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

Pikiran dan rencana saya terbatas tetapi rancangan Tuhan dan pikirannya sungguh tak terselami dan pasti mendatangkan kebaikan. Itulah yang saya rasakan....

Bagi teman-teman yang membaca blog ini, mungkin teman-teman pernah mengalami hal yang sama dengan saya atau teman-teman sedang merasakan hal yang sama, satu hal yang saya tahu dari pengalaman saya... saya menyakini bahwa Rancangan Tuhan dalam kehidupan kita tidak akan pernah gagal dan selalu mendatangkan kebaikan. Jadi, Jangan gunakan pikiran dan rancangan kita tapi marilah kita membuka hati pada rancangan dan kenhendak Tuhan dalam kehidupan kita. Amin ^_^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelayanan Praktek 1 Tahun di GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia) Jemaat Curup

kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG Oktober 2017

Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)