Kumpulan Renungan Semester X Part 3 (STTIP)
KEJAHATAN
YERUSALEM
Yehezkiel
22:1-31
Tuhan berfirman kepada Yehezkiel agar ia
menyampaikah hukuman Tuhan kepada orang Israel yang berada di Yerusalem. Tuhan
membongkar tindakan keji/ dosa yang telah dilakukan oleh mereka (ay 2). Apakah dosa-dosa yang telah diperbuat oleh
Yerusalem?
1. Penyembahan berhala dan tidak beriman
(ay 3,8, 12). Dosa pertama yang dilakukan Yerusalem
ialah melupakan Tuhan dengan menyembah berhala dan tidak menguduskan hari
sabat. Hal ini merupakan dasar/ akar dari segala dosa yang dilakukan oleh
mereka. Melupakan Tuhan bahasa aslinya שׁכח shakach
or שׁכח shakeach ( shaw-kakh’
shaw-kay’- akh): to forget, ignore, wither artinya mengabaikan, tidak
mengindahkan, menghina.
2.
Pembunuhan
yang terjadi di seluruh Yerusalem (ay 2-4,6,9,12,13,27). Orang
Israel menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah. Dalam terjemahan BIS
dan FAYH kata kiasan mencurahkan/ menumpahkan darah diterjemahkan dengan kata
membunuh.
3.
Kekejaman
dipraktikan (ay 7,9,12). Kekejaman yang dilakukan oleh orang
Israel ialah menghina orang tua, memeras orang asing, menindas anak yatim dan
janda, memfitnah, menerima suap, mengambil riba, memeras dan masih banyak lagi
kejahatan yang dilakukan oleh mereka. Hukum Tuhan yang ke lima ialah harus
menghormati ayah dan ibu, tetapi hal ini justru dilanggar oleh orang Israel,
mereka justru menghina orang tuanya. Menghina dalam bahasa aslinya קלל qalal (kaw-lal): to be slight yang dapat
diartikan meremehkan, melalaikan, menganggap enteng.
4.
Membiarkan
perbuatan dursila dan inses (ay 9-11). Orang Israel membiarkan
tindakan dursila yaitu kemesuman atau inses[1] seolah-olah hal tersebut
merupakan suatu tindakan yang biasa dilakukan. Kemesuman artinya maksud/
rencana jahat, muslihat, kenakalan dari kata
זמה zimmah or זמה zammah
(zim-maw’ zam-maw’): plan, device, wickedness, evil plan,
mischievous purpose. Beberapa tindakan kemesuman yang
dilakukan orang Israel ialah menggoda atau meniduri istri ayahnya, dan wanita
pada waktu haid/ cemar kain, meniduri/ berzinah dengan istri sesamanya,
menantunya atau adiknya dari lain ibu.
Semua
dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel ini menyebabkan mereka menerima hukuman
dari Tuhan (ay 21-22). Demikianlah setiap orang yang melakukan dosa akan
menerima hukuman Tuhan oleh karena itu bertobatlah sebelum semuanya terlambat.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TUHAN
YANG TIDAK PERNAH LUPA
Yehezkiel
29:17-21
Nats ini bebicara mengenai tindakan Tuhan
terhadap raja Babel (Nebukadnezar), bangsa Israel dan Yehezkiel yang sekaligus
menunjukan karakter Tuhan bahwa Ia tidak akan pernah lupa dan melalaikan
apapun. Apakah yang tidak Tuhan lupakan/
lalaikan ?
1.
Jeripayah
raja Babel yang sudah bekerja bagi-Nya (ay 20). Tuhan
memberikan tanah Mesir kepada Nebukadnezar sebagai pahala atas pekerjaan yang
dikakukannya dengan memberikan segala kekayaan bahkan segala hal yang ada di Mesir.
Tuhan tetap mengingat jeripayah raja Babel yang telah bekerja bagi Tuhan.
Pahala dalam bahasa aslinya (פעלה pa‘ullah
(peh-ool-law’): work, recompense, reward)
berarti membalas jasa, ganjaran, upah. Maka hal pertama yang Tuhan tidak pernah
lalaikan ialah membalas jasa bagi orang yang melakukan kehendak-Nya.
2.
Memulihkan
kekuasaan Israel (ay 21). Pada ayat 21 Tuhan akan menumbuhkan
tanduk bagi kaum Israel. Dalam bahasa aslinya tanduk yang dimaksudkan disini
ialah tanduk yang ada pada kambing dan hewan yang bertanduk lainnya (קרן qeren (keh’- ren):horn of goat). Tetapi
sesunguhnya yang Firman Tuhan maksudkan disini ialah bahwa Tuhan akan kembali
memulihkan kekuasaan Israel (bdk. 1 Sam. 2:1,10) dimana dalam tafsiran Wycliffe
dikatakan bahwa dinasti Daud akan dipulihkan. Jadi, hal ke dua yang tidak
pernah Tuhan lalaikan/ lupakan yaitu janji-Nya terhadap bangsa Israel secara
khusus kepada Daud dan keturunannya.
3.
Membuat
Yehezkiel dapat berbicara (ay 21). Kehidupan Yehezkiel
menjadi lambang bagi kehidupan bangsa Israel. Demikian pula ketika Tuhan
membuat Yehezkiel bisu dan akhirnya membuat dia dapat berbicara kembali.
Menurut tafsiran Wycliffe sesungguhnya Tuhan sedang memakai Yehezkiel sebagai
lambang pembuktian atas kata-kata nabi kepada sesama orang-orang buangan (bdk.
Yeh 16:63), bahwa penghakiman ilahi akan diikuti oleh pengharapan baru. Oleh
karena itu, hal ke tiga yang tidak pernah Tuhan lalaikan atau lupakan ialah
penggenapan dari setiap nubuat yang disampaikan-Nya melalui para nabi atau
utusan-Nya.
Berdasarkan
teks ini setidaknya ada tiga hal yang tidak akan Tuhan lupakan atau lalaikan
yaitu membalas jasa orang yang telah bekerja bagi-Nya, menepati setiap
janji-Nya serta menggenapi firman yang dikatakan-Nya melalui hamba-hamba-Nya
konteks pada masa itu melalui para nabi-Nya. Maka sebagai orang percaya
seharusnya tidak perlu kuatir lagi. Karena, Tuhan tidak akan pernah lupa atau
lalai. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
PRINSIP
IMAN
Daniel
3:16-18
Prinsip iman bagi orang Kristiani ialah
“Apapun yang terjadi tetap mengikut Tuhan”. Prinsip iman inilah yang diterapkan
oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika mereka melanggar titah raja untuk
menyembah patung buatannya (ay 1). Akhirnya mereka dihukum dimasukan ke dalam
perapian yang menyala-nyala. Namun, hal ini tidak menggoyahkan iman mereka. Apakah hasil dari tindakan iman Sadrakh,
Mesakh dan Abednego?
1.
Mereka
melihat mujizat Tuhan (ay 24-27). Pada ayat 18 Sadrakh, Mesakh dan Abednego begitu
tegas dengan prinsip iman mereka bahwa tidak akan pernah memuja Allah yang
lain, meskipun mereka harus menerima hukuman yang berat akan hal tersebut
bahkan meskipun Tuhan tidak melepaskan atau membebaskan (שׁזב shazab (shez-ab): deliver)
mereka dari hukuman itu mereka pun bersedia mati demi Tuhan. Prinsip yang
mereka pegang akhirnya menghantarkan mereka pada mujizat Tuhan. Ketika mereka
dicampakan ke dalam perapian yang telah dipanaskan 7 kali lipat (ay 19), Tuhan
menyelamatkan mereka, pada ayat 20 dikatakan bahwa tubuh mereka tidak mempan
oleh api, rambut mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah bahkan bau
kebakaran pun tidak ada pada diri mereka.
2.
Nama
Tuhan dimuliakan (ay 28-29). Ketika raja Nebukadnezar
melihat mujizat yang terjadi dalam diri Sadrakh, Mesakh dan Abednego ia memuji
Tuhan ay 28 katanya “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego”, Jika
dilihat dalam bahasa aslinya kata Terpujilah artinya merestui atau berlutut (ברך
barak (ber-ak): to bless, kneel).
Prinsip iman yang dipegang Sadrakh, Mesakh dan Abednego membuat nama Tuhan
dimuliakan.
3.
Mereka
memperoleh kedudukan (ay 30). Setelah melewati
tantangan yang besar demi mempertahankan iman mereka akhirnya Sadrakh, Mesakh
dan Abednego menerima hal yang sebenarnya diluar pemikiran mereka yakni
kedudukan yang tinggi, dalam bahasa aslinya ialah menjadi makmur (צלח tsalach (tsel-akh): prosper).
Belajar
dari prinsip iman yang dimiliki oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa ketika
mereka berani mengambil resiko demi mempertahankan iman mereka maka Tuhan pun
menyatakan mujizatnya atas mereka, dan melalui tindakan iman mereka nama Tuhan
disembah dan dimuliakan bahkan hal yang tidak terpikirkan oleh mereka Tuhan
berikan yakni mereka memperoleh kedudukan tinggi di wilayah Babel. Maka sebagai
orang Kristiani sudah seharusnya meneladani tindakan mereka. Apapun yang
terjadi tetap ikut Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BUAH
KETAATAN
Daniel
6:1-29
Daniel adalah seorang yang memiliki roh
yang luar biasa oleh karena itu ia melakukan pekerjaannya lebih baik dari para
pejabat dan wakil raja pada masanya. Namun, kebaikan yang dilakukan oleh Daniel
ini justru membuat para pejabat lainnya mencari alasan untuk mendakwanya.
Mereka menjebak raja Darius untuk mengeluarkan larangan untuk menaikan
permohonan kepada siapa pun selain kepada raja. Hal inilah yang membuat Daniel
harus dilemparkan ke dalam gua singa, karena Daniel taat berdoa serta memuji
Tuhan (ay 11). Apakah tindakan Tuhan terhadap Daniel?
1. Tuhan membuat Raja berusaha
menolongnya (ay 19). Pada ayat 15 setelah raja Darius
mengetahui bahwa Daniel telah melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri. Ia
merasa sangat sedih dan mencari jalan untuk melepaskan Daniel, hingga matahari
masuk ia tetap berusaha untuk menolong dalam bahasa aslinya dikatakan bahwa
raja bekerja keras atau berjuang keras (שׁדר shadar
(shed-ar): to struggle, strive)
untuk menolong Daniel dan raja pun berpuasa semalam-malaman karena
memikirkan hal yang menimpa Daniel (ay 19). Tuhanlah yang menggerakan hati raja
untuk berjuang keras agar Daniel dapat dilepaskan dari hukuman yang tidak harus
ditanggungnya.
2. Tuhan mengatupkan mulut singa (ay 23).
Meskipun perjuangan yang dilakukan raja Darius tidak dapat membebaskan Daniel.
Tuhan tetap memberikan jalan keluar lainnya. Ia mengutus malaikatnya untuk
mengatupkan/ menutup/ mengunci (סגר cagar
(seg-ar): to shut) mulut singa-singa itu. Maka setelah Daniel keluar dari
gua singa tidak terdapat luka apa-apa padanya, inilah jawaban dari harapan dan
doa Daniel maupun raja Darius.
3.
Tuhan
membuat nama-Nya dimuliakan dan dihormati serta Daniel memperoleh kedudukan
tinggi (ay 26-28). Pada ayat 27 raja Darius bersaksi bahwa
hanya Allahnya Daniel yang hidup kekal selama-lamanya dan Daniel pun memperoleh
kedudukan tinggi/ kemakmuran ((צלח tsalach
(tsel-akh): prosper).
Meskipun
ada banyak tantangan yang harus dihadapi, anak-anak Tuhan harus mampu bertahan
sebab Tuhan mengasihi setiap orang yang setia/ taat kepadanya. Seperti Daniel
yang tidak pernah mengurangi sedikit pun waktunya untuk berlutut, memuji dan
berdoa dihadapan Tuhan. Maka ketika persoalan datang Tuhan menggerakan hati
raja Darius untuk menyelamatkannya dan meskipun gagal Tuhan tetap memberikan
jalan keluar lainnya bahkan pada akhirnya Daniel menerima kedudukan tinggi di
zaman pemerintahan Darius. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
DASAR
KESETIAN IALAH KASIH
Hosea
3:1-5
Tuhan memakai kehidupan Hosea sebagai
gambaran dari kehidupan bangsa Israel. Bangsa Israel yang selalu meninggalkan
Tuhan namun Tuhan tetap setia dan tidak pernah meninggalkan mereka bahkan Tuhan
tetap mengasihi mereka. Bagaimanakah
bukti kasih Tuhan yang digambarkan dari kehidupan Hosea?
1. Hosea harus mencintai isterinya yang
suka bersundal dan berzinah (ay 1). Pada ayat 1 Tuhan
berfirman kepada Hosea “Pergilah lagi, cintailah/ kasihilah (אהב ‘ahab or אהב ‘aheb (aw-hab’ aw-habe’): to love) perempuan yang suka bersundal dan
berzinah, seperti Tuhan juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling
kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis”. Ayat ini menggambarkan
kesetiaan Hosea terhadap isterinya yang telah berulang kali bersundal dan
berzinah, seperti kesetiaan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan bangsa Israel
meskipun mereka telah berulang kali berpaling dari Tuhan. Kata berpaling dapat
pula diartikan berubah, beralih, berbelok (פנה panah (paw-naw): to turn).
2.
Hosea
harus membayar harga untuk mencintai istrinya (ay 2). Ketika
Hosea menjemput kembali isterinya ia harus membayar lima belas syikal perak dan
satu setengah homer jelai. Jika menggunakan perhitungan yang berlaku pada saat
ini 1 syikal =11,4 gr maka 15 syikal perak = 171 gr perak. Harga 1 gr perak ±
Rp. 30.000 maka harga 136,8 gr perak ialah Rp. 5.130.000,- dan 1 homer = 10 efa
atau ± 360 liter, 1½ homer jelai = 540 liter jelai jika harga 1 liter jelai Rp.
10.000,- maka harga 540 liter jelai = Rp. 5.400.000,-. Jadi, jika dijumlahkan
maka Hosea harus membayar Rp 10.530.000,- untuk menebus isterinya yang telah
meninggalkannya untuk bersundal dan berzinah. Hal ini tidaklah sebanding dengan
perbuatan yang dilakukan oleh isterinya tersebut. Demikian pula Tuhan membayar
harga untuk menebus kesalahan umat Israel pada masa lalu dan umat Israel rohani
pada masa kini. Ia harus merelakan anak-Nya yang tunggal sebagai korban tebusan
bagi dosa umat-Nya karena Ia begitu mengasihi umat-Nya dan kasih inilah yang
menjadi dasar kesetiaan Tuhan sehingga Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya
yang telah berdosa.
Dari dua bukti tindakan Hosea yang juga
menggambarkan kesetian Tuhan. Maka sebagi umat Tuhan sudah seharusnya menyadari
setiap kesalahan dan segera kembali kepada Tuhan. Karena, Tuhan bergitu
mengasihi umat-Nya dan telah membayar banyak harga untuk menebus umat-Nya. Amin
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
IMAN
YANG BESAR
Matius
15:21-28
Dalam perjalanan Tuhan Yesus ke
daerah Tirus dan Sidon datanglah seorang perempuan Kanaan yang anaknya
kerasukan setan, ia memohon Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya dan setelah
melalui percakapan dengan perempuan Kanaan ini Tuhan Yesus pun mengakui bahwa
iman yang dimiliki oleh ibu ini ialah iman yang besar dan ketika itu pun
anaknya menjadi sembuh (ay 28). Bagaimanakah
memperoleh iman yang besar?
1. Dengan kesabaran (ay 22-23).
Tuhan berkata dalam ayat 28 “Hai ibu, besar imanmu”, kata “besar” pada ayat ini
artinya dasyat, jago, juara, hebat, tinggi, keras, kuat penting (μεγας megas (meg’-as): great). Ibu atau
perempuan Kanaan ini mendapatkan pujian atau pengakuan dari Tuhan Yesus akan imannya
karena ia memiliki kesabaran. Ay 22-23 menunjukan bagaimana perempuan ini harus
bersabar ketika Tuhan Yesus sama sekali tidak memberikan jawaban atas
permohonannya. “tidak menjawab” artinya tidak membalas, melanjutkan, berkata (αποκρινομαι
apokrinomai (ap-ok-ree’-nom-ahee):
answer) dengan kata lain Tuhan Yesus tidak memperdulikannya.
2. Dengan kegigihan “Tahan uji” (ay 23-25).
Ketika perempuan Kanaan ini tidak diperdulikan oleh Tuhan ia tetap tahan uji
dengan menunjukkan kegigihannya mengikuti Tuhan. Hal ini terlihat pada ay 23
para murid akhirnya datang meminta kepada Tuhan Yesus agar mengusir perempuan
tersebut. Dikatakan bahwa “ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak”,
berteriak-teriak artinya berteriak dengan suara parau, jeritan, pekik, raungan,
tangisan (κραζω krazo (krad’-zo): to
croak, cry).
3. Kerendahan hati (ay 26-27).
Kerendahan hati perempuan Kanaan ini terlihat ketika Tuhan menyamakannya
(bangsa lain) seperti seekor anjing. Dengan rendah hari perempuan Kanaan ini
berkata “Benar Tuhan, namun anjing-anjing itu makan remah-remah (serpihan,
sisa-sisa: ψιχιον psichion
(psikh-ee’-on): a little morsel, a crumb)
yang jatuh dari meja tuannya.” jika seseorang disamakan dengan anjing tentulah
ini merupakan suatu hinaan yang menyakitkan, tapi perempuan Kanaan ini dengan
rendah hati menerima setiap perkataan itu.
Hal yang dapat di teladani dari perempuan
Kanaan ini ialah bahwa kebesaran imannya diperoleh dengan kesabaran, kegigihan
(tahan uji) dan kerendahan hati yang dimilikinya. Pada akhirnya Tuhan Yesus
sendiri yang menyatakan bahwa ia imannya besar. Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella Mulalinda)
BATU
SANDUNGAN BAGI ALLAH
Matius
16:13-20, Matius 16:23
Petrus merupakan murid Tuhan Yesus yang
pertama kali mengakui bahwa Ia adalah Mesias. Meskipun begitu hal ini tidak
berarti bahwa Petrus telah sempurna memahami Allah. Tuhan Yesus pun menyebutkan
Petrus sebagai batu sandungan (ay 23). Mengapa
Petrus disebut sebagai batu sandungan bagi Allah?
Ø Karena, Petrus bukan memikirkan apa
yang dipikirkan Allah (ay 23). Memikirkan artinya
(φρονεω phroneo (fron-eh’-o): to have
understanding, be wise) memiliki pengertian atau kebijaksanaan. Dalam
Matius 16:13-20 Tuhan Yesus memberikan beberapa pertanyaan kepada para
murid-Nya. Ayat 13 “Siapakah anak manusia itu?” ada yang mengatakan Yohanes
pembaptis, Elia, Yeremia dan lain-lain (ay 14). Ayat 16 Tuhan Yesus kembali
bertanya “Siapakah Aku ini?” dengan tegas Simon Petrus memberikan jawaban
“Engkau adalah Mesias anak Allah yang hidup” (ay 17). Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh Tuhan Yesus bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengertian
atau kepercayaan para murid tentang diri-Nya bahwa Ia adalah Mesias. Mesias
(Xριστος Christos (khris-tos’): Christ
=" anointed") artinya Kristus (harfiah yang diurap, sama dengan
bahasa Ibrani Mesias). Setelah para murid meyakini bahwa dirinya benar-benar
Mesias, barulah Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang jelas mengenai karya
penebusan-Nya yakni Ia harus menderita dan mati di atas kayu salib untuk
menebus dosa umat manusia (ay 21). Ketika Tuhan Yesus memberitahukan apa yang
akan terjadi dengan dirinya (ay 22), Petrus menariknya dan menegor Tuhan Yesus.
Menegor artinya menghardik, menegur, memperingatkan, menghukum (επιτιμαοω epitimao (ep-ee-tee-mah’-o). Tuhan Yesus
pun menjawab Petrus (ay 23), “Enyahlah iblis, Engkau suatu batu sandungan
bagiku”. Pada intinya Tuhan Yesus menegur Petrus karena Petrus tidak memiliki
pengertian atau kebijaksaan yang dari pada Allah ia hanya memikirkan apa yang
baik pada pemandangan manusia. Jika dilihat dari sudut pandang Petrus
sebenarnya ia bermaksud baik, bahwa Allah sanggup memberikan pertolongan
terlebih lagi yang akan diselamatkan itu Tuhan Yesus sang Mesias. Tetapi jika
dilihat dari sudut pandang karya keselamatan Allah sesungguhnya Petrus tidak
mengerti bahwa Kristus harus menderita untuk memberikan keselamatan kepada
manusia.
Sebagai orang percaya kita pun dapat
menjadi Petrus masa kini dan menjadi batu sandungan bagi Allah, ketika kita
tidak berfikir seperti Allah dan hanya
memikirkan hal yang baik dalam pandangan kita sebagai manusia. Amin, Tuhan
Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
SIAGA
SATU DALAM MENANTIKAN KEDATANGAN TUHAN
Matius
24:37-44
Dalam rangkaian khotbah Tuhan Yesus
tentang akhir zaman. Tuhan Yesus memberikan ilustrasi melalui kisah bangsa
Israel pada masa nabi Nuh dan datangnya pencuri pada malam hari. Ilustrasi ini
digunakan untuk menggambarkan kedatangan anak manusia (ay 39). Apa yang harus kita lakukan dalam menanti
kedatangan anak manusia?
1.
Berjaga-jaga
karena kita tidak tahu kapan Tuhan datang (ay 42).
Dari ilustrasi tentang kehidupan bangsa Israel pada masa nabi Nuh. Tuhan Yesus
sebenarnya ingin mengingatkan umat-Nya agar tidak seperti bangsa Israel pada
masa itu. Pada waktu itu bangsa Israel melakukan aktivitas dalam kehidupan
mereka sehari-hari seperti biasa, mereka makan dan minum, kawin dan mengawinkan
dan mereka tidak tahu akan segala sesuatu hingga akhirnya air bah datang dan
melenyapkan mereka (ay 37-39). Untuk itu Tuhan Yesus menasihatkan agar umat-Nya
berjaga-jaga. Berjaga-jaga dapat pula diartikan bersiap-siaplah (FAYH),
waspadalah (BIS) dan dalam bahasa aslinya (γρηγορεω gregoreuo (gray-gor-yoo’-o): to watch) artinya memperhatikan,
menjaga, mengamati. Alasan mengapa Tuhan menasihatkan umat-Nya untuk
berjaga-jaga ialah karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan Ia akan datang.
Tidak ada yang tahu artinya tidak ada yang melihat, tahu, mengetahui, mengenal,
mengerti (ειδω eido or οιδα oida i’-do oy’-da):to see) waktu yang tepat akan
kedatangan-Nya.
2.
Siap
sedia karena Tuhan datang pada saat yang tidak diduga (ay 44). Dari
ilustrasi tentang pencuri yang datang pada malam hari Tuhan Yesus sebenarnya
ingin menasihatkan umat-Nya agar siap sedia karena kedatangan-Nya seperti
pencuri yang datang tanpa diduga oleh tuan rumahnya. Kata keterangan waktu
tidak diduga menunjukan arti bahwa kedatangan-Nya itu tidak disangka-sangka
atau tidak ada yang mengira (δοκεω dokeo
(dok-eh’-o): to be of opinion, think, suppose)
untuk itu umat-Nya harus siap sedia artinya (ετοιμος hetoimos (het-oy’-mos):
prepare
ready) dalam keadaan siap atau bersiap-siap dalam menantikan kedatangan Tuhan
yaitu Anak Manusia.
Kedua hal inilah yang Tuhan harapkan kepada
seluruh umat-Nya dalam menantikan Tuhan. sejalan dengan tema yaitu siaga satu
dalam menantikan kedatangan Tuhan. Demikian pula kita harus berjaga-jaga dan
siap sedia dalam menantikan kedatangan Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memeberkati
(Stella Mulalinda).
SERIGALA
BERBULU DOMBA
Yohanes
6: 67-71
Pribahasa Serigala berbulu Domba dapat
diberikan kepada salah satu murid Tuhan Yesus yang bernama Yudas Iskariot.
Yudas yang memperoleh hak istimewah untuk menjadi murid Tuhan Yesus justru
mengkhianati-nya. Tindakan yang dilalukan Yudas ini telah membuatnya jatuh
dalam penyesalan seumur hidupnya. Siapakah
Yudas Iskariot?
1.
Yudas
Iskariot adalah salah satu murid yang dipilih Tuhan Yesus (ay 70): Seperti
kesebelas murid yang lainnya, bukan orang lain yang memilih Yudas tetapi Tuhan
Yesus sendirilah yang telah memilihnya. Yudas merupakan murid yang telah
dipilih (εκλεγομαι eklegomai
(ek-leg’-om-ahee): to pick out, choose) Tuhan. kata kerja yang digunakan
untuk kata dipilih/ memilih dalam bahasa aslinya ialah aorist orang ke-2
tunggal εξελεξω. Hal ini Artinya ia juga merupakan salah seorang murid yang
telah ditentukan Tuhan dari sekian banyak orang pada masa itu untuk menjadi
muridnya. Kata kerja aorist digunakan untuk sesuatu yang telah terjadi/
ditentukan dan tidak dapat berubah. Namun, Yudas pada akhirnya melakukan suatu
kesalahan terbesar dalam hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa ia tidak menghargai
pilihan Tuhan atas dirinya ia menyia-nyiakan hal tersebut.
2.
Yudas
adalah iblis (ay 70): Kata Iblis dalam ayat ini bersifat
fitnah atau dengan kata lain menunjukan bahwa Yudas adalah seorang pemfitnah
(διαβολος diabolos (dee-ab’-ol-os): prone
to slander, slanderous, accusing falsely). Hal ini benar adanya karena
Yudas yang menyerahkan Tuhan Yesus. Kata menyerahkan dapat pula diartikan
menyerahkan, memenjarakan, mengkhianati, mempercayakan, mewariskan (παραδιδωμι paradidomi (par-ad-id’-o-mee): to give into
the hands (of another).Pada masa ini ada banyak murid-murid Tuhan atau
pengikut-pengikut Tuhan yang pada akhirnya justru menjadi iblis atau menjadi
pemfitnah dengan menyerahkan/ mengkhianati Tuhan untuk kepentingan pribadinya
yang duniawi. Tanpa disadari banyak orang percaya yang telah menjadi Yudas masa
kini, mereka atau bahkan kita terkadang lupa bahwa dari sekian banyaknya orang
di dunia ini kita mendapatkan hak istimewah dipilih untuk menjadi percaya.
Tetapi masih banyak orang yang justru menyia-nyiakan hal tersebut.
Belajar dari kehidupan Yudas kita semua
diingatkan untuk kembali ke dalam jati diri kita sebagai murid/pengikut Tuhan.
Jangan kita menjadi serigala yang berbulu domba di hadapan Tuhan yang mengaku
sebagai seorang murid namun pada akhirnya mengkhianati-Nya. Amin, Tuhan Yesus
memeberkati (Stella Mulalinda).
TINGGAL
DALAM FIRMAN TUHAN
Yohanes
8: 30-36
Tuhan Yesus memberikan pengajaran kepada
orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya agar mereka tetap dalam
firman-Nya. Dalam arti lainnya mereka harus tinggal, menetap, tetap,
memelihara, hidup, bertekun, menunggu (μενω meno
(men’-o): to remain, abide) dalam
firman-Nya atau menurut ajaran-Nya (BIS). Apa
tujuan Tuhan mengajarkan orang percaya untuk tetap menuruti firman-Nya?
1.
Agar
mereka menjadi murid sejati (ay 31): Dalam ayat 31 ini
dikatakan bahwa “jika kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah
murid-Ku”. Menjadi murid Tuhan bukanlah suatu perkara yang mudah. Tidak cukup hanya
dengan percaya tetapi harus sungguh-sungguh melekat kepada fiman/ ajaran Tuhan.
oleh karena itu, Tuhan menyuruh orang Yahudi yang telah percaya pada masa itu
untuk tetap tinggal dalam firman-Nya. Murid dapat diartikan pengikut (μαθητης mathetes (math-ay-tes’): a learner, pupil,
disciple). Maka, pengikut Tuhan Yesus yang sejati atau orang Kristen yang
sejati hanya dapat ditemukan dalam diri orang-orang yang tinggal di dalam
firman-Nya.
2.
Agar
mereka mengetahui kebenaran yang memerdekakan mereka (ay 32): mengetahui
kebenaran artinya tahu, mengerti, mengenal, mempelajari, mengakui (γινωσκω ginosko (ghin-oce’-ko): to learn to know,
come to know, get a knowledge of perceive, feel) Allah yang benar yaitu
Tuhan Yesus. Banyak orang Yahudi yang memiliki mata tetapi tidak melihat,
memiliki telinga tetapi tidak mendengar (bdk.Yer 5:21). Orang yang tidak
tinggal di dalam firman-Nya adalah orang-orang yang telah degil hatinya dan
tidak dapat mengetahui suatu kebenaran sejati yang dapat memerdekakan mereka
dari dosa.
3.
Agar
mereka merdeka dari dosa (ay 34-36): Tinggal dalam firman
Tuhan juga menjadikan orang percaya merdeka (ελευθερος eleutheros (el-yoo’-ther-os): freeborn)
dari dosa. Artinya orang percaya bebas
dari perhambaan akan dosa. Karena, setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba
dosa (ay 34) dan kebebaan hanya dapat diperoleh dalam Kristus.
Orang yang tinggal di dalam Firman Tuhan
adalah murid/ pengikut Kristus yang sejati, orang yang mengenal Allah yang
benar dan terbebas dari dosa. Ketiga hal inilah yang menjadi tujuan Tuhan
mengapa ia mengajarkan kepada orang-orang Yahudi yang percaya pada masa itu
untuk tinggal dalam firman-Nya, demikian juga pengajaran ini berlaku bagi
setiap orang percaya pada masa kini. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella
Mulalinda).
[1]
Inses (KBBI) artinya hubungan seksual atau perkawinan antara dua orang
bersaudara dekat yang dianggap melanggar adat, hukum atau agama.
Komentar
Posting Komentar