Kumpulan Renungan Semester VI Part 2 (STTIP)
RESPONSIBILITY (TANGGUNGJAWAB) SEORANG PEMIMPIN
Bilangan 11:4-30
Menjadi seorang pemimpin
bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Karena ada banyak hal yang
harus kita emban serta pertanggungjawabkan baik kepada orang-orang yang
dipimpin maupun terhadap Tuhan. Menjadi seorang pemimpin harus dapat menjadi
teladan yang baik, tidak hanya itu seorang pemimpin harus siap menerima keadaan
setiap orang yang ia pimpin. Baik itu keluahan mereka, keburukan maupun
kabaikan mereka dan lain sebagainya.
Dari nats ini kita dapat
melihat bagaimana Musa begitu kesulitan untuk memimpin umat Israel yang begitu
tegar tengkuk. Dimana ia harus menerima tangisan dan setiap keingginan mereka
yang secara manusia tidak akan sanggup Musa kabulkan jika tanpa pertolongan
Tuhan. Tetapi di nats ini Musa harus menunjukkan kasihnya serta
tanggungjawabnya kepada umat yang telah dipercayakan kepadanya. Maka yang
menjadi pertanyaan bagi kita ialah Mengapa Musa merasa berat menaggung
tangngungjawabnya sebagai pemimpin umat Israel (ay 14)? Jawaban dari pertanyaan
ini ialah karena umat Israel menangis dihadapan Musa untuk meminta hal yang
tidak dapat ia berikan yang berupa daging (ay13).
Jika kita mengimajinasikan
cerita ini mungkin kita tidak dapat membayangkan secara sempurna apa yang
terjadi saat itu kepada Musa. Saat dimana umat Israel menangis dihadapannya
untuk meminta makanan. Seorang ibu terkadang kehabisan kesabaran ketika melihat
anaknya yang masih kecil merengek sambil menangis dan berontak meminta untuk
dibelikan mainan atau sesuatu yang ia inginkan. Hal ini mungkin dapat
menggambarkan sedikit perasaan yang dirasakan oleh Musa saat itu bahkan Musa
pasti merasakan lebih dari sekedar kehabisan kesabaran sehingga ia berkata
“terlalu berat bagiku”.
Dari nats ini, Apa yang dapat kita pelajari?
1. Bahwa kita tidak akan pernah bisa memenuhi
keinginan setiap orang dan menyenangkan hati mereka,
2. Memimpin diri kita sendiripun terkadang
sulit untuk dilakukan apalagi Musa yang memimpin umat yang begitu banyak oleh
karena itu kita harus menghargai orang yang saat ini menjadi pemimpin kita
(bisa orang tua, bos, atau pun rektor) karena tidak mudah untuk memimpin serta mengatur seseorang. dan hal yang
Bahwa menjadi seorang pemimpin satu hal yang harus
kita miliki yaitu pengandalan akan Tuhan. Ketika kita berusaha mengandalkan
kekuatan kita sendiri kita tidak akan pernah mampu untuk menjalaskan
tanggungjawab kepada setiap orang yang kita pimpin. Hanya dengan pertolongan
Tuhanlah kita sanggup melakukannya (ay23). Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella Mulalinda).
ALLAH BUKANLAH MANUSIA
Bilangan 23:19
Diseluruh dunia saat ini
sangat dihebohkan dengan tren bedah plastik atau oprasi plastik. Dimana
seseorang ingin mengikuti wajah atau bentuk tubuh idolanya atau orang-orang
yang dikaguminya. Dan saat ini dengan kecanggihan teknologi yang begitu maju
seseorang dapat mencapai keinginannya dengan mudah asalkan ia memiliki dana
yang cukup maka ia tinggal memilih ingin menjadi seperti apa dia nanti. Secara
fisik ia mungkin dapat mengikuti atau merubah tampilannya tetapi karakterna
tetaplah dirinya sendiri yang sama sebelum maupun sesudah operasi.
Begitu pula dalam nats
Firman Tuhan ini, kita mungkin mengetahui banyak hal tentang Allah yang kita
sembah tetapi kita tidak akan pernah bisa mengikutinya atau menirunya karena
kita adalah manusia yang berdosa. Dari nats ini kita akan merenungkan beberapa
hal yang membedakan manusia dengan Allah. Apakah
itu?
1. Manusia
berdusta sedangkan Allah tidak. Berdusta artinya berkata bohong. Allah tidak pernah sekalipun berbohong
apa yang ia ucapkan pasti adalah kebenaran. Sangat berbeda dengan manusia kita
sangat mudah untuk mengucapkan kebohongan bahkan dalam hitungan detikpun kita
dengan mudah dapat untuk mengatakan hal yang berisikan dusta.
2. Manusia
gampang untuk menyesal.
Menyesal berarti merasa tidak senang atau tidak bahagia karena telah melakukan
sesuatu yang kurang baik atau dosa. Allah tidak pernah berdosa oleh karena itu
ia tidak perah menyesal akan dosa-dosanya tidak seperti manusia yang gampang
menyesal karena selalu berbuat dosa.
3. Allah
selalu menepati firmanNya atau janjiNya dan apa yang ia katakan pasti akan
terlaksana. Hal ini
sangat tidak bisa terelakan dari manusia. Kecenderungan kita ialah mudah untuk
mengumbar janji tetapi sangat sukar untuk menepatinya. Berbeda dengan Allah apa
yang telah diucapkannya tidak ada satupun yang tidak akan terjadi.
Oleh
karena itu dari renungan ini kita dapat belajar bahwa kita harusnya berbahagia,
memiliki Allah yang sungguh luar biasa sempurna. Maka marilah kita hidup takut
akan Tuhan dan hidup menuruti setiap perintah dan ketetapanNya. Karena kita
tidak akan pernah bisa meniru Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella Mulalinda).
B’RILAH YANG BAIK
Ulangan 23:18
Pujian sekolah minggu
mengatakan “brilah yang baik, Tuhan sudah memberikan yang terbaik”.
Pertanyaannya bagi kita ialah apakah
boleh kita memberikan yang terbaik dari hasil kejahatan kita? Atau apakah
ukuran pemberian yang terbaik itu? Apakah berdasarkan ukurannya (besar atau
kecil) atau berdasarkan asalnya pemberian kita itu? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
kita dapat merenungkannya dari Firman Tuhan ini yang berisikan larangan kepada
kita untuk memberikan persembahan kepada Tuhan dari kejahatan karena hal
tersebut merupakan kekejian bagi Tuhan.
Kekejihan dalam beberapa
versi terjemahan Alkitab lainnya menggunakan kata disgusting yang artinya menjijikan, abhorrent artinya jijik dan detest
yang artinya benci. Dengan kata lain ketika kita memberikan persembahan kepada
Tuhan dari hasil kejahatan kita, hal ini berarti pemberian kita merupakan
kekejihan bagi Tuhan pemberian kita juga merupakan hal yang menjijikan bahkan
dibenci oleh Tuhan dan akhirnya hal tersebut bukannya mendatangkan berkat
kepada kita melainkan mendatangkan kutuk bagi kehidupan kita.
Kemudian apakah ukuran
dari pemberian yang terbaik kepada Tuhan, apakah dari kualitasnya atau
kuantitasnya. Dari nats ini kita dapat belajar bahwa Tuhan tidak melihat
kuantitas atau banyaknya pemberian kita atau seberapa seringnya kita memberikan
persembahan kepada Tuhan, tetapi Tuhan lebih melihat dari segi kualitas kita
memberikan persembahan tersebut. Dari segi kualitas ini maksudnya ialah Tuhan
melihat pemberian pertama, dari
ketulusan hati kita. Jadi meskipun kita memeberikan banyak jika kita tidak
tulus hal itu juga merupakan kekejihan, menjijikan dan dibenci oleh Tuhan.
Kedua, dari mana
sumber persembahan kita itu. Meskipun banyak pemberian kita tetapi jika berasal
dari hasil korupsi, mencuri atau hasil riba semuanya itu tidak akan berkenan
dihadapan Tuhan. Jadi, walaupun pemberian kita sedikit tetapi berasal dari
kerja keras kita atau dari hal-hal yang berkenan dihadapan Tuhan. Maka itu semua
akan Tuhan terimah bahkan Tuhan akan lebih lagi memberkati kita.
Oleh karena itu pemberian yang terbaik ialah
pemberian yang berasal dari hal yang berkenan dihadapan Tuhan yang diberikan
dengan hati yang tulus tanpa melihat besar atau kecilnya pemberian kita
tersebut. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella
Mulalinda).
KUNCI BERKAT
Ulangan 28:12-13
Mengawali renungan ini ada satu
pertanyaan yang dapat membuat penasaran banyak orang, yaitu Apakah kunci berkat
Tuhan? Berbicara mengenai berkat Tuhan, pasti akan membuat semangat setiap
orang yang mendengarkannya, Mengapa? Karena, setiap manusia tanpa terkecuali
selalu ingin merasakan sesuatu yang mendatangkan kebaikan atau suatu
keuntungan. Tidak ada satu orang pun yang ingin merasakan kesusahan atau
penderitaan.
Hal inilah yang menyebabkan banyak
orang percaya saat ini mudah terpengaruh dengan pemahaman dari teologi
kemakmuran. Karena teologi kemakmuran selalu mengajarkan atau berpatokan pada
berkat Tuhan, kesuksesaan dan segala hal yang berkaitan dengan keuntungan dan
bukan kesusahan. Padahal jika kita belajar dari
kebenaran Alkitab, berkat Tuhan itu tidak selalu berkaitan dengan kebahagian,
terkadang Tuhan mengizinkan kita manusia untuk merasakan penderitaan terlebih
dahulu sebelum kita merasakan berkat dari Tuhan.
Dari nats Firman Tuhan ini kita
dapat belajar, Apa
sebenarnya atau bentuk dari berkat Tuhan itu? Apakah hanya dalam hal materi
(uang), harta yang banyak dan lain sebagainya? Dalam
nats Firman Tuhan ini memberikan beberapa bentuk dari berkat yang Tuhan
janjikan kepada umatnya yaitu tidak hanya dalam hal materi saja tetapi dalam kesuksesan dalam hal pekerjaan pun
merupakan berkat dari pada Tuhan.
Tidak ada salahnya jika kita mengharapkan berkat Tuhan tetapi hal ini
bukanlah satu-satunya yang menjadi patokan pengharapan kita. Kita seharusnya
bersyukur boleh diselamatkan Tuhan dan menjadi umatnya. Dan bila Tuhan boleh
memberkati kita melalui harta atau pun kesuksesan dalam usaha atau pun
pekerjaan. Hal ini bukanlah suatu larangan untuk menikmati berkat Tuhan karena
hal ini juga merupakan janji yang Tuhan berikan kepada umatnya. Tetapi hal ini
juga bukanlah patokan bagi kita untuk mau datang kepada Tuhan dan mengasihi
Tuhan. Namun, hal ini lebih sebagai bonus yang Tuhan berikan kepada kita. Lalu apakah kunci untuk mendapatkan berkat Tuhan? jawabannya ialah dengan mendengarkan Firman Tuhan dan
melakukannya dengan setia. Setia artinya berpegang teguh, patuh dan taat.
Inilah kunci untuk mendapatkan berkat Tuhan. Dan sekarang pertanyaan yang harus
kita renungkan ialah apakah kita mampu untuk dapat melakukannya? dan akhirnya
biarlah kita dapat hidup dengan tetap mensyukuri berkat yang telah Tuhan
berikan kepada kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TEMBOK PENGHALANG JANJI ALLAH
Yosua 6:20
Ada makna yang mendalam
dibalik kisah robohnya tembok Yerikho. Tembok Yerikho adalah tembok yang sangat
kokoh. Namun, tembok ini dapat dengan mudahnya dirobohkan oleh umat Israel
dengan mengelilingi sebanyak tujuh kali kemudian mereka bersorak dengan suara
nyaring.
Makna penting yang kita
dapat dari kisah ini ialah bagaimana kuasa Tuhan yang benar-benar nyata
ditengah-tengah kehidupan umat Israel. Dimana pertolongan Tuhan dalam kehidupan
mereka sungguh luar biasa dan tidak pernah terlambat. Selain itu bila kita melihat kisah ini
dari segi analogi atau perumpamaan. Kita dapat menggambarkan bahwa tembok
Yerikho merupakan tembok pemisah atau penghalang bagi kita untuk menerima janji
Allah. Oleh
karena itu Bagaimanakan caranya kita
dapat mencapai atau menggapai janji Allah tersebut dalam kehidupan kita?
1.
Dengan sepenuhnya bersandar kepada Tuhan. Dari kisah ini kita dapat melihat
pertolongan Tuhan yang nyata bagi umat
Israel, yang bila kita fikir secara logika sangat tidak mungkin dengan hanya
mengelilinginya maka tembok tersebut dapat rubuh. Tetapi inilah dasyatnya kuasa
Tuhan yang sanggup untuk memberikan pertolongan kepada umatnya sehingga mereka
dapat menggapai janji Allah. Begitu juga dengan kehidupan kita, mungkin saat ini kita sedang tertahan
oleh kuatnya tembok penghalang, baik berupa pergumulan, sakit penyakit,
penderitaan, dosa dan lain sebagainya. Tetapi dari hal ini kita dapat belajar
bahwa kita dapat meruntuhkan semua tembok penghalang ini dengan bersandar
kepada Tuhan.
2.
Dengan mendengarkan sangkakala serta
bersorak bagi Tuhan dengan suara yang nyaring. Jika pada saat itu bangsa Israel tidak
mendengarkan atau acuh terhadap suara sangkakala yang ditiupkan atau bangsa
Israel tidak mau bersorak dengan suara yang nyaring bagi Tuhan. Sudah tentulah
tembok tersebut tidak akan rubuh.
Maka dari kisah ini pun
kita dapat memahami bahwa untuk merubuhkan tembok penghalang janji Tuhan ialah
dengan dengar-dengaran akan suara Tuhan dan
mau bersorak-sorai bagi kemulian Tuhan.
Kebanyakkan orang yang
berada dalam pergumulan akan menghidari pertemuan ibadah atau panggilan
persekutuan lainnya dengan alasan sedang “galau” atau sedang ada masalah.
Mereka menghindari panggilan Tuhan untuk datang memuji Tuhan. Namun, dari nats
ini kita ditegur untuk tetap
mendengarkan penggilan Tuhan dalam keadaan apa pun kita karena Tuhan
menginginkan kita walaupun berada ditengah-tengah pergumulan mau tetap
memujiNya dan menaikan syukur serta sorak-sorai baginya. Jadi, dari kisah robohnya tembok Yerikho
ini kita dapat merenungkan bahwa kita dapat pula meruntuhkan tembok-tembok
penghalang janji Tuhan dengan selalu bersandar kepada Tuhan serta
dengar-dengaran akan panggilan Tuhan untuk selalu memuji dan bersorak bagiNya.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BERANI BERBUAT TAK BERANI BERTANGGUNG JAWAB
Yosua 7:1-26
Ada sebuah pepatah lama
yang sering kita dengar bahkan mungkin sering kita lakukan dalam kehidupan kita
sehari-hari, yaitu berani berbuat tak berani bertanggung jawab. Hal ini sering
kali kita temukan, banyak orang yang setelah melakukan kesalahan tidak mau
untuk bertanggung jawab. Berbeda jika melakukan sesuatu yang mendatangkan
keuntungan meskipun terkadang bukan ia yang melakukan ia akan mengakui bahwa ia
yang melakukan hal tersebut, alasannya karena mendapatkan keuntungan.
Nats Firman Tuhan ini
mengisakan seorang dari bani Yehuda yang bernama Akhan. Dalam petistiwa bangsa
Israel ketika akan memasuki tanah milik mereka, selalu diawali dengan
peperangan untuk menumpas penghuni ditempat yang akan direbut tersebut. Dan
sebagai salah satu syarat agar bangsa Israel dapat berhasil ialah harus
menumpas semua musuh, bahkan tidak boleh mengambil satu barang pun yang telah
dikhususkan untuk ditumpas.
Namun, dari Firman Tuhan
ini Akhan tidak taat melakukan perintah Tuhan ia tertarik untuk memiliki barang
rampasan yang harusnya ditumpas. Dan oleh karena keserakahannya itu ia
mendatangkan hukuman tidak hanya kepada kaum keluarganya bahkan kepada seluruh
bangsa Israel.
Di ayat ke 19 Yosua dengan
penuh wibawa meminta Akhan untuk mengakui kesalahannya. Dan Akhan pun mengakui
perbuatannya yang tidak benar sehingga mendatangkan hukuman. Dari Firman Tuhan
ini ada tiga hal yang dapat menjadi pejaran berharga bagi kehidupan kita,
yaitu:
1. Setiap larangan Tuhan yang telah
ditentukan janganlah kita melanggarnya dengan alasan apa pun, bahkan dengan
alasan yang terkadang memberikan keuntungan kepada pribadi kita.
2.
Setiap
kesalahan atau dosa yang pernah kita lakukan hendaknya kita akui dengan hati
tulus dan iklas meskipun kita tahu hal tersebut pasti mendatangkan hukuman dari
Tuhan, namun kita harus siap bertanggung jawab akan kesalahan kita.
3.
Jangan
pernah lari dari kenyataan, artinya mau bertanggung jawab atas apapun yang kita
lakukan baik itu mendatangkan kebaikan maupun keburukan bagi kehidupan kita.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TANDA KASIH
Yosua 21:44-45
Tanda kasih seorang ibu
atau ayah kepada anaknya tidak akan bisa diukur dengan materi atau dengan harta
yang benyak. Cinta kasih orang tua kita yang tulus tidak akan mungkin bisa
dibandingkan dengan cinta kasih kita seorang anak. Pepatah mengatakan kasih ibu
tak terhingga sepanjang masa. Jika orang tua kita sebagai manusia biasa
memiliki kasih yang tak terhingga
sepanjang masa terlebih lagi Tuhan yang adalah Bapa kita yang sempurna yang
penuh kasih dan sayang melebihi siapa pun di dunia ini. Di ayat ke 44 dikatakan bahwa Tuhan
“mengaruniakan”, kata mengaruniakan ini memiliki arti menyatakan kasih,
menganugerahkan atau memberi sesuatu sebagai tanda kasih. Dari Firman ini kita
dapat melihat tanda kasih yang Tuhan berikan kepada umat Israel yaitu dengan
memberikan keamanan kepada mereka serta menepati setiap janji yang telah Tuhan
nyatakan kepada mereka.
Di masa perjalanan bangsa
Israel untuk menduduki tanah Kanaan, suatu keamanan merupakan suatu hal yang
sangat dinanti-natikan, diharapakan oleh mereka dan jika Tuhan boleh
mengaruniakan keamanan kepada mereka hal ini merupakan suatu hal yang sangat
disyukuri dan sangat dihargai oleh mereka pada masa itu.
Bagaimana dengan kehidupan
kita sekarang ini mungkin kita sedang berada dalam situasi yang sulit dan kita
sangat mengharapkan tanda kasih dari Tuhan tetapi belum juga nyata dalam
kehidupan kita. Namun, dari Firman Tuhan ini kita dapat belajar bahwa kasih
orang tua terhadap kita bisa sepanjang masa apalagi kasih Tuhan kepada kita.
Yakinlah cepat atau lambat waktunya Tuhan pasti mengaruniakan kita keamanan dan
menepati tiap janjinya asalkan kita tetap mau setia dan taat kepada Tuhan.
Mungkin saat ini kita belum menyadari anugerah dari Tuhan karean kita sibuk
dengan harapan atau jawaban Tuhan yang sesuai dengan keinginan kita sehingga
tanpa kita sadari kita telah menanti-nantikan jawaban atau anugerah yang
sebenarnya telah Tuhan berikan dan sediakan bagi kita.
Tanda kasih yang Tuhan sediakan kepada kita
berbeda dengan tanda kasih yang kita harapkan. Kebanyakan kita pasti
mengharapkan sesuatu yang mendatangkan berkat dan kepuasan bagi diri kita.
Tetapi berbeda dengan Tuhan, Tuhan selalu menyediakan tanda kasihnya kepada
kita yang tidak hanya memberkati kehidupan kita tetapi juga memberkati orang
lain yang ada disekitar kita. Yang Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama
kita dan bukan menjadi berkat hanya bagi diri sendiri saja. Amin, Tuhan
Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TUHAN YANG MEMERINTAH
Hakim-hakim 8:23
Perintah Tuhan dan
perintah manusia sangat jauh berbeda. Perintah manusia selalu berkaitan dengan
kedagingan, memuaskan hati, mendatangkan keutungan dan selalu cenderung untuk
memenuhi keegoisannya. Sangat jauh berbeda dengan perintah Tuhan. Perintah
Tuhan ialah untuk menyenangkan hati Tuhan. Namun, satu hal yang pasti segala
sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan sudah pasti mendatangkan kebaikan bagi
kita.
Seperti Gideon dalam nats ini ia mengatakan
bahwa bukan dia atau pun keturunannya yang akan memimpin bangsa Israel, tetapi
hanya Tuhan sajalah yang akan memimpin mereka. Karena Gideon tahu porsinya dan
ia tahu bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu melebihi apa yang ia
pikirkan dan harapkan.
Di sini Gideon tidak mau
mengandalakan kekuatannya sendiri ia tahu bahwa ia dan keturunannya hanyalah
manusia yang terbatas. Yang tidak lebih dari alat yang Tuhan pakai. Jika Tuhan
tidak mengehendaki dia untuk memimpin bangsa Israel sebagai hakim tidak akan
mungkin dia sanggup dan memimpin bangsa yang besar ini.
Kebanyakan kita ketika
telah dipercayakan untuk memimpin atau kita berada di posisi yang diatas orang
lain, kita cenderung lupa akan Tuhan, kita bertindak seolah-olah kita mampu
melakukan segala sesuatu tanpa pertolongan Tuhan. Ketika kita bertindak sesuka hati kita
tanpa mengandalkan Tuhan pastilah kehidupan kita tidak akan teratur. Kita akan
sering melakukan dosa dan pelanggaran. Karena, sebagai manusia kita tidak
memiliki kekuatan apa pun untuk melawan kuasa si jahat yang selalu
menginginkank kita jatuh ke dalam dosa dan mendukakan hati Tuhan.
Marilah saat ini kita
belajar untuk selalu menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Biarlah Tuhan saja
yang memimpin kehidupan kita dan biarlah kita selalu merendahkan hati kita
untuk selalu mengikuti perintah Tuhan yang telah dinyatakan kepada kita.
Pilihan ada di tangan kita
apakah kita mau mendengarkan perintah Tuhan atau kita mau mendengarkan perintah
yang kita buat sendiri dalam keegoisan kita. Jika kita mau menuruti perintah
Tuhan yakinlah itu semua tidak akan pernah mengecewakan. Meskipun terkadang
terlihat tidak menguntungkan kita tetapi yakinlah dibalik semuanya pasti
mendatangkan kebaikan bagi kita semua yang hidupnya berkenan kepada Tuhan.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TUHAN MELIHAT HATI
1 Samuel 16:7
Don’t
look a book from the cofer dalam bahasa Indonesianya diartikan jangan melihat
buku dari sampulnya saja. Makna dari kalimat ini ialah jangan kita hanya
menilai bagian luarnya saja tetapi kita melihat isinya. Kesalahan yang sering
kita lakukan ialah menilai segala sesuatu dari tampak luarnya saja. Bila bagian
luarnya baik kita beranggapan pasti bagian dalamnya juga baik. Seperti saat
membeli buah mangga terkadang kita memilih bagian luarnya yang mulus tetapi
ketika kita mengupas untuk memakannya barulah kita tahu bahwa bagian dalamnya
busuk dan berulat. Pertanyaanya bagi kita semua, apakah hal ini juga yang kita lakukan untuk menilai orang lain? Tetapi
jelas dalam nats Firman Tuhan ini, Tuhan berkata bahwa janganlah kita memandang
parasnya atau perawakannya yang tinggi sebab Aku telah menolaknya. Jadi, melaui
Firman Tuhan ini kita dapat belajar bahwa standart yang dipakai Tuhan untuk
menilai ialah bukan paras seseorang tetapi hati.
Manusia selalu
menilai seseorang dari apa yang ada di depan mata, tak jarang hal inilah yang
membuat kebanyakan orang salah untuk memilih, mungkin dalam hal memilih
pemimpin, teman kerja, bahkan pasangan hidup. Mata kita mudah untuk menilai
orang, kebanyakan kita menilai asalkan ia tampan/cantik pasti hatinya juga
tampan/cantik seperti wajahnya. Namun, pada kenyataannya belum tentu seperti
itu.
Inilah
kesalahan kita, sekarang marilah kita belajar untuk menilai sesuatu bukan dari
cofernya saja atau dari luarnya saja. Tetapi marilah kita menilai segala
sesuatu hingga kedalaman hatinya. Karena, percuma kita mempunyai pemimpin,
teman kerja, bahkan pasangan hidup yang memiliki paras yang elok namun hatinya
busuk dan berulat. Namun, hal ini mungkin sulit kita lakukan apa lagi dalam hal
mencari pasangan hidup tentunya kita berfikir ingin mencari yang terbaik.
Tetapi dari nats Firman Tuhan ini marilah kita belajar menerima kelemahan fisik
orang lain yang ada disekitar kita dan belajar melihat ketulusan hatinya.
Karena, setiap orang memiliki kelemahan dan kekurangan.
Dari renungan
ini satu hal yang pasti menjadi berkat bagi kita semua ialah apa yang baik dipemandangan kita belum tentu
baik di pemandangan Allah dan apa yang baik dipemandangan Allah sudah pasti
baik bagi kita. Karena, Tuhan yang maha tahu siapa yang tepat menjadi pemimpin
kita, teman kerja kita bahkan yang paling utama menjadi pasangan hidup kita.
Kunci utamanya hanyalah berserah kepada Tuhan maka ia akan bertindak. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
LAWAN MUSUH DENGAN
NAMA TUHAN
1 Samuel 17:45,47
Seseorang yang mengikuti pertandingan
tinju akan menang hanya dengan satu cara yaitu melawan musuh atau orang yang menjadi
lawan tandingnya. Tentunya dengan sekuat tenaga ia harus memukul dan
menajatuhkan lawannya tersebut.
Pertanyaannya, jika lawannya itu lebih besar
atau lebih hebat dari dia bagaiman ia dapat memenangkan pertandingan ini?
dalam pemikiran kita sebagai manusia tentu sangat sulit untuk memenangkan
pertandingan tersebut.
Namun,
melalui nats Firman Tuhan ini kita belajar bahwa orang yang lemahpun dapat
mengalahkan orang yang kuat sejalipun. Nats ini menceritakan bagaiman
perlawanan bangsa Israel melawan orang Filistin dimana saat itu orang Israel
harus melawan seseorang yang berbadan besar yang bernama Goliat.
Pada
saat itu tidak ada satupun orang yang berani melawannya hanya ada satu orang
yang berani maju kedepan untuk mengahadapinya yaitu Daud. Saat itu Daud tidak
gentar, meskipun dalam pemikiran kita ia pasti tidak akan sanggup melawan
kehebatan Goliat
Tapi
dalam nats ini kembali kita diingatkan bahwa tidak ada yang mustahi bagi Tuhan.
Daud mendatangi Goliat dengan nama Tuhan dan hal inilah yang membuat dia berani
dan menag menghadapi Goliat.
Aplikasinya
bagi kehidupan kita ialah banyak hal yang ada dalam kehidupan kita hari-lepas
hari yang mungkin adalah Goliat-Goliat yang berusaha menekan kehidupan kita
agar kita kalah akan keadaan, kalah akan pergumulan. Tetapi marilah saat ini
kita belajar mengalahkannya dengan melawannya bukan dengan kekuatan kita tetapi
dengan nama Tuhan.
Karena,
tidak akan mungkin kita dapat memenangkan pertandingan jika kita hanya diam
saja dan membiarkan diri kita larut dalam masalah atau pergumulan. Dalam
peperangan para prajurut pasti bertarung hingga titik darah terakhir. Bagaimana
dengan kita apakah kita hanya mau menyerah dengan keadaan. Marilah kita
mengandalkan Tuhan saja dalam kehidupan kita karena Tuhan tidak akan pernah
membiarkan kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
Komentar
Posting Komentar