Kumpulan Renungan Semester VII Part 4 (STTIP)
PERANG
TANPA PENUMPAHAN DARAH
2
Taw 20:1-22
Ketika mendengar kata perang yang
pasti ada di benak setiap orang ialah pertumpahan darah, kekerasan, kematian
dan masih banyak lagi hal-hal yang ada di benak kita. Tetapi dari nats ini kita
akan belajar bahwa berperang tidak selalu harus dengan penumpahan darah atau
kekerasan. Pada nats ini mengisahkan tentang kemenangan atas Moab dan Amon yang
dicapai oleh Yosafat tanpa penumpahan darah. Bagaimanakan Yosafat dan bangsa Israel dapat menang dalam peperangan
tanpa penumpahan darah?
1.
Dengan
berserah kepada Tuhan (ay 12). Ketika bangsa Israel
melihat bani Amon dan Moab datang untuk memerangi mereka. Mereka begitu
ketakutan dan mereka menyadari bahwa mereka tidak mempunyai kekuatan apapun
untuk dapat melawan. Namun, dibalik setiap kekuatiran dan kegelisahan hati
mereka, mereka berserah penuh kepada Tuhan. Ayat 12 dalam terjemahan BIS
dikatakan “kami ini
tak berdaya menghadapi tentara yang banyak itu, yang mau menyerang kami. Kami tidak tahu harus berbuat apa, sebab
itu kami datang kepada-Mu minta tolong”.
Mereka tetap mengandalkan Tuhan dan tidak berusaha mencari jalan keluar
sendiri. Dalam TB dikatakan bahwa “mata kami tertuju padaMu”. Cara pertama yang
dilakukan Yosafat beserta bangsa Israel untuk memperoleh kemengan tanpa
penumpahan darah ialah dengan berserah kepada Tuhan.
2.
Dengan
mempercayai serta mentaati Tuhan serta sujud menyembahNya (ay 14-18). Cara
kedua yang dilakukan bangsa Israel ialah dengan mempercayai serta mentaati
Firman Tuhan. Pada saat itu seseorang yang dihinggapi oleh Roh Tuhan dan ia
menyampaikan Firman Tuhan kepada mereka (ay 4). Yosafat dan bangsa Israel yang
mendengarkan perkataan mereka mempercayai serta mentaati apa yang disampaikan
serta mereka meresponi Firman yang disampaikan itu dengan sujud dan menyembah
Tuhan sebagai ungkapan syukur mereka (ay 18). Kata “sujud” dalam bahasa
aslinya ialah נָפַל naphal {naw-fal'} (Meaning: to fall, lie, be cast down, fail) yang artinya menjatuhkan atau merunduk. Dengan kata lain
ketika bangsa Israel mendengar Firman Tuhan yang disampaikan mereka tidak
meninggihkan diri mereka melainkan mereka merendahkan diri mereka dihadapan
Tuhan, mereka tersungkur dan menyembah Tuhan serta mentaati Firman Tuhan.
3.
Dengan
bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan (ay 22). Setelah mereka
menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, mereka mentaati dan sujud menyembah kepada
Tuhan, selanjutnya yang mereka lakukan ialah mereka bernyanyi dan bersorak bagi
Tuhan. Di ayat 22 dalam BIS dikatakan Pada waktu paduan suara itu mulai bersorak menyanyi,
TUHAN mengadakan kekacauan di tengah-tengah tentara musuh yang sedang
menyerang. Dengan pujian dan
sorak-sorai dapat mengalahkan musuh. Bangsa Israel yang merupakan suatu bangsa
yang besar telah membuktikannya. Hanya dengan bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan
mereka dapat mengalahkan musuh. Karena, mereka bernyanyi dan bersorak kepada
Allah yang benar. Dan hasil yang mereka peroleh ialah mereka dapat berperang
tanpa harus terjadi penumpahan darah dan memperoleh jarahan yang begitu banyak
(ay 25) serta kerajaan Yosafat memperoleh keamanan karena Allah
mengaruniakannya kepada mereka.
Dari renungan
ini ada tiga cara yang dapat kita gunakan untuk menghadapi peperangan.
Peperangan bukan hanya sebatas peperangan secara fisik, tetapi peperangan di
sini juga dapat berarti peperangan secara rohani atau bahkan peperangan dalam
pergumulan. Maka tiga hal yang dapat kita lakukan ialah dengan menyerahkan
sepenuhnya kepada Tuhan, mentaati Firmannya serta memuji Dia. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
SETIA
DALAM DOA DAN TINDAKAN
Nehemia
4:9
Setiap orang tidak ada yang hidup
tanpa masalah, baik masalah yang disebabkan oleh dirinya sendiri ataupun
masalah yang disebabkan oleh orang lain. Nehemia pun tidak terlepas dari
masalah. Ketika ia dan bangsa Israel sedang giat membangun tembok Israel, selalu
ada masalah dan rintangan yang dihadapinya. Kali ini dalam nats ini ia mendapat
masalah dari orang-orang yang menentang pembangunan yang sedang ia lakukan
yaitu Sanbalat dan Tobia. Apakah tindakan
yang diambil Nehemia untuk mengahadapi lawanya?
1.
Ia
dan bangsa Israel berdoa (ay 9). Ketika seorang anak kecil
diganggu oleh temannya pastilah ia akan segera mengaduh dan melaporkan tindakan
itu kepada orang tuanya. Tindakan ini pun yang pasti dilakukan oleh semua orang
dalam mengahadapi masalah. Demikianlah yang dilakukan oleh Nehemia dan bangsa
Israel ketika mereka dalam masalah. Mereka memilih berdoa, mengaduh kepada
Allah. Mereka tidak mengadu kepada yang lain tetapi hanya kepada Tuhan. Kata berdoa dalam bahasa
aslinya ialah פָּלַל (palal) (Meaning: to intervene, interpose) artinya mengemukakan, campur tangan. Dari kata
berdoa berdasarkan bahasa aslinya ada satu hal yang kita pahami bahwa ketika
kita dalam tantangan yang harus kita lakukan ialah mengemukakan masalah kita
kepada Tuhan dan menyerahkan semuanya pada campur tangan Tuhan.
2.
Ia
mengadakan penjagaan (ay 9). Hal kedua yang dilakukan
oleh Nehemia dan bangsa Israel ialah mereka mengadakan penjagaan. Mereka
melakukan penjagaan karena mereka memahami bahwa masalah yang mereka hadapi itu
disebabkan oleh orang lain. Oleh karena itu ketika kita menghadapi masalah kita
juga harus introspeksi diri apakah masalah itu disebabkan oleh diri kita
sendiri atau oleh orang lain. Jika oleh diri kita sendiri segeralah kita
menyadarinya dan berubah tetapi jika dari orang lain kita harus mengenal siapa
lawan kita dengan mempelajari sikapnya sehingga kita dapat terus berjaga-jaga. Kata penjagaan di ayat
ini berdasarkan bahasa aslinya ialah מִשְׁמָר (mishmar) (Meaning:
place
of confinement, jail, prison, guard, watch, observance) artinya ialah tempat
kurungan, penjara, pengawal, menjaga. Akar katanya ialah שָׁמַר (shamar) (Meaning: to keep, watch, preserve) yang artinya memelihara.
Maka berdasarkan arti dalam bahasa aslinya ini ialah ketika kita menghadapai
tantangan dari orang lain selain kita harus berdoa kita juga harus melakukan
penjagaan pada diri kita atau apa yang kita miliki. Dengan kata lain kita harus
siaga.
Aplikasinya bagi kita ialah
ketika kita dalam masalah apapun dan disebabkan oleh siapapun kita harus membawanya
dalam doa dan kita juga harus tetap berjaga-jaga dalam sikap ataupun tindakan
kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
PEMEGANG
JABATAN
Nehemia
7:2
Untuk menduduki suatu jabatan atau
memperoleh kepercayaan, yang dibutuhkan oleh seseorang bukan hanya tekad atau
keinginan tetapi juga harus mempunyai kemampuan. Namun, ada dua hal lainnya
yang lebih utama yang harus dimiliki oleh seseorang untuk memperoleh suatu
kedudukan atau memperoleh kepercayaan. Apakah
dua hal tersebut?
1.
Dapat
dipercaya (ay 2). Untuk memperoleh
kepercayaan dari orang lain atau suatu lembaga seseorang harus dapat dipercaya
terlebih dahulu. Seperti Hanani (saudara Nehemia) dan Hananya, kedua orang ini
dalam penilaian Nehemia merupakan dua orang yang memiliki karakter yang dapat
dipercaya. Kata
“percaya atau dipercaya” dalam beberapa versi terjemahan Alkitab lainnya
diartikan dengan kata KJV: faithfull man (orang yang setia), NIV: integrity
(kesatuan yang utuh antara perkataan dan tindakan), GWN: trustworthy man (orang yang terpercaya). Berdasarkan bahasa aslinya
kata ini menggunakan kata אֱמֶת (emeth) (Meaning:
firmness, faithfulness, truth) yang artinya keteguhan,
kesetiaan, kebenaran. Akar katanya dari אָמַן (aman) (Meaning:
to confirm, support) yang artinya tetap, bantuan. Berdasarkan kata ini maka
untuk mendapat kepercayaan atau kedudukan maka seseorang itu haruslah orang
yang setia, memiliki integritas, dapat dipercaya, teguh dan memiliki atau
melakukan kebenaran dalam dirinya.
2.
Takut pada Allah (ay 2). Hal kedua yang harus dimiliki oleh seseorang yang
dipercayakan atau seseorang yang menduduki suatu jabatan ialah ia harus takut
pada Allah. Nehemia 7:2 mengatakan bahwa Hanani dan Hananya takut pada Allah
lebih dari pada orang-orang lain. Kata “takut”
dalam bahasa aslinya ialah יָרֵא (yare) (Meaning:
to fear) yang artinya rasa takut.
Rasa takut disini lebih mengarah kepada rasa mengormati dan bukan rasa takut
tanpa alasan. Hanani dan Hananya takut akan Allah karena mereka mengetahui
siapa Allah yang mereka sembah, yang melakukan pembalasan kepada setiap orang
yang tidak taat kepadaNya dan memberkati orang yang setia kepadaNya.
Dari dua hal ini untuk menjadi
seseorang yang berkedudukan atau dipercaya maka seseorang harus dapat dipercaya
terlebih dahulu dan yang paling utama ia harus hidup takut akan Allah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
INNER
BEAUTY
Ester
2:1-18
Istilah Inner beauty adalah istilah
yang tidak asing lagi. Istilah ini merupakan istilah yang mengungkapkan
kecantikan seseorang yang berasal dari dalam dirinya dan terpancar keluar.
Kecantikan ini mengalahkan kecantikan fisik yang dimiliki oleh seseorang.
Kecantikan fisik merupakan hal yang sangat diidamkan oleh semua wanita, namun
terkadang seorang wanita lupa bahwa kecantikan secara fisik tidaklah abadi tapi
kecantikan dari dalamlah yang abadi dan yang akan dikenang selalu. Seperti
Bunda Theressia yang hingga saat ini tetap dikenang karena kebaikkannya (inner
beauty). Ester dipilih untuk
menggantikan ratu Wasty karena dia memiliki kecantikan. Pertanyaanya, kecantikan apakah yang dimiliki oleh Ester?
1.
Ester
memiliki perawakan dan paras yang cantik (ay 7). Kata
perawakan dalam versi lain menggunakan kata fair and beautiful (Est 2:7 ASV), a beautiful figure and was very attractive (Est 2:7 GWN), fair and beautiful; (Est 2:7 KJV), the young lady was beautiful of form and face (Est 2:7 NAS), berwajah cantik dan bertubuh molek, (Est 2:7 BIS). Tidak dapat dipungkiri bahwa Ester adalah seorang
wanita muda yang memiliki wajah yang cantik bahkan tubuh yang molek. Hal inilah
merupakan salah satu ketertarikan yang ada dalam diri Ester. Namun, bila Ester
dilihat atau dinilai hanya berdasarkan parasnya atau perawakannya saja
kemungkinan besar ia tidak akan terpilih menggantikan ratu Wasty. Tetapi ada
kecantikan lainnya yang dimiliki oleh Ester sehingga ia berbeda dari
wanita-wanita cantik lainnya.
2.
Ester
memiliki karakter yang cantik (ay 15). Kecantikan lainnya yang
dimiliki oleh Ester sehingga membuat ia berbeda dari yang lainnya ialah Ester
memiliki kecantikan yang dari dalam atau inner beauty. Ester memiliki karakter
yang baik yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Ketika ia akan mengahadap raja
ia tidak meminta suatu apapun tapi dia menerima segala yang dipersiapkan oleh
dayang-dayangnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ester adalah wanita yang sederhana
dan memiliki ketulusan. Hal inilah yang membuat Ester tampil beda dari para
wanita lainnya yang ada pada waktu pemilihan pengganti ratu Wasty.
Dari dua hal ini aplikasinya ialah
bahwa kecantikan fisik bukanlah segalanya karena, di atas langit masih ada
langit atau di atas orang yang cantik masih banyak lagi yang lebih cantik. Hanya
satu hal yang dapat membedakan yaitu inner beauty yakni kecantikan dari dalam. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
DOSA
DALAM PERGUMULAN
Ayub
32:1-3
Ketika menghadapi masalah atau
pergumulan ada banyak hal yang dipikirkan atau dilakukan oleh seseorang bahkan
orang yang ada disekitarnya. Pada nats ini ada dua hal yang dipikirkan atau
dilakukan oleh seseorang ketika menghadapi pergumulan dan yang membuat
seseorang tersebut bukannya bersemangat tetapi justru terpuruk dalam pergumulan
dan menyebabkan ia semakin berdosa. Dua hal tersebut dapat dilihat dalam
peristiwa yang dihadapi oleh Ayub ketika ia mengahadapi ujian atau pergumulan
dari Tuhan. Apakah dua hal itu yang
membuat orang semakin berdosa dalam pergumulan?
1.
Menganggap
dirinya benar (ay 1-2). Ketika dalam ujian Ayub
melakukan suatu kesalahaan yakni ia menganggap bahwa dirinya benar. Menganggap
dirinya benar dalam versi lain ialah righteous (Job 32:1 NIV), Ayub yakin sekali akan kebenaran dirinya (Job 32:1 BIS). Kata righteous artinya berbudi atau budiman. Sedangkan
jika dilihat dalam bahasa aslinya menggunakan kata צַדִּיק (tsaddiq) (Meaning: just, righteous) yang artinya adil, pantas,
berbudi atau budiman. Berdasarkan studi kata ini dapat disimpulkan bahwa
Ayub menganggap dirinyalah yang paling budiman, paling benar dan ia merasa
bahwa ia tidak melakukan hal yang tidak adil atau pantas, dengan kata lain ia
seolah-olah mempersalahkan Allah akan apa yang menimpahnya bukannya ia berserah
kepada Tuhan tetapi justru ia mempersalahkan Tuhan dan jatuh dalam kesombongan
rohani dengan menganggap dirinya benar.
2.
Mempersalahkan (ay 3). Tindakan kedua yang membuat seseorang semakin jatuh dalam
dosa ketika ia menghadapi pergumulan ialah mempersalahkan. Tindakan inilah yang
dilakukan oleh teman-teman Ayub, mereka bukannya memberikan penghiburan kepada
Ayub tetapi justru mempersalahkan Ayub sehingga ia tertimpah semua
pergumulannya. Dalam bahasa aslinya kata
mempersalahkan diartikan dengan מַעֲנֶה (maaneh) (Meaning: an answer, response) artinya jawaban atau
tanggapan. Dalam versi lain kata ini diartikan dengan no answer,
(Job 32:3 NAS)
yang artinya tidak ada jawaban atau tidak memberikan jawaban. Ketika Ayub dalam
ujian teman-temannya tidaklah memberikan respon yang tepat kepadanya justru
menyalahkannya bahkan ketika Ayub berusaha membenarkan dirinya dengan
kata-katanya teman-teman Ayub justru tidak membenarkan kesalahan Ayub melainkan
tidak meresponnya atau tidak menyanggahnya.
Dua hal inilah yang terkadang kita temui dalam kehidupan
kita sehari-hari, terkadang dalam pergumulan justru kita berusaha membenarkan
diri dan orang-orang disekitar kita terkadang justru menyalahkan kita sehingga
bukannya kita bangkit dari masalah melainkan semakin terpuruk lagi. Oleh karena
itu marilah kita menyadari bahwa dalam setiap pergumulan yang dapat kita
lakukan ialah hanya mengandalkan Tuhan saja. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
ADA
ALASAN DIBALIK KESENGSARAAN
Ayub
36:21
Segala sesuatu yang terjadi dalam
kehidupan kita pasti ada maksud Tuhan dibaliknya. Suka maupun duka, semua
terjadi pasti ada tujuan Tuhan. Ayub mengalami kesengsaraan dan Elihu
mengingatkannya akan tujuan dibalik kesengsaraan itu. Apakah tujuan dibalik kesengsaraan?
1.
Menjaga
diri (ay 21). Tujuan pertama dibalik
kesengsaraan ialah agar kita dapat menjaga diri. Kata menjaga diri berdasarkan
bahasa aslinya ialah שָׁמַר (shamar) (to
keep, watch, preserve) yang artinya berdasarkan bahasa asli ini ialah menjaga, memelihara,
memperhatikan, melindungi. Kata dalam versi BIS ialah waspadalah, GWN : Be careful! atau hati-hati. Makna
dari kata menjaga diri yang dimaksudkan disini menjadi luas jika dibandingkan
berdasarkan berbagai perbandingan yang ada. Menjaga diri juga berarti
berhati-hati, waspada, melindungi, memelihara bahkan memperhatikan diri
sendiri. Oleh karena itu, seharusnya kita bersukacita ketika kita harus
menghadapi pergumulan yang menyebabkan kita mengalami kesengsaraan karena Tuhan
sedang mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati bahkan berwaspada akan apa
yang sedang kita lakukan atau terhadap tindakan kita.
2.
Tidak
berpaling kepada kejahatan (ay 21). Tujuan kedua dibalik
kesengsaraan ialah agar kita tidak berpaling kepada kejahatan/kedurhakaan
(BIS)/Ketidakadilan (KJV). Kata berpaling dalam bahasa aslinya ialah פָּנָה panah {paw-naw'} (Meaning: to turn ) yang artinya berbelok, putar, balik. Dalam terjemahan
lain menggunakan kata regard yang artinya memandnag atau hormat.
Melalui renungan ini secara khusus pada poin kedua ini
ingin mengajak setiap kita, untuk melihat kesengsaraan dari sisi yang lainnya
bahwa kesengsaraan itu seharusnya membuat kita berpegang teguh kepada Tuhan
bahkan berbalik, berbelok atau berputar dari pada kejahatan, kedurhakaan atau
ketidakadilan. Dengan kata lain tujuan kedua dari kesengsaraan ini ialah
pertobatan.
Melalui renungan ini ada dua hal yang disampaikan bahwa
yang menjadi tujuan dari kesengsaraan adalah agar kita umat Tuhan terus menjaga
diri dan berbalik dari pada kejahatan atau bertobat. Biarlah kita belajar untuk
mensyukuri apa saja yang terjadi dalam kehidupan kita yakinlah suka maupun duka
semuanya itu mendatangkan kebaikan bagi kita semua. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
AMPUNI
DAN LINDUNGI
Mazmur
25:1-22
Mazmur 25 ini merupakan Mazmur yang
ditulis oleh Daud. Ide utama atau pokok pikiran dari Mazmur 25 ini ialah
mengenai permohonan ampun dan perlindungan. Ayat kuncinya ada pada ayat ke 18.
Perhatikanlah sengsara dan kesukaranku, dan ampunilah semua dosaku (BIS). Ayat
18 ini merupakan ayat inti pada Mazmur ini sekaligus juga mewakili kerinduan
semua umat Tuhan. Berdasarkan Mazmur 25 ini, Apakah yang menjadi kerinduan Daud dan juga kerinduan semua orang?
1.
Perlindungan
(ay 18). Ketika kita menghadapi kesengsaraan dan
kesukaran satu hal yang pasti kita minta kepada Tuhan yakni perlindungan dari
padaNya. Melalui nats ini Daud memohon agar Tuhan menilik kesengsaraannya, ia
memohon agar Tuhan dapat melihatnya dan memberikan perlindungan kepadanya. Hal
ini dapat kita baca ada ayat ke 18 ini di mana Daud meminta Tuhan menilik
sengsaranya. Kata menilik bersal dari kata dasar tilik, kata tilik dalam bahasa
aslinya menggunakan kata רָאָה ra'ah {raw-aw'} (Meaning: to see) yang artinya lihat. Berdasarkan terjemahan lainnya diartikan
mempertimbangkan, atau memikirkan (consider) dalam BIS menggunakan kata
perhatikanlah. Melalui kata tiliklah ini Daud
mengharapkan agar Tuhan dapat menlihat, memperhatikan, memikirkan bahkan mempertimbangkan setiap kesengsaraan
dan kesukaran yang sedang ia hadapi, sehingga Tuhan pun dapat menolongnya. Hal
ini pun yang kita harapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, jika kita dalam
kesulitan kita mengharapkan Tuhan untuk memperhatikan kita dan dapat
menlindungi kita.
2.
Pengampunan
(ay 18). Hal kedua yang menjadi kerinduan Daud
berdasarkan nats ini ialah ia memohon pengampunan dari Tuhan. Tidak ada seorang
pun di dunia ini yang menginginkan kesalahnnya diingat-ingat, termaksud Daud.
Dalam versi FAYH dikatakan “ampunkan dosa-dosa ku”, Daud memohon agar Tuhan
mengampuninya. Kata
ampun disini berdasarkan bahasa aslinya ialah נָשָׂא or נָסָה (nasa or nasah) (Meaning: to lift, carry, take) yang artinya mengangkat atau
mengambil. Berdasarkan versi lain diartikan menjauhkan/ take away (NIV),
memaafkan/ foregive (GWN). Maka yang dimaksudkan dari kata “ampunilah”disini
lebih menunjukan kepada agar Tuhan mengangkat, mengambil, menjauhkan dab
memaafkan smeua dosa dan pelanggaran-pelangaraan yang Daud atau kita lakukan.
Inilah dua hal yang menjadi
kerinduan setiap orang tidak hanya Daud yaitu agar Tuhan dapat memperhatikan
kita dan memberikan perlindungan kepada kita dan Tuhan dapat menjauhkan dan
mengampuni semua dosa-dosa kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella)
KASIH
SETIAMU CUKUP BAGIKU
Mazmur
63:1-12
Mazmur 63 ditulis Daud ketika ia
sedang berada di padang gurun Yehuda. Ketika itu Daud sangat merindukan
kehadiran Tuhan dalam hidupNya. Yang menjadi pokok utama dari pasal ini ialah
mengenai ungkapan kerinduan Daud akan Tuhan atau kehausa rohani Daud akan
hadirnya Tuhan dalam hidupnya. Ada satu statment Daud yang mengungkapkan bahwa
kasih setia Tuhan adalah segalanya bagi dirinya. Apakah statment Daud yang mengungkapkan bahwa kasih setia Tuhan adalah
segalanya bagi dirinya?
Ø Kasih setiaMu lebih dari
hidup (ay 4). Kalau seseorang diminta
untuk memilih antara hidup atau kematian, kebanyakan orang akan memilih untuk
hidup karena dapat menikmati segala hal yang Tuhan berikan di dunia ini. Namun,
ketika kita hidup di luar Tuhan itu sama halnya kita mati. Daud menyadari akan hal
ini ia tahu bahwa Tuhanlah yang lebih utama dari segalanya, dari apa yang ia
miliki bahkan dari dirinya sendiri. Tema renungan ini ialah kasih setiaMu cukup
bagiku. Tema ini sedikit banyak mewakili perasaan Daud ketika pasal 63 ini ia
mengungkapkan kerinduannya kepada Tuhan.Pada ayat ke 4 dengan tegas Daud
mengatakan bahwa kasih setia Tuhan lebih dari hidup. Jika kita melihat
berdasarkan bahasa aslinya kata kasih setia Tuhan menggunakan kata בּרךְ barak {baw-rak'} yang
artinya (to bless) diberkahi, direstui, didoakan. Bagi Daud diberkahi Tuhan
atau direstui Tuhan itulah yang lebih utama dari pada hidup.
Karena, sekali lagi ditegskan bahwa Daud menyadari ketika
ia hidup tanpa restu dari Tuhan ataupun berkah dari Tuhan maka hidupnya adalah
sia-sia atau sama dengan mati. Oleh karena itu ia lebih memilih kasih setia
Tuhan dari pada hidup dan ia pun memuliakan Tuhan melalui bibirnya dalam
terjemahan lain dikatakan menyembah (Praise = NIV)Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
KEPEMIMPINAN
GEMBALA
Mazmur
78:72
Memimpin suatu lembaga atau
sekolompok orang bukanlah suatu hal yang mudah. Ada banyak tantangan baik dari
diri sendiri, orang lain bahkan dari orang yang dipimpin. Untuk dapat
menyelesaikan masalah atau pun rintangan yang ada bukanlah suatu hal yang mudah.
Namun, dalam nats ini Daud menemukan cara yang tepat untuk dapat memimpin
bangsa Israel. Bagaimanakah cara Daud
untuk memimpin bangsa Israel?
1.
Daud
mengembalakan dengan ketulusan hati (ay 72). Gembala adalah seseorang
yang bekerja untuk mengurus, menjaga, merawat, melindungi hewan-hewan yang
dipeliharanya. Daud digambarkan seperti seorang gembala yang mengembalakan
bangsa Israel dengan ketulusan hati. Mengembalakan dalam bahasa aslinya רָעָה (raah) (Meaning: to pasture,
tend, graze) yang artinya mengembalakan, merawat, memelihara. Dalam
versi BIS mengembalakan diterjemahkan dengan memelihara, dalam versi GNB
diterjemahkan dengan kata took care
yang dapat diartikan bahwa Daud melakukan perawatan, perhatian, ketelitian,
asuhan, perlindungan, pemeliharaan. Dan dalam versi AV diterjemahkan dengan so he fed yang artinya dia menyusui.
Berdasarkan berbagai perbandingan versi ini dapat dilihat bahwa arti dari
mengembalakan tidak hanya seperti seorang gembala yang menjaga hewan ternaknya
tetapi lebih dari itu bahkan dalam salah satu versi menggambarkan bahwa Daud
seperti menyusui hal ini berarti bahwa Daud memimpin umat Israel seperti
seorang ibu yang menyusui anaknya penuh dengan ketulusan. Kata ketulusan jika
dilihat dalam bahasa aslinya ialah תֹּם (tom) (Meaning: completeness, integrity) yang artinya kelengkapan, kesempurnaan,
integritas. Sedangkan kata hati dapat pula diartikan pikiran (mind). Hal ini
berarti bahwa Daud mengembalakan bangsa Israel dengan kesempurnaan hati atau
pikiran, bahkan dengan integritas. Daud tidak main-main dalam mengembalakan
umat Israel tetapi dia sungguh-sungguh. Karena, Daud tahu bahwa umat yang
dipimpinnya atau digembalakannya ialah milih Allah. Maka cara pertama yang Daud
lakukan dalam memimpin umat Israel ialah dengan mengembalakan mereka seperti
seorang ibu yang sedang menyusui anaknya dengan kesempurnaan atau ketulusan
hati serta pikiran.
2.
Daud
menuntun dengan kecakapan tangannya (ay 72). Cara kedua yang Daud
lakukan untuk memimpin bangsa Israel ialah dengan menuntun mereka dengan
kecakapan tangannya. Dalam terjemhan lain dikatakan bahwa Daud membimbing
mereka dengan cakap. Kata menuntun dalam bahasa aslinya ialah נָחָה (nachah) (to lead, guide) yang artinya memimpin,
memandu, mempedomani, menuntun. Kata kecakapan atau skillfulness (kemahiran,keterampilan) dalan NKJ, dalam bahasa
aslinya ialah תָּבוּן tabuwn {taw-boon'} (understanding, intelligence)
yang artinya pemahaman, kecerdasan. Berdasarkan arti
asli kata dalam bahasa aslinya maka cara kedua yang dilakukan oleh Daud untuk
memimpin umat Israel ialah dengan memandu, memperdomani mereka dengan pemhaman,
kecerdasan, kemahiram atau keterampilan tanganya. Hal ini juga menunjukan bahwa
Daud mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya untuk menuntun umat yang
digembalakannya.
Aplikasinya
bagi kita ialah bahwa untuk memimpin bukanlah suatu hal yang mudah tetapi
melalui dua cara yang dilakukan oleh Daud ini kiranya dapat kita terapkan dalam
kehidupan kita yaitu mengembalakan dengan ketulusan hati serta menuntun dengan
kecakapan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
PENGAMPUNAN
TUHAN
Mazmur
85:3
Manusia tidak dapat dipisahkan dari
dosa, setiap orang pasti melakukan dosa. Tidak ada manusia yang sempurnah,
hanya Yesuslah satu-satunya yang sempurnah. Tetapi melalui pengorbananNya, mati
untuk umatNya Ia telah menyucikan manusia dari dosa. Dalam Mazmur ini berisikan
tentang doa permohonan agar Israel dipulihkan. Tuhan mengampuni dan menutupi
kesalahan dan dosa umaatNya. Apakah
perbedaan kata mengampuni dan menutupi dalam ayat ini?
1.
Tuhan
mengampuni kesalahan (ay 3). Firman Tuhan mengatakan
bahwa “Engkau telah mengampuni kesalahan umatMu”, dalam versi BIS “Engkau sudah mengampuni
dosa-dosa umat-Mu”, dalam versi GNB juga menggunakan kata mengampuni. Jika
dilihat berdasarkan bahasa aslinya kata mengampuni ialah נָשָׂא or נָסָה (nasa or nasah) “ to lift, carry, take” yang artinya diangkat,
membawa, mengambil. Maka berdasarkan bahasa aslinya “Tuhan mengampuni
kesalahan” berarti tidak hanya sekedar mengampuni tetapi Tuhan juga mengangkat,
membawa atau mengambil segala kesalahan umatNya.
2.
Tuhan
menutupi dosa (ay 3). Firman Tuhan mengatakan
bahwa “Tuhan menutupi dosa”. Dalam bahasa aslinya ialah כָּסָה kacah {kaw-saw'}”
to cover, conceal, hide”
artinya tutup, menyembunyikan. Dalam versi BIS
“Kaumaafkan segala kesalahannya”, dan dalam versi GWN juga menggunkan kata
memaafkan. Jadi, kata menutupi bukan dalam konotasi yang negatif yang dapat
diartian Tuhan sedang menutup-nutupi kesalah umatnya melainkan lebih kepada
konotasi yang positif yakni Tuhan memaafkan kesalahan umatNya.
Kata mengampuni dan menutupi disini
bukanlah suatu perbedaan melainkan suatu kesamaan karena kedua kata ini
menunjukan bentuk pemulihan Allah terhadap umatNya melalui atau dengan cara
memaafkan segala kesalahan umatNya.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
Komentar
Posting Komentar