Kumpulan Renungan Semester VI Part 5 (STTIP)


TUNDUKAN RASIO DENGAN IMAN
Pengkhotbah 12:13:
            Dalam sebuah film Rohani yang berjugul “God Not Dead”, pada salah satu scene atau adegannya mengisahkan tentang seorang profesor yang mengajarkan pelajaran filsafat, yang ternyata seorang Atheis. Pada saat mata kuliah ini baru dimulai ia menyuruh seluruh mahasiswanya untuk membuat surat pernyataan bahwa “God is Dead” atau Tuhan sudah mati. Namun, dari sekian banyak mahasiswa yang mengikuti kelas ini. Ada satu orang yang merupakan mahasiswa baru ia tidak mau membuat pernyataan tersebut dan ia tetap mempertahankan imannya karena ia seorang Kristiani. Dan oleh karena tindakannya itu ia mendapatkan banyak masalah dan ia diberikan tugas untuk membuktian bahwa Tuhan itu ada melaui presentasi disetiap pertemuan mata kuliah tersebut. Singkat cerita mahasiswa ini berhasil dengan pertolongan Tuhan untuk mempertahankan imannya dan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak mati.
 Bagaimana dengan kita saat ini apakah kita pun mengalami hal yang sama? Di tengah-tengah perkembangan teknologi kita dapat dengan muda memperoleh informasi dan pengetahuan yang justru bukan menguatkan iman kita melainkan menggoyakan iman kita, pertanyaannya apakah kita mau menundukan rasio kita atau pengetahuan kita pada iman percaya kita kepada Tuhan? Pengkhotbah memberikan 2 hal kepada kita bagaimana agar rasio kita dapat tunduk pada iman kita:
1.      Takutlah akan Tuhan. Dari film “God not dead” ada dua hal yang dapat kita maknai yakni seorang profesor yang telah banyak belajar, meneliti, menimbang dan menguji segala sesuatu ternyata ia terjebak dalam pengetahuannya yang justru membuat ia menyangkali keberadaan Tuhan, sedangkan mahasiswa baru ini meskipun ia belum memiliki banyak pengetahuan seperti profesor tersebut justru ia dapat mempertahankan imannya bahkan membuktikan bahwa Tuhan itu ada dan ia pun berhasil meyakinkan teman-temannya yang lain yang telah  goyah. Kisah ini sedikit banyak dapat menggambarkan apa yang ada dalam pikiran Pengkhotbah ketika ia menulis kitab ini. Saat itu pengkhotbah merasakan bahwa segala sesuatu adalah sia-sia belaka. Ia dapat membuat pernyataan ini bukan karena ia tidak mengetahui atau ia tidak berpengetahuan. Di Pkh 11:9 dikatakan bahwa ia seorang yang berhikmat, ia telah menimbang, menguji, bahkan telah menyusun banyak Amsal. Tetapi ia justru jatuh kedalam pemahaman yang salah. Seperti Profesor filsafat dalam kisah “God not dead”. Ia telah memiliki banyak pengetahuan tetapi justru ia mengambil kesimpulan yang salah. Namun, Pengkhotbah meskipun ia sempat jatuh kepada pemahaman yang salah dan menganggap bahwa segala sesuatu adalah sia-sia belaka tetapi pada akhirnya pengkhotbah sampai pada kesimpulan bahwa, dari segala sesuatu yang kita ketahui atau kita dengar takutlah akan Tuhan dan berpeganglah pada perintah-perintahnya. Hal ini menunjukan bahwa Rasionya atau akalnya yang sempat menguasai hidupnya dapat tunduk terhadap iman percayanya kepada Tuhan. Takut dalam bahasa aslinya יְרָא  (yera) artinya fear, afraid (takut), NIV dan KJV : fear. Takut dalam KBBI berarti merasa gentar/ ngeri menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Oleh karena itu meskipun pengkhotbah memiliki hikmat yang melebihi siapa pun ia tetap mau menundukan setiap kemapuannya kepada Tuhan karena ia memiliki rasa takut akan Tuhan dan ia mengetahui bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu. Hal kedua yang dilakukan pengkhotbah untuk menundukan rasio pada iman ialah
2.      Dengan berpegang pada perintah-perintah Tuhan. Berpegang dalam bahasa aslinya  שָׁמַר (Shemar) yang artinya watch (memperhatikan, menjaga, menonton), quard (menjaga, melindungi,) dan keep (menjaga, memelihara, menyimpan, menerima). KJV dan NIV : keep, BIS dan FAYH : taatilah. Melalui pengertian yang kita dapat dari arti asli serta berbagai versi terjemahan alkitab ini membuat kita lebih memahami bahwa ketika kita ingin menundukan rasio kita dibawah iman percaya kita hanya dapat kita lakukan dengan menaati, memilihara, menerima dan berpegang kepada perintah-perintah Tuhan.
Oleh karena itu hanya dengan takut akan Tuhan dan berpegang teguh pada perintahnyalah kita tidak akan pernah digoyahkan meskipun banyak pengetahuan yang kita peroleh atau kita dengar. Oleh karena itu banyak belajar dan banyak mendapatkan ilmu pengetahuan merupakan sesuatu hal yang seharunya membuat kita lebih mengenal betapa luarbiasa dan hebatnya Tuhan yang kita sembah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

TUHAN MENUNTUT PERTOBATAN
Yesaya 1:18:
            Bangsa Israel merupakan bangsa yang merupakan biji mata Allah atau bangsa pilihan. Namun, ketika mereka melakukan dosa Tuhan pun pasti akan mendatangkan hukuman atas mereka. Saat itu bangsa Israel menyangka bahwa dengan memberikan banyak korban (1:11) dapat menyukakan hati Tuhan dan menghapus segala dosa mereka. Tetapi disini dengan tegas Tuhan menolaknya. Karena mereka memberikan persembahan tetapi tetap melakukan kejahatan (1:15).
            Hanya Tuhanlah yang dapat merubah dosa kita yang tadinya merah seperti kirmizi menjadi putih seperti salju dan merah seperti kain kesumba menjadi putih seperti bulu domba. Lalu pertanyaanya apa yang Tuhan inginkan sehingga kita dapat menerima penyucian akan dosa, jika segala korban atau persembahan yang kita berikan pun ditolaknya? Dari pertanyaan ini nats Firman Tuhan ini memberitahukan kepada kita bahwa yang Tuhan ingini ialah kita (1:16) bertobat serta belajar berbuat baik.
1.      Bertobat. Di Yes 1:16 bertobat yang dimaksudkan disini ialah membasuh diri, membersihkan diri, menjauhkan diri  dan berhenti dari perbuatan jahat. Untuk menegaskan masud dari pertobatan ini dapat kita lihat dari arti asli kata dan berbagai versi terjemahan Alkitab lainnya.
·         Bahasa asli            : רָחַץ (rachats) = wash (mencuci memandikan),rinse  
                              (membilas, mencuci)
KJV,NIV,NAS     : wash
·         Bahasa asli            : סור (soor) = off (mati), stop (berhenti)
KJV                       : put away the evil = menjauhkan kejahatan
NIV                       : Take your evil deeds out of my sight = memindahkan kejahatan kita dari pandangan Tuhan
NAS                      : remove the evil = menghilangkan kejahatan
·         Bahasa asli            : חָדַל (chadal) = cease (berhenti)
KJV dan NAS       : cease = berhenti
NIV                       : stop = berhenti
2.      Belajar berbuat baik. Ketika kita ingin memperbaiki kesalahan kita sehinga dosa-dosa kita pun disucikan oleh Tuhan tidak hanya dengan kita bertobat seperti dapat dilihat di poin pertama. Setelah kita bertobat kita pun harus mengambil komitmen untuk belajar atau memulai untuk berbuat baik.
KJV     : well = sehat, baik
NAS    : good = kebaikan, kebajikan
NIV     : right = keadilan, kebenaran
Bahasa asli      : יטב (yatab) =to be going well = menjadi lebih baik
            Maka untuk ketiaka kita memberikan banyak koban atau pun persembahan kepada Tuhan tetapi tidak disetai kesungguhan hati untuk betobat dari kesalahan dan tidak mau belajar untuk berbuat baik atau untuk melakukan kebaikan maka itu semua pasti tidak menyenangkan hati Tuhan dan Tuhan pasti akan menolak setiap persembahan kita sebanyak apapun itu. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

HAMBA TUHAN
Yesaya 41:8-20
Belakangan ini Indonesia sempat menjadi buah bibir seluruh dunia, dikarenakan keputusan Presiden Jokowi untuk mengeksekusi mati tahanan narkoba baik orang Indonesia maupun orang asing yang tertangkap di Indonesia. Akibat keputusan ini ada negara yang mendukung dalam rangka memerangi narkoba namun, banyak pula negara yang tidak mendukung salah satunya Australia dimana mereka memutuskan kerjasama dengan Indonesia. Ketika menghadapi problema ini terjadi pro dan kontra, para wakil rakyat ada yang takut dan bimbang. Tetapi disini Jokowi tetap dengan keputusannya tidak perduli apapun resikonya.
            Yesaya 41:8-20 ini mengisahkan tentang bangsa Israel yang merupakan hamba Tuhan, dimana penekanan nats ini ialah bahwa sebagai hamba Tuhan Israel dilarang untuk takut dan bimbang (ay 10,14). Nats ini memunculkan pertanyaan yang menjadi perenungan bagi setiap orang yang membacanya yakni mengapa sebagai hamba Tuhan dilarang untuk takut dan bimbang?
1.      Karena hamba Tuhan adalah orang yang dipilih Allah (ay 8-10). Kata dipilih dalam terjemahan lainnya menggunakan kata chosen sedangkan dalam bahasa aslinya בָּחַר  (bachar) yang juga diterjemahkan dengan kata chosen yang artinya terpilih. Seperti seorang dapat menjadi Presiden karena dipilih rakyat begitu juga seorang hamba Tuhan dapat menjadi hamba Tuhan karena dipilih oleh Tuhan sendiri. Oleh karena itu seorang hamba Tuhan jangan pernah merasa takut atau pun bimbang ketika menghadapai suatu tantangan kehidupan. Karena ia adalah orang yang terpilih, dari sekian juta manusia di dunia ini Tuhan memilihnya. Hal ini menunjukan seorang yang menjadi hamba Tuhan adalah orang yang benar-benar Tuhan kenal dan dikasihiNya. Alasan kedua mengapa seorang hamba Tuhan tidak boleh takut dan bimbang ialah
2.      Karena Tuhanlah yang akan menolong hambanya (ay 11-16). Ayat 11-16 menunjukan bagaimana Tuhan melindungi hambanya Israel terhadap musuh-musuhnya. Tuhan menunjukan bagaimana perlindungannya terhadap hambaNya yang lemah. Dimana  Israel digambarkan sebagai cacing dan ulat (ay 14). Bahkan ayat ini menunjukan bahwa Tuhanlah yang memegang tangan kanan Israel yang adalah hambaNya sebagai bentuk pertolonganNya kepada Israel. Ayat ini sangat jelas menerangkan bagaimana Tuhan yang melawan musuh-musuh Israel dan memulihkan Israel hambaNya dari segala keterpurukannya. Oleh karena itu sebagai hamba Tuhan jangan pernah takut dan bimbang. Meskipun banyak musuh atau orang yang mencibir. Dalam setiap pekerjaan Tuhan pasti ada oknum-oknum yang berusaha untuk menggagalkan, karena iblis tidak mau tinggal diam melihat pekerjaan Tuhan berhasil. Tetapi melalu Firman Tuhan ini kembali menguatkan setiap hamba Tuhan bahwa jangan pernah takut terhadap apa pun karena Tuhanlah yang akan menolong. Tuhan adalah penolong yang sejati dan Ia tidak akan pernah gagal dalam setiap rencanaNya terlebih lagi untuk menolong hamba-hambanya. Alasan terakhir mengapa hamba Tuhan tidak boleh takut ialah
3.      Karena Tuhan tidak akan meninggalkan hambanya (ay 17-20). Seorang anak kecil ketika ia ditinggal sendiri ia pasti akan menangis sekencang-kencangnya karena ia merasa takut. Begitu juga setiap orang bila berada disuatu tempat yang jauh dan berada sendirian pasti ia akan merasa takut. Akan ada banyak kekuatiran yang merasuki pikirannya. Begitu juga dalam nats ini menggambarkan bagaimana orang-orang yang berada dalam kesulitan sangat mengharapkan Tuhan. Dan Firman Tuhan ini mengatakan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan orang Israel sendirian karena ia adalah Allah mereka. Bangsa Israel merupakan replika hamba Tuhan masa kini, maka firman Tuhan ini mengingatkan kembali kepada setiap hamba Tuhan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan setiap hambanya baik disaat suka maupun duka sekalipun. Seperti di nats ini dimana sebagin orang mengalami kesulitan tetapi Israel tidak mengalami kesulitan justru mereka hidup dengan berlimpah berkat karena Tuhan tidak meninggalkan mereka. Kata meninggalkan dalam terjemahan lain menggunakan kata forsake yang artinya mengabaikan. Jadi, disini semakin jelas bahwa sebagai hamba Tuhan jangan pernah takut dan bimbang karena Tuhan tidak akan pernah mengabaikan setiap hambanya.
Melalui renungan ini ada tiga alasan yang menguatkan setiap hamba Tuhan agar tidak takut atau pun bimbang mengahadapi apa pun tantangan dalam pelayanan yakni karena Tuhan telah memilihnya, dan Tuhan pasti akan menolong setiap kesulitan yang sedang dihadapi dan Tuhan tidak akan pernah sedetik pun meninggalkan hambaNya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

MENEBUS DAN MENYERTAI
Yesaya 43:1-7
Bangsa Israel adalah bangsa yang besar, meskipun mereka adalah umat pilihan Allah mereka pun tidak terlepas dari jatuh bangun dalam iman percaya mereka kepada Tuhan. Dalam kehidupan bangsa Israel kasih dan keadilan Tuhan sangat nyata. Ketika mereka hidup benar dihadapan Tuhan mereka diberkati dan sebaliknya ketika mereka melakukan pelanggaran mereka dihukum oleh Tuhan.
Hanya Allahlah yang sanggup menolong mereka dan memberikan kelepasan dalam setiap persoalan yang mereka hadapi. Dalam nats ini dua kali Tuhan mengatakan “Jangan Takut” kepada bangsa Israel. Pertanyaannya ialah mengapa Tuhan melarang bangsa Israel untuk takut?
1.      Sebab Tuhan telah menebus mereka (ay 1-4). Bangsa Israel adalah gambaran umat Allah masa kini. Kehidupan bangsa Israel sedikit banyak mencerminkan kehidupan setiap umat Allah, yang selalu jatuh bangun dalam menjalani kehidupan ini. Dalam nats ini Tuhan berkata agar bangsa Israel “jangan takut”, hal ini bukan tanpa alasan Tuhan mengatakannya. Namun, Tuhan menyertainya dengan janji yang menguatkan yaitu bahwa Ia telah menebus (גָּאַל  gawal”artinya menuntut bela,menebus) umatnya itu dan Tuhan pun berjanji bahwa Ia akan menyelamatkan mereka, dimanapun dan dalam kondisi apapun mereka. Karena, bangsa Israel merupakan umat kepunyaanNya dan karena mereka berharga dimata Tuhan. Begitu juga kita saat ini. Jangan pernah kita takut karena Tuhan sendirilah yang berperkara dalam kehidupan kita janjinya bahwa Ia telah menebus dan akan menyelamatkan kita pasti akan ditepatinya.
2.      Sebab Tuhan telah menyertai mereka (ay 5-7). Alasan kedua mengapa sebagi umat Tuhan kita tidak perlu takut karena, Tuhan menyertai kita. Dalam terjemahan NAS dikatakan “I am with you” Penyertaan Tuhan kepada umatnya merupakan bentuk providensi Allah yang Ia nyatakan. Tuhan menciptakan kita untuk memuliakan Dia, maka Ia pun pasti tidak akan membiarkan kita dalam kesuliatan tentulah pertolongannya akan tepat pada waktunya Ia nyatakan. Maka bersama Tuhan tidak perlua ada rasa takut.
            Melalu dua alasan ini yaitu sebab Tuhan menebus kita (bangsa Israel masa kini) dan menyertai kita. Maka kita tidak perlu takut lagi ketika kita takut itu sama halnya kita meragukan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

APA YANG TUHAN NYATAKAN?
Yesaya 46:1-13
Kebanyakan orang mau percaya ketika ia telah melihat bukti yang nyata. Begitu juga dengan bangsa Israel. Tuhan telah memakai banyak cara agar mereka mau kembali kepadaNya namun, mereka tetap mengeraskan hati, mereka tetap menyembah dewa-dewa atau para berhala yang mereka buat sendiri. Mereka lupa kepada siapa seharusnya mereka datang beribadah. Dalam nats ini kita akan melihat apa tindakan Tuhan agar mereka sadar dan kembali kepadaNya?
1.      Mengalahkan dewa atau berhala (ay 1-2). Pada masa itu berhala yang ada ditengah-tengah bangsa Israel ialah  dewa-dewa atau patung-patung yang mereka sembah sebagi Tuhan. Namun, ketika kita melihat maknanya pada masa kini bentuk berhala-berhala juga merupakan apa yang lebih kita utamakan dari pada Tuhan. Untuk menunjukan kuasanya agar setiap umat dapat berbalik dari kesalahan. Tuhan menyatakan dengan mengalahkan para dewa atau berhala tersebut dengan mengizinkan mereka dibawah sebagai tawanan. Terkadang apa yang lebih kita utamakan atau andalkan itu membuat kita kecewa maka hal itulah yang membuat kita menyadari akan kesalahan kita dan kembali kepada Tuhan.
2.      Kasih Allah tidak berubah (ay 3-4). Ketika kita telah menyadari kesalahan kita dan kembali kepada Tuhan, kita akan melihat bahwa kasih Allah itu tidak pernah berubah. Di ayat 4 menjelaskan bagaimana kasih Allah itu kepada setiap umatnya dikatakan bahwa hingga masa tua kita Tuhan akan tetap menggendong kita. Begitu Tuhan mengasihi kita tetapi kita selalu menyakitiNya.
3.      Allah tidak ada tandingnya (ay 5-7). Terkadang tanpa kita sadari kita selalu menyakiti Allah dengan membandingkan dengan kuasa lain. Mungkin ada orang yang pergi ke dukun atau paranormal untuk menyakan masa depannya atau untuk mencari keuntungan dan lain sebaginya. Atau kita mempunyai pengandalan lain mungkin kepada orang tua atau sanak terdekat. Terkadang kita lebih mengandalkan mereka dari pada Tuhan. Kita menganggap seolah-oleh Tuhan tidak sanggup untuk mengeluarkan kita dari masalah kita. Padahal tidak ada satupun orang yang dapat menandingi kasih dan kebaikan Tuhan.
4.      Kemahatauan dan kekuasaan Tuhan (ay 8-13). Dan yang terakhir tidakan Tuhan agar kita kembali ialah dengan menunjukan kemahakuasaanNya dan kemahatauanNya. Seharusnya sebagai umat yang dikaishi Tuhan kita dapat menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang maha tau apa yang terjadi sebelum bahkan sesudah terjadi. Ia tau segalanya bahkan di ayat 13 nats ini menegaskan bahwa keselamatan dari pada Tuhan tidaklah jauh karena Ia telah mendekatkanNya.
Melihat tindakan Allah melalui keempat hal ini, sekarang pertanyaannya apakah tindakan kita untuk meresponi kasih Allah melalui tindakan-tindakanNya ini. Apakah kita akan berbalik kepadaNya atau justru kita semakin mengeraskan hati kita sehingga kita lebih menjauh dari padanya. Biarlah renungan ini dapat menguatkan kita dan mengajak kita kembali kepada Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

BERSERULAH MAKA MENERIMA JAWABAN
Yeremia 33:3
            Ketika orang tua memarahi anaknya hal ini menandakan ada yang salah pada diri anaknya tersebut. Mungkin karena ia nakal atau ia melakukan kesalahan. Bentuk kemarahan orang tua ini menunjukan bahwa mereka mempunyai suatu hal yang mereka inginkan dari anaknya agar mereka dapat berubah dari tingkah laku yang salah.
            Dari nats ini pun menggambarkan hal yang sama, Yer 33:3 ini merupakan firman Tuhan yang Tuhan sampaikan kepada bangsa Israel melalui nabi Yeremia. Saat itu Tuhan sedang menghukum bangsa Israel karena kejahatan mereka. Ditengah-tengah penghukuman itu Tuhan pun menyatakan kasihNya melalui janjiNya untuk memulihkan bangsa Israel.
            Namun, ada satu hal yang Tuhan inginkan dari umatnya, yaitu seruan mereka. Kata seruan secara harafia berarti memanggil Tuhan dengan dan kesungguhan hati. Artinya Tuhan ingin umatnya mencari Dia dan memanggil Dia dengan hati yang hancur, dengan penyesalan hati dan dengan kesungguhan. Tuhan ingin agar umatnya tahu bahwa mereka sangat membutuhkan Tuhan.
            Dan janji Tuhan ketika mereka berseru kepadaNya maka Ia akan menjawab dan memberitahukan hal-hal yang besar, hak-hal yang tidak terpahami oleh pikiran manusia. Maka melalui renungan ini marilah kita selalu berseru kepada Tuhan agar kita dapat menerima janji-janji Tuhan yang tidak terpahami oleh pikiran manusia. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

RESTORE
Yeremia 48:44,47
            Tema besar kitab Yeremia ialah Penghukuman Allah. Tema ini dinyatakan dalam keseluruhan kitab Yeremia dimana Yeremia menubuatkan penghukuman yang akan menimpah bangsa Israel dan tidak hanya itu saja penghukuman Tuhan juga menimpa bangsa lain.
            Yeremia 45-51 berisikan tentang berbagai nubuat yang akan terjadi pada bangsa-bangsa selain bangsa Israel. Dan di pasal ke 48 ini merupakan nubuat yang Tuhan nyatakan atas bangsa Moab. Moab merupakan penyembah dewa Kamos dan mereka bangsa yang memegahkan diri (ay 13 -14), karena mereka hidup aman semenjak masa mudanya (ay 11).
            Tetapi disini Tuhan menyatakan keadilannya Tuhan tidak hanya menghukum bangsa Israel tetapi ia juga menghukum bangsa lain yang tidak setia kepadaNya. Kesudahan Moab telah dinubuatkan dan pasti akan terjadi. Tidak ada yang dapat menghindarinya (ay 44).
            Namun, dibalik setiap hukuman Tuhan pun akan mendatangkan pemulihan. Dalam terjemahan NIV menggunakan kata restore yang artinya memperbaiki, dalam bahasa aslinya שׁוּב (shub) yang artinya (to turn back,return) mengembalikan.
Dalam renungan ini ada 3 hal yang menjadi berkat bagi kita, yakni:
1.      Ketika hidup kita aman bukan berarti Tuhan membiarkan kita selalu hidup dalam dosa, tetapi Tuhan memiliki waktu yang tepat untuk menyatakan hukumannya.
2.      Hukuman Tuhan itu adil tidak memandang siapa kita.
3.      Dibalik hukuman ada pemulihan.
Oleh kerena itu syukurilah apa yang kita hadapi hari ini, karena Tuhan mengasihi kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

I’M SERIOUSLY GOD!
Ratapan 2:18 
            Tuhan tidak akan pernah membiarkan dosa atau orang yang berdosa bebas dari hukuman. Setiap orang tanpa terkecuali kelak akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan Allah Bapa di hari penghakiman. Tidak ada satu orang pun yang dapat menghindarinya. Begitu juga ketika Tuhan telah menyatakan murkanya kepada orang yang berdosa maka ia tidak akan dapat lari atau bersembunyi dari murka Allah tersebut.
            Tuhan tidak pernah menginginkan setiap umatnya menerima hukuman, tetapi setiap orang yang berbuat dosa harus dihukum dan itulah kenyataan dari keadilan Allah yang tidak akan pernah berubah. Dalam Ratapan 2 :1-17 Tuhan menyatakan murkaNya kepada Sion. Tuhan menghajar mereka seperti seorang lawan yang ingin memusnahkan musuh. Begitu luarbiasa hukuman yang Tuhan datangkan terhadap mereka.
            Di ayat ke 2 Tuhan menghancurkan mata pencaharian mereka, ay 7-8 Tuhan meninggalkan tempat kudusNya. Hal ini artinya ketika mereka ingin datang berseru kepada Tuhan mereka tidak dapat menemukan Tuhan dan tentunya tidak akan pernah ada jawaban atas setiap seruan mereka (ay 9). Satu hal yang pasti ketika Tuhan murka tidak ada seorangpun yang akan terluput dari hukuman (ay 22).
            Bagaimana ketika kita menghadapi beberapa hal ini dimana Tuhan menyatakan hukuman atas kehidupan kita? Jawabannya ialah di ayat 18-19. Satu hal yang pasti ketika kita menerima hukuman, berbaliklah kepada Tuhan dengan sunguh-sungguh jangan dengan paksa atau dengan kepura-puraan tetapi dengan ketulusan hati dengan kepedihan hati dan dengan penyesalan yang dalam kepada Tuhan.
            Yeremia mengatakan di ayatnya ke 18-19 berserulah dengan suara nyaring, cucurkanlah air mata,curahkanlah isi hatimu dan angkatlah tanganmu kepada Tuhan. Ini merupakan bentuk penyerahan kita yang menyatakan kesungguhan hati akan penyesalan dan pertobatan. Marilah kita mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

SELALU ADA ALASAN DIBALIK HUKUMAN TUHAN
Yehezkiel  23:35
Seseorang terbakar tidak dapat terjadi tanpa alasan. Tentunya seseorang terluka bakar disebabkan oleh ada api atau sesuatu yang panas yang terkena padanya. Sehingga ada pepata mengatakan “jangan suka bermain api kalau tidak mau terbakar”.
Begitu juga dengan hukuman Tuhan, Tuhan bukanlah seorang penjajah yang dapat melakukan sesuka hatinya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Tetapi Tuhan adalah pahlawan yang berani terluka demi umat yang dikasihinya. Namun, Tuhan tidak akan sekali-kali membiarkan umatNya hidup dalam dosa, oleh karenanya Ia pasti akan mendatangkan hukuman bagi setiap orang yang melanggar hukum dan perintahnya.
Nats ini menceritakan tentang penghukuman yang diterima oleh Samaria dan Yerusalem. Pertanyaannya ialah mengapa Samaria dan Yerusalem menerima hukuman? Apa alasan atau tujuan dari penghukuman tersebut? Dari nats ini memberikan sedikitnya 4 alasan mengapa Samaria dan Yerusalem mendapatkan hukuman:
1.      Karena, mereka telah berzinah. Dalam konteks bangsa Israel pada masa nabi Yehezkiel ini, berzinah tidak hanya dapat diartikan secara harafiah. Tetapi berzinah disini lebih diartikan sebagai bentuk ibadah atau penyembahan yang dilakukan bukan untuk Tuhan tetapi untuk berhala-berhala. Dizaman sekarang banyak berhala-berhala dibalik hal-hal yang digemari maupun kesibukan yang menyita waktu seseorang bersama dengan Tuhan
2.       Karena, mereka menajiskan tempat kudus Tuhan. Menajiskan tempat kudus Tuhan ialah dengan tidak mengikuti ketetapan-ketetapan yang telah diberikan dalam tempat kudus Tuhan. Sama halnya ketika seseorang berada dirumah Tuhan dengan motivasi yang salah, berarti seseorang tersebut sedang menajiskan rumah Tuhan karena tidak mempersiapkan hatinya agar memiliki hati yang tulus dan murni ketika menghadap hadirat Tuhan yang kudus.
3.      Karena, mereka mempersembahakan/mengorbankan anakNya bagi berhala. Mereka membunuh anak-anak mereka untuk dipersembahkan kepada berhala. Padahal anak-anak yang Tuhan titipkan kepada mereka adalah milik Tuhan dan haruslah didik serta diberikan pengenalan akan Tuhan. Hal ini juga berarti ketika ada orang tua yang gagal mendidik anaknya dalam pengenalan akan Tuhan. Sama halnya dengan sebagai orang tua telah mengorbankan anaknya kepada berhala dunia ini atau telah membunuh anaknya secara rohani. Oleh karena itu sebagai orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pertumbuhan iman anak yang telah dikarunia oleh Tuhan.
4.      Karena, menyambut orang lain lebih dari pada Tuhan. Kebanyakan orang ketika akan bertemu dengan orang yang memiliki jabatan tinggi ia akan mempersiapkan dirinya sesempurna mungkin sehingga tidak ada satu kekuranganpun dalam dirinya. Tetapi ketika ia dibandingakan saat akan menghadiri persekutuan sangat berbanding terbalik. Karena, kebanyakan orang ketika datang persekutuan hanya sekedar datang. Persiapan yang dimaksudkan disini tidak hanya sebatas peresiapan jasmani yakni berpenampilan rapi dan bersih, tetapi persipan disini juga mengarah kepada persiapa hati ketika akan memasuki hadirat Tuhan.
Dari ke 4 alasan ini beserta aplikasinya bagi kehidupan sehari-hari, kiranya dapat memberikan kesadaran baru serta dapat mengintrospeksi setiap orang akan kehidupan dirinya sendiri. Apakah selama ini telah melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak. Selain itu yakinlah dibalik semua
Dalam konteks ini tujuan Tuhan menghukum Samaria dan Yerusalem ialah agar mereka menghentikan kemesuman mereka atau dosa mereka. Dan tentunya hanya dapat dilakukan dengan pertolongan Tuhan. Bagaimana dengan kehidupan setiap orang percaya saat ini, apakah yang menjadi tujuan Tuhan mendatangkan hukuman bagi setiap orang percaya? Biarlah melalui renungan ini dapat membukan mata dan hati setiap orang agar melihat dan memahami apa yang menjadi alasan dibalik setiap hukuman yang Tuhan izinkan terjadi dan Tuhan nyatakan dalam kehidupan umat-Nya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

TUGAS ANAK DEBU!
Yehezkiel 33:7-9
            Debu secara harafiah berarti serbuk halus atau abu yang berasal dari tanah atau dari hal lainnya. Cukup menarik ayat ini berdasarkan terjemahan FAYH (Firman Allah yang Hidup). Dimana kata “anak manusia” diterjemahkan sebagai “hai anak debu”. Berdasarkan arti harafiah dari debu dapat dipahami bahwa debu mereupakan suatu benda yang sesungguhnya tidak memiliki arti atau kegunaan.
Nats ini berisikan tentang tugas Yehezkiel sebagai penjaga Israel atau pelindung Israel agar umat Tuhan tidak jatuh di dalam dosa. Terjemahan ini sangat memberkati dimana anak manusia digambarkan sebagai anak debu. Yang berarti bahwa Yehezkiel yang merupakan “anak debu” yang sesungguhnya tidak ada arti dihadapan Tuhan dapat Tuhan pakai demi pekerjaanNya. PertanyaanNya apakah tugas yang Tuhan percayakan kepada Yehezkiel yang dikatakan sebagai anak debu tersebut?
Dari nats ini memberikan satu tugas yang harus dilakukan oleh Yehezkiel yakni menegur orang yang berdosa agar kembali kepada Tuhan. Dibalik setiap tugas akan selalu ada tanggungjawab yang harus dipenuhi. Ketika seseorang tidak dapat memenuhinya maka hal tersebut akan mendatangkan resiko bagi dirinya maupun tujuan yang harus dicapainya.
Seseorang karyawan pabrik tempe ketika ia disuruh menjual tempenya tetapi tidak dikerjakan resikonya bagi dirinya ialah ia akan dimarahi oleh bosnya sedangkan tempe yang tidak terjual tersebut akan menumpuk dan menjadi busuk. Jadi dua-duanya menanggung resiko.
Begitu juga dalam nats ini Tuhan menugaskan Yehezkiel untuk menegur kesalahan yang dilakukan oleh orang Israel. Ketika Yehezkiel tidak melakukan tugasnya tersebut maka ia akan diminta pertanggungjawaban akan nayawa orang yang telah berdosa tersebut sedangkan orang yang berdosa tersebut tetap mendapatkan hukuman atas dosanya.
Tetapi ketika ia menegur tetapi orang berdosa tersebut tetap tidak mau berbalik kepada Tuhan maka ia akan terlepas dari pertanggungjawaban akan nyawa orang yang telah dilayaninya itu. Tuhan memberikan tugas ini kepada Yehezkiel ialah agar umat Israel atau umat Tuhan mau bertobat dari hidupnya yang jahat (ay 11).
Setiap orang percaya adalah anak debu yang sama seperti Yehezkiel. Meskipun tidak ada artinya atau gunanya tapi Tuhan mau memakai setiap orang yang sudah berkomitmen percaya kepadaNya untuk dapat menegur atau menyelamatkan orang lain dari jurang dosa. Oleh karenanya setiap orang percaya pun memiliki pertanggungjawaban yang suatu hari nanti akan dituntut oleh Tuhan. seperti Firman Tuhan yang disampaikan dalam surat Yakobus yang mengatakan bahwa “jika kamu tahu berbuat baik tetapi kamu tidak melakukannya kamu telah berdosa”. Jadi, lakukanlah Firman Tuhan jangan dengan sembarang tetapi dengan ikhlas dan penuh ketulusan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelayanan Praktek 1 Tahun di GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia) Jemaat Curup

kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG Oktober 2017

Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)