Kumpulan Renungan Semester VI Part 4 (STTIP)
TAKUT AKAN ALLAH ADALAH JALAN KEBENARAN
Nehemia 5:15
Seorang
pemimpin merupakan teladan yang pasti akan dikuti oleh setiap orang yang
dipimpinya atau penerusnya kelak. Ketika pemimpin kita orang yang takut akan
Tuhan maka sebagai orang yang dipimpinnya kita akan melihat kebaikan Tuhan yang
nyata dalam hidupnya dan tentunya ia akan menjadi teladan yang sangat
memberkati kita. Namun, bagaimana dengan pemimpin yang tidak takut akan Tuhan!
Tentunya hal ini juga membawa pengaruh kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Tetapi dari nats Firman Tuhan ini kita dapat belajar dari kehidupan Ezra ketika
ia diangkat untuk menjadi bupati ia tidak mengikuti setiap tindakan yang
dilakukan oleh bupati sebelumnya. Dimana dalam nats ini pemimpin sebelumnya
merupakan orang-orang yang hidup jahat dimata Tuhan. Kita akan melihat Apa sajakah yang akan dilakukan oleh
seseorang pemimpin yang hidupnya tidak takut akan Tuhan?
1.
Memberatkan
orang lain. Orang yang tidak takut akan Tuhan ia akan selalu berusaha untuk
menyusahkan orang lain. Terutama kepada orang yang derajatnya lebih rendah dari
padanya (mis:raja terhadap rakyat). Pemimpin yang tidak takut akan Tuhan pasti
tidak ingin menyusahkan dirinya atau anak buahnya. Mereka akan membebankan
segala hal kepada orang yang dipimpinnya dan tidak mau disalahkan atas
kesalahannya. Sangat berbeda dengan orang-orang yang hidupnya takut akan Tuhan.
Mereka akan berusaha agar rakyatnya atau orang yang dipimpinnya tidak merasakan
kesulitan. Karena ia tahu bahwa ia-lah yang seharusnya menanggung setiap
kesulitan karena ia memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya
sebagai pemimpin dihadapan Tuhan.
2.
Mencari
keuntungan diri sendiri. Seorang pemimpin yang hidupnya tidak takut akan
Tuhan akan berusaha memberatkan orang lain karena ia ingin mencari keuntungan
bagi dirinya sendiri. Biasanya mereka ingin memperkaya diri sendiri dan mereka
tidak mau direpotkan dengan urusan-urusan yang sebenarnya adalah tanggung
jawabnya sebagai pemimpin. Malahan yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana
cara memenuhi kebutuhannya saja.
Dari dua hal
yang menjadi ciri tindakan seorang pemimpin yang tidak takut akan Tuhan ini.
Sudah seharusnya kita semua belajar melalui Ezra dimana ia tahu bahwa tindakan
para pendahulunya itu bukanlah tindakan yang benar dihadapan Tuhan maka ia
tidak sedikit pun mengulai kesalahan yang telah dilakukan mereka.
Dapatkah kita saat ini memegang
prinsip seperti Ezra yang mau hidup benar dihadapan Tuhan. Tentunya kita dapat
melakukan hal ini asalakan kita pun mau mengambil komitmen untuk hidup takut
akan Allah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
CINTA AKAN TAHTA MENJATUHKANKU
Ester 3:5
Ada
tiga hal penting yang sering dinasehatkan kepada setiap calon-calon hamba Tuhan
atau orang-orang yang mengambil bagian dalam pelayanan, yaitu mereka harus berhati-hati
atau menjaga hidup mereka dari harta,tahta dan wanita/pria.
Mengapakah
ketiga hal ini dianggap penting? Alasanya ialah ketika seseorang telah memiliki
harta kekayaan yang lebih ia akan cenderung atau mudah jatuh dalam kelalaian
dalam pelayanan. Tetapi sebaliknya ketika seseorang begitu sulit dalam hal
harta ia akan menggunakan ladang pelayanannya sebagai ladang untuk mencetak
uang demi memenuhi kebutuhan pribadinya. Jadi, pertanyaanya bagi kita harus bagaimanakah sikap kita sebenarnya, jika berlebihan
atau berkekurangan harta pun dapat menjadi sandungan kita dalam melayani Tuhan?
Pada
dasarnya Tuhan tidak pernah ingin anak-anaknya hidup berkekurangan tetapi Tuhan
ingin setiap anak-anaknya hidup dengan berkecukupan. Namun, sebenarnya yang
salah ialah bukan harta (uang dsb) tetapi yang salah ialah motivasi kita dalam
hal memiliki harta tersebut.
Seperti
Haman dalam nats ini ketika ia memiliki harta yang melebihi Mordekhai dan
kedudukan yang lebih dari Mordekhai ia merasa tinggi hati sehingga ia ingin
selalu dihormati dan ia pun jatuh kedalam dosa. Karena iblis mengambil peluang
dalam hal ini sehingga membuat Haman merancangkan kejahatan dalam hatinya untuk
mencelakakan Mordekhai.
Dari
nats Firman Tuhan ini kita diingatkan kembali bahwa kita harus berhati-hati
ketika kita telah memiliki kedudukan yang cukup baik, mungkin dalam pekerjaan
ataupun pelayanan kita. Kita harus menjaga motivasi kita bahkan kita harus
mendoakan agar Tuhan mau menyelidiki hati kita apakah motivasi kita dalam
melayani Tuhan itu tulus atau hanya untuk mencari keuntungan atau bahkan
mencari kehormatan serta pujian saja.
Maka
ketika kita telah mengambil keputusan dalam melayani Tuhan atau dalam hal
apapun kita harus manjaga hati kita agar kita tidak jatuh dalam hal-hal yang tentunya
dapat dipakai iblis untuk membuat kita jauh dari pada Tuhan dan menggagalkan
rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella
Mulalinda).
DEWASA IMAN
Ayub 1:21
Mata
pelajaran psikologi perkembangan mempelajari tidak hanya perkembangan
pertumbuhan tubuh jasmani (fisik) seseorang saja, tetapi juga mempelajari
perkembangan secara psikis (jiwa) yang dimiliki oleh seseorang juga.
Dalam
pekembangan secara fisik dilihat dari ketika seorang anak masih dalam
kandungan,dilahirkan,anak-anak hingga ia dewasa, lansia dan meninggal. Begitu
juga dalam perkembangan psikisnya semuanya dipelajari. Menarik jika kita
memperhatikan perkembangan secara psikis seseorang. Karena kita dapat melihat
atau memperkirakan karakter seseorang berdasarkan pertambahan usia maupun
lingkungan dimana ia bertumbuh atau bergaul (keluarga).
Dari
nats ini kita dapat melihat bagaimana karakter atau perkembangan psikis secara
rohani yang dimiliki oleh Ayub. Ketika seseorang masih anak-anak tentunya
perkembangan psikis yang dialaminya ialah ia pasti manja terhadap orang tuanya,
selalu ingin dituruti dan jika tidak ia akan marah. Ketika seorang beranjak
remaja ia akan menjadi seseorang yang sangat labil yang tidak dapat mengambil
keputusan dengan tepat dan mudah berubah pikiran. Namun berbeda ketika ia sudah
tumbuh menjadi seseorang yang sudah dewasa ia akan dengan mantap mengambil
keputusan yang tentunya ia sudah dapat memikirkan apa yang akan terjadi
kedepannya ketika ia telah mengambil keputusan tersebut.
Hal
ini tidak jauh berbeda dengan perkembangan kerohanian seseorang. seorang yang
masih anak-anak secara rohani akan mudah mengeluh dan marah kepada Tuhan serta
hanya ingin mengaharapkan semua keinginannya terkabulkan. Namun, ketika
seseorang telah memiliki kedewasaan secara rohani ia memiliki pemikiran yang
lebih luas dan lebih mengarahkan hidupnya kepada kehendak Tuhan bukan lagi
kepada kehendak pribadinya.
Jadi,
ketika yang terjadi dalam kehidupannya tidak seseuai dengan yang dia inginkan
ia dapat menerimanya tanpa mengelu dan menyalahkan Tuhan. Hal ini lah yang
dapat menjadi berkat bagi kita melalui kehidupan Ayub, dimana ketika ia
menghadapi kenyataan tidak seperti keinginannya ia masih tetap bersyukur kepada
Tuhan. Ia justru memuji Tuhan ditengah pergumulan yang ia hadapi. Karena ia
menyadari bahwa Tuhan tidak akan mungkin mengizinkan hal tersebut terjadi jika
Tuhan tidak memiliki rencana yang lebih baik bagi kehidupannya.
Marilah
kita semua belajar seperti Ayub dan marilah kita mempertanyakan kepada hati
kita masing-masing apakah kita masih memiliki iman yang masih kanak-kanak atau
telah dewasa. Hal ini hanya dapat kita lihat ketika kita mengalami permasalahan
dalam kehidupan kita ketika kita marah kepada Tuhan itu artinya kita masih
anak-anak dalam iman dan kita belum dewasa. Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella Mulalinda).
APAKAH KASIH ALLAH MASIH ADA??
Mazmur 78:38
Segala
sesuatu pasti akan berubah, ada yang lebih baik atau semakin buruk.
Pertanyaannya apakah kasih Allah terhadap kita pun akan berubah?? Bagaimana
jadinya jika kasih Allah menjadi semakin dingin! Apakah kita dapat bertahan?.
Kasih manusia hari lepas hari semakin dingin. Terkadang seorang sahabat dapat
menjadi lawan, terkadang kesabaran menjadi sandungan bagi pribadi seseorang
yang memiliki kesabaran. Lalu bagaimana
dengan kasih Allah, apakah kasih Allah seperti kasih manusia yang memiliki
limit pemakaian atau memiliki batas? Dan apakah kita bisa membatasi kasih
Allah?
Untuk
menjawab setiap pertanyaan ini, marilah kita merenungkan nats ini. Ayat ini
mengingatkan kita dan meneguhkan kita bahwa Allah itu adalah Allah penyayang dalam bahasa aslinya menggunakan kata רַח֙וּם (Rachuwm “Rakh-oom”) yang
artinya kasihan atau keharuan. Dalam terjemahan Alkitab versi KJV dikatakan
bahwa Tuhan itu being full of compassion yang artinya bahwa Tuhan itu
penuh dengan perasaan kasihan atau terharu. Ini merupakan salah satu jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang terkadang muncul dalam hati kita, sering kali
ketika kita berada dalam pergumlan atau dalam permasalahan kita bertanya apakah kasih Allah itu masih ada? Dan
jawabannya adalah iya, mengapa?
Karena Allah penuh dengan perasaan kasihan atau terharu dalam Alkitab
terjemahan sehari-hari dikatakan bahwa Allah mengasihani semua anak-anakNya.
Maka tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bahwa Tuhan tidak mengasihi kita.
Alasan kedua atau jawaban kedua dari
pertanyaan apakah kasih Allah itu masih ada? Ialah bahwa Alah mengasihi
umatNya dengan mengampuni dan tidak memusnakan kita. Nats ini menunjukan
betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita. Ayat ini menceritakan tentang
bagaimana Tuhan mengasihi umat Israel yang begitu menyakiti hati Tuhan dengan
segala dosa yang telah mereka lakukan. Berkali-kali Tuhan disakiti tetapi ia
tetap mau mengampuni dan tidak memusnahkan mereka. Jika hal ini berada di
posisi kita, saya yakin dan percaya tidak ada satu orang pun yang dapat menahan
amarah dan menahan dirinya untuk tidak menghukum. Kita bersyukur mempunyai
Allah yang begitu luar biasa yang selalu mengasihi kita. Jika kasih Tuhan ada
batas limidnya sudah tentu kita telah dimusnahkan Tuhan sejak berabad-abad
lalu. Namun, hal tersebut tidak dilakukannya, sekali lagi karena ia begitu
mengasihi kita.
Dan
jawaban terakhir, apakah kasih Allah itu masih ada ? ialah ditunjukan Tuhan
dengan menahan murkaNya untuk menghukum kita. Hal ini merupakan suatu bukti
bahwa begitu dalamnya kasih Tuhan kepada kita. Sehingga setiap saat Ia mau
menahan diriNya untuk tidak menghukum saya dan saudara. Dapatkah kita menahan kemarahan kita ketika ada orang yang bersalah
terhadap kita? Jawabanya tidak, karena saya dan saudara-saudara semua
lebih mudah melihat kesalahan orang lain dan sulit mengintrospeksi diri sendiri
dan yang utama karena kita hanya mengasihi diri kita sendiri, kita tidak
memiliki kasih yang besar seperti Tuhan yang mau mengampuni kita meskipun kita
telah beribu-ribu kali menyakitinya dengan dosa-dosa kita. Jika Tuhan egois
pasti kita sudah dimusnahkannya dengan geram dan amarahNya.
Jadi,
melalui perenungan ini kembali kita diingatkan Tuhan bahwa kasih Tuhan itu
masih ada! Kasih Allah tidak pernah hilang bahkan berkurang, kasih Allah tidak
pernah menjadi dingin, dan kasih Allah itu adalah kasih yang sempurnah.
Karenanya, jangan pernah sedetikpun kita berfikir bahwa Allah sudah tidak
mengasihi kita ingatlah bahwa kasih Allah tidak ada batasnya meskipun ia
menghukum kita itu adalah bentuk kasihnya kepada kita. Jika dengan menghukum
kita Ia dapat menyelamatkan kita, itu jauh lebih berharga dari pada kita
dilimpahi berkat namun kita kehilangan kasih Allah dan jatuh lebih jauh ke
dalam dosa. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
1:1000 “SATU
BANDING SERIBU”
Mazmur 84:11
Ketika menerima undangan pernikahan dan undangan ucapan syukur kedukaan.
Kebanyakan orang lebih mengutamakan untuk mengahadiri undangan pernikahan. Dan
ketiaka ada undangan ulang tahun teman dan undangan ibadah pemuda dsb.
Kebanyakan muda/i dizaman ini memilih pergi ke acara ulang tahun teman.
Dari pebandingan ini kita dapat
menilai bahwa kita cenderung mendasarkan segala pilihan kita berdasarkan
kedagingan kita atau kesenangan kita. Namun, pemazmur menegur kita bahwa begitu
berharganya dan begitu utamanya waktu-waktu kita ketika berada di hadirat
Tuhan.
Pemazmur mengatakan bahwa lebih baik
satu hari berada dipelataran Tuhan dari pada seribu hari ditempat lain. Hal ini
menunjukan bahwa berada dalam rumah Tuhan atau berada dalam persekutuan itu
merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal yang sekama ini kita sepelekan dan
kita abaikan, justru itulah yang seharusnya kita utamkan.
Melalui renungan ini mengajarkan
kita bahwa seharusnya kita dapat memilih mengutamakan Tuhan diatas segala
kesukaan kita, diatas segala kesenangan kita. Kita sering berfikir bahwa pesta
teman atau pesta pernikahan merupakan satu hal yang hanya terjadi satu kali
sedangkan beribadah masih ada “minggu depan” atau ada waktu-waktu lainya.
Tetapi dari nats ini menekankan
kepada kita semua bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk melalaikan waktu kita
bersama dengan Tuhan. Hal inilah yang cenderung menggoda kita untuk tidak
mengahadiri undangan persekutuan Allah, banyak alasan lain yang mungkin membuat
kita malas bahkan menolak untuk datang beribadah. Tetapi biarlah melalui nats
ini kita kembali diingatkan bahwa mencari Tuhan merupakan hal utama yang
seharusnya menjadi dasar dalam kehidupan kita. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
AKU MAU SEPERTI
POHON KURMA DAN POHON ARAS LIBANON
Mazmur 92:13
Tema renungan kali ini ialah aku mau menjadi seperti pohon kurma dan pohon
aras Libanon. Tema ini mungkin sedikit membingungkan bagi kita. Namaun, tidak
bagi pemazmur. Pemazmur begitu memahami tentang pohon kurma maupun pohon aras
Libanon sehingga ia dapat menuliskan mazmur ini. Pertanyaannya bagi kita semua
ialah mengapa harus pohon kurma dan pohon
aras Libanon yang dipakai pemazmur untuk menggambarkan kehidupan orang benar?
Mengapa tidak pohon beringin atau pohon jati dan pohon-pohon lainnya? Ada
beberapa alasan mengapa pemazmur memilih pohon kurma dan pohon aras di Libanon.
1.
Pohon Kurma. Pohon ini tumbuh ditengah gurun pasir yang
memiliki suhu yang sangat extrem. Ketika ia tumbuh, pohon kurma tidak
menumbuhkan tunas terlebih dahulu seperti pada pohon lainnya, melainkan ia akan
menumbuhkan akarnya terlebih dahulu ke dalam tanah sehingga ia menemukan air.
Dapat dibayangkan seberapa dalamnya akar yang harus tumbuh ditengah gurun pasir
sampai ia menemukan air. Seberapa dalamnya sumber air maka akar korma pun akan
tumbuh sedalam itu. Setelah ia menemukan sumber air barulah ia akan menumbuhkan
tunasnya ke atas dan hal ini menandakan bahwa dimana tunas kurma dapat tumbuh
berarti disitu ada sumber air untuk kehidupannya. Dan ketika penanaman biji
kurma dilakukan ditengah gurun dengan cara ditanam di dalam tanah sedalam 2-3
meter, kemudian ditimbun dengan bebatuan. Maka setelah akarnya tumbuh ke dalam
tanah dan menumbuhkan sumber air, maka biji kurma ini akan menumbuhkan tunas
dan memecahkan bebatuan yang menimbun diatasnya hingga tunasnya tumbuh dan
hidup berjuang tak kenal rasa takut akan hawa panas karena sudah mempunya modal
yang kuat yakni akar yang begitu panjang dan dalam hingga ke sumber mata air di
bawah gurun pasir (http://filsafat.kompasiana.com/2012/06/25/hidup-yang-benar-diibaratkan-seperti-pohon-kurma-473294.html).
2.
Pohon aras Libanon. Pohon Aras
merupakan salah satu jenis pohon langka pada masa sekarang. Saat ini hanya
tersisa satu rumpun kecil di utara Beirut, Libanon. Pohon aras dapat mencapai
tinggi 40 meter dan lebar sekitar 9 - 15 meter, dengan diameter batangnya 2,5
meter. Dahan-dahan dari satu pohon aras panjangnya bisa mencapai 33,8 m dari
ujung ke ujung. Keliling batang beberapa pohon aras adalah 9 sampai 12 m.
Pohon-pohon yang sangat besar ini terus tumbuh selama ratusan tahun. Pohon aras
menghasilkan buah yang panjangnya 20 cm dan memerlukan tiga tahun untuk menjadi
matang. Getah yang wangi menetes dari batang dan buahnya Kayu pohon yang bergetah harum ini amat keras
dan tahan lama, sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.Pohon aras Libanon
(cedrus libani) berasal dari Asia Kecil dan menjadi tanaman asli Libanon, Siria
dan bagian selatan Turki. Ciri pertama yang dapat kita ketahui tentang aras
Libanon, adalah secara fisik pohon aras adalah
pohon yang kuat, megah dan berkualitas, cabang-cabangnya yang tumbuh secara
horizontal dan membuat pohon ini kelihatan sangat lebar dan gagah. Jika tumbuh
berhimpitan, pohon ini akan tumbuh secara lurus ke atas, tetapi jika ditanam
dengan jarak yang cukup jauh, maka cabang-cabangnya akan tumbuh melebar ke
samping.
Kulit kayu aras Libanon berwarna abu-abu gelap. Jika kulit itu tergores, maka ia akan mengeluarkan getah yang menebarkan aroma yang begitu wangi, sehingga jika kita berjalan di hutan aras Libanon akan terasa sangat menyenangkan. (www. Pohon Aras _ Bersosial.com).
Kulit kayu aras Libanon berwarna abu-abu gelap. Jika kulit itu tergores, maka ia akan mengeluarkan getah yang menebarkan aroma yang begitu wangi, sehingga jika kita berjalan di hutan aras Libanon akan terasa sangat menyenangkan. (www. Pohon Aras _ Bersosial.com).
Saat ini kita telah melihat bagaimana keunggulan dari kedua pohon ini. Yang
pertama pohon kurma. Pemazmur menggambarkan kehidupan orang benar bertunas
seperti pohon kurma. Melalui data yang ada kita telah mengetahui bagaimana
perjuangan satu tunas kurma dapat hidup. Pertama ia harus berakar untuk
mencapai sumber air. Seberapa dalam pun itu ia tetap mencarinya tanpa henti
hingga ia boleh menemukan sumber ait tersebut. Sehingga dimana ada pohon korma
yang tumbuh hal ini menunjukan bahwa disitu ada sumber air. Hal inilah yang
ingin digambarkan oleh pemazmur bahwa kehidupan orang benar itu seperti tunas
kurma, mengapa? karena orang benar dapat hidup ketika ia telah berakar kepada
sumber air kehidupan yaitu Tuhan. Meskipun banyak kesulitan dan tantangan yang
harus ia hadapi orang benar harus tetap mencari sumber kehidupan itu. Dan ketika
orang benar dapat tumbuh hal ini berarti
ada sumber kehidupan yangdapat mengidupinya dan
tentunya juga dapat menjadi sumber kehidupan orang disekitarnya dan hal
ini juga berarti bahwa orang benar haruslah menjadi berkat bagi orang
disekitarnya. Maka satu hal yang ingin pemazmur katakan ialah bahwa pohon ini memiliki dasar yang
kuat dan tetap dapat tumbuh meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang harus
dihadapi karena ia telah menemukan sumber air kehidupan dan ia dapat menerobos
segala penghalang yang mengahalangi tunasnya bertumbuh. Begitu juga setiap
orang benar harus mencari Tuhan yang adalah sumber air kehidupan dan berakar di
dalamnya,
Sedangkan pohon aras Libanon merupakan pohon yang begitu kuat dan langkah
saat ini sehingga di Libanon pun pohon ini dilindungi oleh pemerintah, pohon
aras ini memiliki banyak keunggulan yakni ketika ia tumbuh berdekatan ia tidak
saling mengganggu tanaman lainnya karena ia dapat tumbuh lurus keatas dan
ketika kayunya tergores justru ia mengeluarkan aroma yang sangat harum, tidak
hanya itu pohon ini pun memiliki daya tahan yang kuat terhadap serangan hama
dan serangga.
Maka pohon aras ini digunakan oleh pemazmur untuk menggambarkan kehidupan
orang benar bahwa orang benar ini adalah orang yang kuat dan langkah serta
dilindungi Tuhan. Tidak hanya itu saja pemazmur juga ingin mengingatkan kembali
kepada kita bahwa ketika batang pohon aras tergores justru ia mengeluarkan
keharuman, maka begitulah seharusnya kehidupan orang benar ketika ia harus
mengalami gesekan dan goresan justru ia harus mengeluarkan keharuman yang
memberkati orang disekitarnya termaksud orang yang telah melukainya dan yang
paling utama ialah bahwa pohon aras ini memiliki daya tahan terhadap serangan
serangga. Iblis merupakan hama dan serangga yang merusak kehidupan orang benar
oleh karena itu kita harus menjadi seperti pohon aras yang kuat dan memiliki
daya tahan terhadap godaan iblis.
Maka maukah kita menjadi tunas pohon korma dan pohon aras Libanon. Marilah
kita renungkan dan meminta kekuatan dari pada Tuhan sehingga Tuhan dapat
memampukan kita menjadi seperti yang Dia ingini. Amin, Tuhan Yesus
memberkati (Stella Mulalinda).
RESPON YANG BAIK
Amsal 15:1
Komunikasi
merupakan suatu hal yang setiap orang lakukan setiap hari. Dalam komunikasi
pada dasarnya harus ada orang yang meresponinya. Tetapi ada respon atau jawaban
yang menenagkan hati namaun ada juga jawaban yang justru membuat sedih atau
marah. Oleh
karena itu melalui Amsal ini menunjukan
bentuk bagaimana cara merespon orang lain dengan baik. Jika ada cara merespon yang baik
berarti ada cara merespon yang tidak baik. Melalui
renungan ini kita akan melihat kedua bentuk dalam merespon atau memberikan jawaban.
1.
Ketika
seseorang ingin membakar sampah ia pasti mebuat api yang kecil terlebih dahulu
kemudian ia menyiramnya dengan meninyak tanah atau bensin. Ketika ia
melakukan hal tersebut dengan cepat apai tersebut akan membesar dan membakar
seluruh sampah yang akan dibakar. Melalui ilustrasi ini menggambarkan bagaimana
suatu perkataan yang pedas dalam bahasa aslinya menggunakan kata עֶ֗֜צֶב (Pro 15:1 WTT) terjemahannya hurt yang artinya menyakitkan,
menyedihkan, kasar, keras dapat membangkitakan amarah. Hal ini seperti
seseorang yang sedang membakar sampah tadi. Seseorang yang mengeluarkan
perkataan atau menjawab pertanyaan orang lain dengan nada yang kasar , keras
dapat menyakitkan hati orang lain sehingga membangkitkan amarah atau kegeraman
kepada orang yang diresponnya tersebut.
2.
dibagian
pertama memperlihatkan bagaimana jawaban yang kasar seperti orang yang
menyiramkan minyak tanah pada api yang kecil dan justru membuat apai tersebut
semakin besar. Tetapi justru sebaliknya
ketika seseorang ingin memadamkan apai ia harus menyiramnya dengan air. Demikianlah ketika seseorang
memberikan jawaban dengan lemah lembut maka ia seperti menyiramkan air kedalam
api yang sedang menyala. Hal ini berarti jawaban yang lemah lembut membuat
sesuatu yang tadinya membakar amarah atau suatu kondisi yang panas menjadi
dingin. Atau yang tadinya seseorang akan marah namun dengan jawaban yang lemah
lembut menjadi tidak marah.
Jadi,
melalui Amsal ini kita dapat melihat bahwa jawaban yang kita keluarkan
menentukan apa yang akan terjadi kedepannya jika kita menajwab dengan kasar
maka kita akan menimbulkan amarah sedangkan ketika kita menjawab dengan lemah
lembut maka kita akan memadamkan api amarah dihati orang lain. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BERILAH YANG TERBAIK
Amsal 11:24-25
Dunia
berkata Boros pangkal miskin, hemat pangkal kaya. Tetapi Firman Tuhan berkata
“ada orang yang meneyabar harta tetapi bertambah kaya namun ada yang berhemat
tetapi selalu berkekurangan”.
Melalui
ayat ini ingin menegur setiap orang percaya bahwa kebanyakan orang sulit untuk
mengeluarkan uangnya untuk membantu orang lain. Kebanyakan orang mengikat
dompertnya erat-erat ketika diminta untuk mengeluarkan uangnya demi kepentingan
umum. Karena, kebanyakan orang sekarang ini lebih mengutamakan kepentingannya
sendiri, mereka berhemat untuk dapat memenuhi kebutuhannya sediri dan tidak
memperdulikan orang lain.
Tetapi
sekali lagi Firman Tuhan ini ingin mengingakan kita bahwa Tuhanlah yang
empuhnya berkat dan segala kelimpahan. Ketika kita dapat memberian sebagian
berkat kita untuk emnolong orang lain maka Tuhan pun tidak segan-segan untuk
membuka tingkap berkatnya kepada kita.
Terlbih
lagi ketika kita mengeluarkan uang kita untuk pelayanan Tuhan maka Tuhan tidak
akan pernah melupakan hal tesebut. Oleh karena itu jangan pernah kita kikir
dalam membantu orang lain terlebih lagi untuk pekerjaan Tuhan. Amin, Tuhan Yesus
memberkati (Stella Mulalinda).
HAJARAN MENUJU KEPADA KEBAIKAN
Amsal 13:24
Orang
yang mengasihi kita akan menegur kita ketika kita melakukan kesalahan, iya akan
memarahi kita bahkan memukul kita. Tetapi orang yang tidak mengasihi kta tidka
akan memperdulikan kita.
Amsal
menuliskan bahwa orang tua yang tidak mau mengahajar anaknya berarti ia tidak
mengasihinya justru sebaliknya orang yang mengasihi anaknya akan dengan tidak
segan-segan menghukum danaknya.
Dalam
bahasa asli menggunakan kata מוּסָֽר (Pro 13:24 WTT) disipline, chastening, corretions. Yang artinya
mendisiplin, menghukum untuk baik, dan pembetulan /perbaikan. Jadi kata
menghukum disini memiliki arti yang luas. Maka ketika orang tua menghukum kita
berarti ia sedang mendisiplik kita agar kita jauh lebih baik.
Begitu
juga dengan Tuhan ketika Ia menghukuk kita atau menegur kita hal ini berarti
Tuhan sedangan mengeroksi kita atau sedang memperbaiki kesalah kita agar kita
tahu dan tidak melakukannya atau mengulangi kesalahan yang sama dalam kehidupan
kita.
Tetapi
kebanyakan orang beranggapan ketika Tuahan sedang menghukum hal ini berarti
Tuhan tidak mengasihinya justru dari ayat ini kita tahu bahwa ketika Tuhan
menghukum kita berarti ia sedang mendidi kita dalam kebenaran sehingga kita
hidup jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tuhan
menggambarkan hukuman dengan tongkat hal ini menunjukan peghajaran dan ketika
seseorang dihajar yang akan dirasakan pastilah kesakitan. Seorang gembala yang
menuntun dombanya, ketika domabanya melenceng dari jalan yang ditunjukan pasti
akan memukulnya dengan tongkat memang sakit dirasakan tetapi hal tersebut
membuat domba itu aman dan tidak tersesat. Begitu juga dengan kita meskipun
didikan Tuhan itu terkadang sakit namun didikan itu akan membawa kita tetap
berada pada jalannya dan kita tidak akan tersesat. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
RENDAH HATILAH
Amsal 27:1-2 :
Untuk
mengawali renungan ini ada sebuah percakapan yang dilakukan oleh dua orang anak
yang masih duduk dibangku SD. Anggap saja namanya Ani dan Ana. Suatu hari
setelah selesai mengikuti ujian. Ani bertanya kepada Ana:
Ani : Ana kamu
bisa menjawab semua pertanyaan tadi?
Ana : Ia Ani,
bagaimana denganmu?
Ani : Pasti
dong, dan aku yakin besok aku pasti aku mendapatkan hasil yang bagus, bukannya
aku memuji diri sendiri ya! tetapi selama inikan aku selalu juara dikelas.
Jadi, ya soal seperti tadi sih mudah saja aku jawab.
Ana : baguslah
kalau begitu.
Dari
dialog ini dapat dilihat bagaimana ke PD (Percaya Diri)-an Ani. Hal inilah yang
sering kita temui dalam keseharian kita, terkadang tanpa kita sadari kita
sering memuji diri kita sendiri dan merasa hebat, serta kita meremehkan orang
lain. Pertanyaannya bagi kita apakah kita
tidak boleh memuji diri sendiri? Lalu ketika kita berhasil melakukan sesuatu apa
yang harus kita lakukan jika kita tidak boleh memuji diri sendiri? Nats
Firman Tuhan ini memberikan jawaban yang tepat untuk kedua pertanyaan ini.
1. Apakah kita tidak boleh memuji diri sendiri? Kata memuji diri sendiri dalam bahasa
aslinya ialah הַלֵּל (hallel), yang artinya boastfull atau sombong. Dalam terjemahan
lainnya pun memberikan arti yang sama. Sedangkan dalam terjemahan BIS
menggunakan kata membual yang artinya mengobrolkan atau menyombongkan sesuatu. Maka apakah kita boleh menyombongkan diri sendiri? jawabannya Tidak!,
mengapa? (Ay 1) karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dihari
esok. Kata tidak tahu
dalam terjemahan lainnya menggunakan kata “Not
know”. Sedangkan dalam bahasa aslinya menggunakan kata יָדַע (yada)
yang dapat diartikan to know, to be made know, to cause to know, dan to make
Self to know, yang artinya bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat
mengetahui ,membuat tahu, alasan untuk tahu, dan untuk membuat dirinya sendiri
tahu apa yang kan terjadi di hari esok. Dari bahasa asli ini dapat kita pahami
bahwa sedikit pun kita tidak dapat menyombongkan diri kita karena tidak ada
satu hal pun yang dapat kita ketahui akan apa yang terjadi di hari esok hanya
Tuhan sajalah yang mengetahui segalanya.
2. Apakah yang harus kita lakukan ketika kita berhasil? Jawabannya terletak pada ayat ke 2
dimana setiap pujian yang kita terima seharusnya berasal dari orang lain,
bahkan dari orang yang tidak kita kenal. “Orang yang tidak kaukenal” dalam
terjemahan KJV: stranger, NIV: someone else, FAYH: orang lain. Dalam bahasa
aslinya נָ֜כְרִ֗י (nakeri):
stranger, foreign, alien (orang yang tidak dikenal, orang luar negri, orang
asing/ orang yang berbeda dari....). Melalui perbandingan kata ini semakin
menegaskan bahwa Tuhan tidak sedikit pun berkenan kepada kita yang memuji diri
sendiri atau menyombongkan diri sendiri. Bahkan yang seharunya memberikan
pujian kepada kita bukan hanya sekedar orang lain yang berada di sekitar kita
mungkn teman atau keluarga, justru yang seharusnya memuji kita ialah orang yang
tidak kita kenal tidak hanya itu di artikan bahwa orang luar negri bahkan “Alien” atau orang asing yang berbeda
dari kita. Dan hal ini tentu jarang terjadi bahkan tidak mungkin terjadi.
Maka hal ini menunjukan bahwa kita
tidak memiliki alasan apapun yang membenarkan diri kita untuk dapat
menyombongkan diri kita bahkan kita tidak layak untuk dapat menyombongkan diri
kita sendiri dan biarlah orang lain/orang asing/orang luar negri yang tidak
mengenal atau yang tidak kita kenal-lah yang harusnya memuji kita. Tetapi hal
ini menunjukan sesuatu hal yang jarang bahkan mustahil terjadi. Dari nats ini
kita belajar untuk selalu rendah hati biarlah keberhasilan yang kita telah
capai tidak membuat kita sombong justru membuat kita semakin bersyukur kepada
Tuhan dan merendahkan hati kita. Karena, segala sesuatu yang kita capai tidak
pernah lepas dari anugerah dan penyertaan Tuhan atas hidup kita. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
Komentar
Posting Komentar