Kumpulan Renungan Semester VI Part 3 (STTIP)
MENERIMA IBADAH
2 Samuel 6:11
Ada
dua golongan jemaat yang biasa ditemui yaitu golongan yang menolak jika ada
persekutuan atau ibadah dirumahnya dengan berbagai alasan. Dan golongan yang
sangat membuka pintu ketika ada
persekutuan atau ibadah yang akan diadakan dirumah mereka.
Dari
dua golongan yang mereima dan menolak ini dan berdasarkan nats Firman Tuhan ini
satu hal yang dapat kita pelajari, yaitu orang yang merima Tuhan membukakan
pintu berkat baginya.
Nats
ini mengisahkan perjalanan Daud ketika ia membawa tabut Tuhan ketika itu
terjadi keteledoran yang dilakukan oleh Uza sehingga ia dihukum dan mati. Oleh
karena hal itu maka Daud menitipkan tabut Tuhan itu di rumah Obed-Edom dan apa
yag terjadi pada keluarga ini. Dalam nats ini dikatakan bahwa Tuhan memberkati
Obed-Edom dan seisi rumahnya.
Dengan
jelas Firman Tuhan mengatakan bahwa ia memberkati bukan hanya satu orang tetapi
seisi rumahnya. Berkaitan dengan seisi rumah berarti Tuhanpun memberkati setiap
orang yang ada dirumah bahkan termaksud barang-barang yang ada didalamnya.
Maka
marilah kita belajar membuka hari kita untuk tidak menolak akan persekutuan
atau ibadah terlebih lagi marilah kita tidak hanya membuka pintu hati kita
untuk menerima Tuhan tetapi membuka piintu rumah kita juga untuk menjadi tempat
beribadah kepada Tuhan. Jangan kita berfikir untuk menolak karena hal itu sama
saja seperti kita menolak Tuhan. Yang maha kuasa yang empuhnya segala sesuatu. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
MEMPERHATIKAN DAN
TIDAK MEYIMPANG
2 Samuel 22:23
Seseorang yang memiliki karakter cuek sulit untuk memperhatikan seseorang
atau sesuatu hal. Namun, ketika kita ingin menjadi seorang pemimpin. Sikap
paling utama yang harus ada dalam diri kita ialah sikap yang tidak cuek atau sikap yang mau
memperhatikan orang lain atau pun segala sesuatu yang sedang ia lakukan,
sehingga ia tidak menyimpang dari ketetapan yang ada.
Bagaimana mungkin seseorang dapat
menyimpang dari ketetapan jika ia memperhatikan segala ketetapan yang ada. Hal
ini hanya dapat terjadi jika ia cuek
dan tidak mau memperhatikan segala hukum maupun ketetapan yang sudah di
tentukan.
Sikap inilah yang ditunjukan Daud
terhadap hukum dan ketetapan Tuhan. Ada
dua hal yang Daud lakukan terhadap hukum dan ketetapan Tuhan yaitu:
1.
Daud memperhatikan segala hukum Tuhan. Memperhatikan berarti mengamati atau
meneliti sesuatu hal yang bertujuan agar tidak salah dalam melangkah atau
mengambil keputusan. Atau tidak melanggar sesuatu yang sudah ditetapkan. Ketika
Daud meresponi segala hukum yang Tuhan berikan ia bersikap memperhatikan yang berarti pula ia
menaruh perhatian atau mengamati dengan seksama apa yang Tuhan perintahkan agar
ia dapat mengaplikasikanya dalam kehidupannya.
2.
Daud tidak menyimpang. Setelah Daud memperhatikan atau mengamati
atau meneliti setiap perintah Tuhan, ia memahami bahwa setiap ketetapan Tuhan
dalam hukum-hukum yang telah diberikan semuanya itu merupakan kehendak Tuhan
yang terbaik bagi kehidupan setiap umatNya, sehingga Daud pun selalu berusaha
untuk tidak menyimpang dari setiap ketetapan yang telah Tuhan berikan. Dalam
terjemahan lain dikatakan bahwa ia tidak lalai dalam melakukan ketetapan Tuhan.
Dari nats ini dua hal yang menjadi berkat bagi
kita semua dalam meresponi hukum dan ketetapan Tuhan yaitu dengan memperhatikan
serta tidak menyimpang (lalai) dari ketetapan yang telah diberikan atau
ditentukan Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TUHAN SELALU
MENGINGATKAN!
1 Raja-raja 11:2
Ketika kita melihat seseorang yang
hampir masuk ke dalam jurang atau hampir jatuh ke dalam lubang, hal yang paling
utama kita lakukan ialah mencegahnya atau kita mengingatkannya. Misalnya kita
telah melihat lubang yang sangat besar dan kita melihat ada orang yang akan
melewati tempat yang berlubang tersebut tentulah hal yang pertama kali kita
lakukan ialah memberitahukannya atau mengingatkannya bahwa ada sebuah lubang.
Hal ini kita lakukan agar orang tersebut tidak terperosok jatuh kedalam lubang
tersebut.
Hal ini jugalah yang Tuhan lakukan
terhadap umat Israel. Tuhan tahu bahwa dengan bergaul dengan bangsa lain yang
tidak mengenal Tuhan akan membuat bangsa Israel jatuh ke dalam dosa atau
mencondongkan hati mereka kepada Allah lain.
Namun, dalam nats ini dikatakan
bahwa Salomo tetap tidak mendengarkan apa yang menjadi larangan Tuhan atau peringatan
Tuhan. Ia justru mengikuti keinginan dagingnya dengan bergaul dengan
orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Dan hal ini terbukti bahwa Salomo
pun terpaut kepada mereka dengan cinta yang akhirnya Salomo menikahi banyak
wanita asing yang membuat hatinya condong kepada allah-allah lain.
Hal ini juga sering terjadi kepada
kita, kita sering tidak mendengarkan peringatan Tuhan. Kita lebih sering
mengikuti keinginan daging kita dan kita lebih fokus terhadap kemauan kita.
Tetapi ketika kita telah tersandung persoalan kita baru menyadari bahwa
sebelumnya Tuhan sudah mengingatkan kita tetapi kita tidak peka, mata kita
tertutup oleh keegosian kita.
Oleh karena itu marilah kita sekarang belajar lebih peka lagi terhadap peringatan Tuhan dan kehendak Tuhan yang
sudah dinyatakannya dalam kehidupan kita. Jangan kita menutup mata kita atau
hati kita hanya karena kesenangan-kesenangan yang sementara yang sebentar saja
akan hilang. Namun, yang memberikan penyesalan seumur hidup kita.
Hiduplah takut akan Tuhan lakukan kehendaknya dan peka terhadap
peringatannya serta janganlah kita lebih mementingkan keiinginan daging kita
sehingga membutakan mata hati kita kepada Tuhan. Amin, Tuhan Yesus
memberkati (Stella Mulalinda).
LAKUKANLAH KEHENDAK TUHAN!
1 Raja-raja 20:42
Tidak ada satu orang pun
yang mampu ataupun sanggup melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun,
ketika kita tahu dengan jelas kehendak Tuhan tetapi kita acuh-tak acuh atau
mengabaikannya maka kita akan menanggung akibat dari kelalaian kita tersebut.
Apakah akibat yang akan kita terimah ketika kita melalaikan kehendak
Tuhan? Dalam 1 Rj 20:42 ini dikatakan bahwa ketika kita melalaikan kehendak
Tuhan maka kita akan mengganti atau menerima hukuman yang harusnya bukan kita
yang akan menanggungnya.
1. Menerima hukuman. Hal ini seumpama orang Tua yang salah mendidik
anaknya, ketika anaknya tersebut melakukan kesalahan ataupun tindakkan
kejahatan maka yang lebih dulu ditanya ialah Siapakah orang tuanya? Dan yang
lebih dahulu merasakan hukuman sosial dari masyarakat ialah orang tuanya bukan
anaknya tersebut. Jadi, ketika kita mengetahui apa yang sebenarnya Tuhan kehendaki dari
kehidupan kita, maka kita harus segera melakukannya jangan menundah bahkan
hingga tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
2. Merasakan
perasaan yang tidak tenang atau seperti ada sesuatu hal yang mengelisahkan hati
kita. Seumpamanya saja ketika kita memperoleh berkat tetapi kita menahan diri
kita untuk tidak mengkhususkan perpuluhan atau memberikan persembahan
persepuluhan. Mungkin kita merasa sayang atau merasa banyak kebutuhan. Tetapi
ketika kita tahu bahwa perpuluhan merupakan bagian Tuhan dari berkat yang telah
kita terimah tetapi kita tidak melakukanya maka kita akan merasa gelisah dan
seolah-oleh memiliki banyak hutang kepada Tuhan dan kita seakan-akan seperti
merasa dikejar-kejar oleh kewajiban yang seharusnya kita berikan.
Dari renungan ini kita
dapat simpulkan bahwa kerika kita tidak melakukan kehendak Tuhan maka kita akan
menerima hukuman yang mestinya bukan kita yang harus menanggungnya dan kita
tidak akan merasakan damai dalam hati kita. Oleh karena itu lakukanlah kehendak
Tuhan jangan pernah menundah ataupun menawarnya. Amin, Tuhan Yesus
memberkati (Stella Mulalinda).
PANAS HATI KETIKA
TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN
2 Raja-raja 5:12
Ketika sesuatu hal yang kita
kerjakan atau yang kita lakukan tidak sesuai dengan harapan kita atau tidak
sesuai dengan keinginan kita perasaan yang sering kali menghinggapi kita ialah
panas hati. Begitu juga ketika jawaban doa
yang mungkin telah bertahun-tahun kita doakan tidak sesuai dengan
kehendak kita. Kita cenderung panas hati untuk menerima jawaban Tuhan.
Panas hari dalam terjemahan lain
menggunakan kata rage yang dapat
diartikan kegusaran, mengamuk atau marah-marah. Terkadang hal inilah yang kita
alami jika jawaban doa kita tidak sesuai
dengan harapan kita. Kita sering gusar atau marah-marah kepada Tuhan, kalau
kita melihat pada seorang anak kecil yang keinginanya tidak terpenuhi ia akan
mengangis dan “merajuk” atau mengamuk kepada orang tuanya. Seperti itulah
gambaran sikap kita ketika kita tidak menerima jawaban doa seperti yang kita
harapkan.
Tetapi dari nats ini kita belajar
bahwa bukan masalah waktu, tempat atau bagaimana cara Tuhan menjawab doa kita.
Karena, terkadang kita ingin mengatur Tuhan. Sehingga dalam doa-doa kita yang
kita naikkan kepada Tuhan seolah-olah seperti sedang membuat daftar belanja beserta rincian
harganya. Terkadang kita berdoa tanpa menyerahkan kepada kehendak Tuhan bagaiman
ia menjawab doa kita. Karena, yang kita lakukan ialah kita berdoa dan meminta
Tuhan menjawab doa sesuai dengan keinginan kita.
Saat ini kita belajar dari Naaman
yang merasa kecewa dengan jawaban yang ia terima ketika ia mencari kesembuhan.
Tapi satu hal yang dilakukan Naaman meskipun ia marah-marah atau mengamuk pada
saat itu, ia mau menuruti apa yang menjadi jawaban atau perintah baginya untuk
mendapatkan kesembuhan meskipun dengan berat hati.
Dan suatu mujizat terjadi kepadanya
ia memperoleh kesembuhan. Bagaimana dengan kita apakah kita tetap mengeraskan
hati dan tidak mau menerima jawaban doa yang telah Tuhan berikan, karena hal
itu tidak sesuai dengan harapan kita? Dari renungan ini marilah kita belajar
untuk dapat menaati kehendak Tuhan sesulit apapun itu atau sangat tidak menyenangkan
bagi kita. Satu hal yang harus selalu kita ingat yaitu bahwa Tuhan mau agar
kita menaatinya dan menerima apa yang telah Tuhan lakukan. Karena, itulah kunci
agar kita dapat melihat kuasa Tuhan nyata dalam kehidupan kita. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
STANDART BERSIKAP
BENAR
2 Raja-raja 12:2
Bersikap benar ketika ada yang mengawasi!! Hal ini sering kali kita temui
dalam keseharian kita. Ada orang-orang tertentu yang melakukan hal ini dan
mungkin tanpa kita sadari kita pun merupakan salah satu orang yang melakukan
hal yang sama.
Pertanyaannya bagi kita apakah
sebenarnya standart bagi kita untuk melakukan suatu hal yang benar? Apakah kita melakukan suatu hal yang benar
karena ada yang mengawasi kita, atau kita melakukan hal yang benar karena ada
yang mengajar kita, atau kita melakukan hal yang benar karena memang timbul
dari dalam hati kita karena kita takut akan Tuhan? Marilah kita merenungkannya!
1.
Jika kita melakukan hal yang benar karena ada yang mengawasi kita. Hal ini sama halnya kita seperti orang yang munafik yang melakukan segala
sesuatu yang benar agar dinilai baik dan benar oleh orang lain. Jika kita
melakukan hal ini yakinlah bahwa hal ini tidak akan bertahan lama. Karena,
perbuatan yang kita lakukan kita meletakan standarnya pada penilaiaan manusia
dan hal ini sama saja kita sedang menipu diri kita sendiri.
2.
Mungkin saat ini kita melakukan hal yang benar karena ada yang mengajar
kita. Hal ini bisa saja terjadi karena
mungkin kita masih belum mengerti apa yang benar dan apa yang salah, hal ini
tentunya jika kita masih kecil yang memerlukan tuntunan atau pengajaran. Tetapi
pertanyaannya apakah kita harus terus-terusan diajari untuk melakukan kebenaran
jika sebelumnya atau jika sebenarnya kita sudah tahu apa yang benar atau tidak.
Maka jika hal ini yang kita lakukan maka kita sama saja seperti hal yang
pertama yaitu kita seperti orang yang munafik yang sebenarnya sudah tahu
kebenaran tetapi menyembunyikannya atau berpura-pura tidak tahu untuk
membenarkan diri.
Dari dua hal yang telah kita renungkan sebelumnya maka apakah standart bagi
kita untuk melakukan kebenaran? Maka yang menjadi standart ialah bukan orang
lain tetapi rasa takut akan Tuhan atau perasaan yang ingin menyenangkan hati
Tuhan yang pastinya timbul dalam hati kita. Oleh karena itu marilah kita
melakukan kebenaran dengan ketulusan hati kita bukan untuk memperoleh pujian
tetapi hanya untuk menyenangkan hati Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella Mulalinda).
KEEGOISAN
2 Raja-raja 20:19
Keegoisan,
ingin menang sendiri, tidak mau susah atau menderitan dan masih banyak lagi
sikap-sikap yang ada dalam diri setiap orang. Setiap orang selalu mempunyai
keinginan tetapi kebanyakan kita memiliki keinginan yang tentunya mengutamakan
kebahagian kita. Seperti dalam nats Firman Tuhan ini "Asal ada damai dan
keamanan seumur hidupku!".
Terkadang
hal inilah yang menajadi prioritas bagi kita yaitu ada kedamaian dan keamanan
dalam hidup kita, kita tidak memperdulikan resiko apa yang akan menimpa
orang-orang yang selanjutnya akan tetap hidup setelah kita sudah tidak ada di
dunia ini, atau kita membuat suatu keputusan yang membuat kita nyaman tanpa
memperdulikan apa akibatnya nanti kepada orang lain.
Nats
Firman Tuhan ini mengisahkan bagaiman Hizkia ketika ia mendapatkan teguran dari
Nabi Yesaya. Saat itu Hizkia tidak memikirkan bahwa kesalahan yang telah
diperbuatnya akan mendatangkan suatu masalah dikemudian hari. Ia hanya berfikir
bahwa ia tetap aman dan tidak ada masalah yang harus ia hadapi. Seringkali hal
ini yang kita lakukan, kita melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan terlebih
dahulu apa yang akan terjadi kemudian dari tindakan kita.
Maka
dari nats ini seharusanya kita belajar bahwa kita juga harus memikirkan orang
lain kita tidak boleh mementikan diri sendiri, asalakan saya aman atau asalkan
tidak ada masalah yang menimpah saya maka semuanya akan baik-baik saja. Hal ini
tidaklah benar, seharunya dalam bertindak kita juga harus memikirkan orang lain
apakah hal tersebut merugikan orang lain atau menyusahkan mereka atau tidak.
Marilah kita belajar untuk meletakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
WARISAN YANG BERHARGA
1 Tawarikh 28:9
Sebelum
Daud meninggal ia memberikan pesan-pesan terakhir kepada Salomo. Disini Daud
memberikan banyak nasehat baik dalam pembangunan bait suci dan nashenat-nasehat
lainnya. Daud adalah seorang Raja yang besar dan sangat kaya raya. Ketika ia
meninggal tetntulah ia memiliki sangat banyak harta yang akan diwariskan kepada
anak-anaknya. Secara khusus bagi Salomo yang menggantikannya sebagai raja.
Ketika
Daud telah meninggal maka warisan yang paling berharga yang diberikannya kepada
Salomo ialah nasehat agar Salomo hidup takut akan Tuhan dan melakukan setiap
firmanNya. Jadi, meninggalkan pengenalan yang benar akan Tuhan adalah lebih
berharga dari pada emas dan perak yang ditinggalkan kepada anak-anakNya.
Tetapi
kebanyakan orang berfikir bahwa warisan yang terbai adalah harta yang banyak.
Namun, dari nats Firman Tuhan ini kita belajar bahwa bukan harta benda yang
akan menjadikan kita kaya atau berhasil. Yang membuat kita berhasil ialah hidup
kita yang takut akan Tuhan. Firman Tuhan juga mengatakan bahwa “Carilah dahulu
kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya kan ditambahkan ke atasmu”. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
KEBERGANTUNGAN PENUH KEPADA TUHAN
2 Tawarikh 12:1,8,12,14
Ketika
kehiduapan kita menajadi lebih baik terkadang kita lupa diri dan tidak
mengingat siapa kita. Dalam kehidupan kita kita harus mengenal siapa diri kita
dan siapa Tuhan yang kita sembah. Ketika kita mengenal siapa diri kita kita
akan menyadari bahwa kita adalah manusia yang sangat berdosa dan penuh dengan
keterbatasan. Kita tidak akan mampu melakukan segala sesuatu dan berhasil jika
bukan karena pertolongan Tuhan. Tetapi kebanyakan kta justru ketika Tuhan telah
membuat kita berhasil kita lupa akan siapa kita dan kita lupa siapa Tuhan yang
telah menolong kita.
Begitu
juga dengan Rehabeam ketika kerajaannya semakin kuat ia justru meninggalkan
hukum Tuhan. Tetapi Tuhan tidak akan pernah membiarkan anak-anakNya jatuh
kedalam dosa. oleh karenanaya Tuhan mengizinkan mereka menjadi hamba dari
kerajaan lain.
Dengan
hal ini Rehabeam menyadari kesalahannya dan ia merendahkan diri sehingga Tuhan
menolongnya dan rakyatnya. Begitu juga dalam kehidupan kita. Kita sering
melakukan hal seperti ini. Jika kehidupan kta nyaman tidak ada tantangan dan
diberkati kita sering meninggalkan Tuhan. Marilah dari hal ini kita belajar
untuk tetap mencari Tuhan dalam keadaan apapun juga kita hari ini. Baik kita
hidup susah atau sebang kita harus mengandalkan Tuhan dan jangan pernag
meninggalkanNya. Karena, tanpa Tuhan kita tidak bisa melakukan apa-apa. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BERKAT DARI TUHAN ADALAH BERKAT YANG MEMBERKATI
2 Tawarikh 17:3,5,6,9,12
Yosafat
menjadi teladan dalam sikapnya karena ia hidup takut akan Tuhan. Dan karena
sikapnya ini Tuhan mengokohkan kerajaanNya dan ia juga menjadi kaya raya dan
sangat terhormat. Satu hal yang menjadi berkat bagi kta semua ialah bahwa
Yosafat hidup takut akan Tuhan dan menuruti jalan yang Tuhan tunjukan dengan
tabah hati. Selain itu ia menunjukan sikapnya atau ketegasannya terhadap
berhala-berhala. Oleha karenanya semakin lama ia semakin kuat.
Bagaimana dengan kita saat ini apakah kita
dapat belajar dari keteladanan hidup yang diberikan oleh Yosafat. Marilah kita
beljar hidup seperti Yosafat dimana ia melakukan kehendak Tuhan dengan tabah
hati dengan tidak mengeluh tetapi dengan kerendahan hatui ia melakukannya.
Dan
ketika ia melakukan hal itu Tuhan tidak hany memebrikan ia harta kekayaan namun
Tuhan juga memberikan ia kuasa bahkan ia dihormati oleh semua orang. Banyak
orang yang memiliki harta yang banyak tetapi tidak dihormati orang justru
menjadi buah bibir orang. Mungkin karena hartanya ia dapatkan dari hal-hal yang
tidak baik.
Tetapi disini
kita belajar jika kita mendapatkan harta dari berkat Tuhan maka tidak akan ada
orang yang menghujat kita. Justru harta kita atau berkat yang ada pada kita
juga menjadi berkat bagi orang lain. Oleh karena itu kita harus memiliki berkat
yang memberkati orang lain juga tidak
hanya memenuhi kebutuhan kita pribadi tetapi kebutuhan orang lain juga.
Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
Komentar
Posting Komentar