Kumpulan Renungan Semester X Part 6 (STTIP)
PENGHALANG
MENERIMA JANJI ALLAH
Bilangan
20: 2-13
Musa dan Harun pada akhirnya tidak
menerima janji Allah. Mereka tidak dapat memimpin umat Israel untuk memasuki
tanah perjanjian yaitu Kanaan. Hal ini terjadi ketika umat Israel
bersungut-sungut tentang air. Mengapa
Musa dan Harus tidak menerima janji Allah?
1.
Karena,
mereka tidak mengikuti perintah Tuhan dengan cermat
(ay 7-11). Musa dan Harun harus
menerima hukuman Tuhan kepada mereka untuk memimpin bangsa Israel memasuki
tanah Kanaan. Muda merupakan pemimpin rohani umat Allah yang dipakai Allah
untuk menerima hukum Taurat. Hal tersebut menuntut Musa memiliki tanggung jawab
yang lebih besar untuk mentaati perintah Tuhan karena kedudukan dan pengarunnya
lebih besar (bdg Yak 3:1). Namun, pada kenyataannya Musa maupun Harun telah
gagal mengikuti perintah Tuhan dengan cermat. Di ay 8 Tuhan telah memberikan
perintah kepada mereka tentang apa yang harus mereka katakan dan lakukan tetapi
pada kenyataannya di ay 11 mereka telah lalai mentaati perintah Tuhan tersebut.
2.
Karena,
mereka berbicara dan bertindak dengan gegabah (ay 10-11). Kelalaian Musa dan Harun pada
ay 11 merupakan dosa mereka dihadapan Tuhan yang mengakibatkan mereka terhalang
untuk menerima janji Allah. Mereka telah gegabah dalam berbicara dan bertindak,
mereka berbicara seolah-olah kemuliaan Allah tinggal di dalam diri mereka
berdua dan mereka bertindak dengan marah sambil mengangkat tangan Musa memukul
bukit batu sebanyak dua kali dengan tongkat bukan dengan berbicara seperti yang
diperintahkan Tuhan. Tindakan mereka menunjukan bahwa mereka tidak percaya dan
tidak menghormati Tuhan. Kata percaya dalam bahasa asli artinya (אמן ‘aman (aw-man’) dukungan, menegaskan, memperkuat dan beriman. Maka
tindakan Musa dan Harun menunjukan bahwa mereka tidak mendukung atau menegaskan
dan memperkuat kuasa Tuhan melalui tindakan dan perkataan mereka serta
dikatakan mereka menunjukan bahwa mereka tidak beriman. Selain itu dikatakan
bahwa mereka tidak menghormati kekudusan Tuhan.
Dari renungan ini setiap orang percaya
secara khusus hamba-hamba Tuhan harus mentaati perintah Tuhan dengan cermat
karena, hamba Tuhan memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Oleh karena itu,
agar kita sebagai orang percaya dapat menerima janji Tuhan maka kita harus
mentaati perintah Tuhan dengan cermat dan jangan berbicara serta bertindak dengan
gegabah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
TEGAKANLAH
KEADILAN
Ulangan
1:17
Pada saat ini sulit untuk menegakan
keadilan. Karena, banyak orang yang telah menukar keadilan dengan berbagai
kepentingan pribadi. Hingga saat ini hukum bisa di beli dengan uang. Orang yang
besalah dapat dibebaskan sedangkan orang yang benar dapat dihukum. Bagaimanakah cara mengadili yang benar?
1.
Tidak
memandang bulu (ay
17a). Cara pertama yang Tuhan ajarkan kepada para hakim yang telah di pilih
untuk menghakimi umat Israel ialah mereka harus tidak memandang bulu terhadap
siapa pun baik itu perkara orang kecil maupun perkara orang besar atau yang
memiliki kedudukan semuanya harus didengarkan. Namun, kenyataannya pada masa
kini banyak orang yang justru tidak mentaati cara ini mereka justru memandang
bulu dengan mengutamakan perkara orang-orang yang besar. Memandang bulu secara harafiah berarti mengangkat muka namun
dalam konteks ini artinya memihak (פנים paniym
pl. (but always as sing.) of an unused noun פנה (paneh -neem’ paw-neh’). Dalam BIS
dikatakan “keputusanmu jangan berat sebelah.” Jadi, dalam mengadili siapapun
janganlah pandang bulu atau memihak atau berat sebelah dalam memberikan
keputusan.
2.
Jangan
gentar terhadap siapa pun (ay
17b). Pada masa kini banyak orang yang gentar dalam mengambil keputusan
mungkin karena takut kehilangan jabatan, ancaman bahkan kehilangan nyawa.
Gentar artinya berdiam (גור guwr (goor). Dalam BIS dikatakan bahwa “Jangan
takut terhadap siapa pun, sebab keputusan yang kamu ambil datang dari Allah.” Jadi,
dalam mengambil keputusan setiap orang percaya harus bertindak jangan berdiam
diri ataupun takut. Karena, keputusan yang diambil datangnya dari Allah dalam
FAYH dkatakan bahwa “keputusan yang diambil itu atas nama Allah.”
Dua hal ini lah yang harus dilakukan oleh
setiap orang percaya dalam bertindak untuk mengadili atau memutuskan suatu
perkara yaitu tidak memandang bulu, memihak atau berat sebelah karena latar
belakang seseorang dan jangan takut sehingga berdiam diri tetapi bertindaklah
karena keputusan yang diambil merupakan keputusan yang datangnya dari Allah dan
mewakili Allah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
PENGHAKIMAN
BANGSA-BANGSA
Ulangan
20:1-20
Penghakiman yang Tuhan berikan terhadap
bangsa-bangsa yang Tuhan tetapkan untuk ditumpas berbeda dengan penghakiman
yang Tuhan berikan kepada banga-bangsa lainnya. Ada peraturan yang Tuhan
tetapkan untuk memerangi mereka. Apa
sajakah peraturan yang Tuhan berikan terhadap umat Israel dalam berperang?
1. Bentuk kepemimpinan harus teokrasi (ay 1-9).
Terokrasi artinya cara memerintah negara berdasarkan kepercayaan bahwa
Tuhan langsung memerintah negara, hukum negara yang berlaku adalah hukum Tuhan,
pemerintahan dipegang oleh ulama atau organisasi keagamaan (KBBI). Jadi, dalam
berperang bukan bangsa Israel sendiri yang berperang melainkan Tuhan dapat
dilihat pada ayat 4. Dikatakan bahwa “…Tuhanlah yang berjalan menyertai kamu
untuk berperang bagimu...”. Berperang dapat pula diartikan berjuang melawan…,
mengalahkan, dan bertempur (לחם lacham
(law-kham’).
2.
Umat
yang ikut berperang bukan karena paksaan (ay 5-9).
Sejalan dengan peraturan pertama bahwa Tuhanlah yang berperang gantikan umat
Israel maka umat yang ikut berperang adalah umat yang tergerak hatinya bukan
karena tekanan atau paksaan. Oleh karena itu, ketika Tuhan memilih umat-Nya
untuk berperang ia menyuruh pulang orang-orang yang dijelaskan pada ayat 5-8.
Tujuan Tuhan memberikan peraturan kedua ini ialah agar umat Israel tidak
menjadi tawar ketika berperang. Tawar artinya mencairkan, meluluhkan dan
membubarkan (מסס macac (maw-sas’) semangat juang umat lainnya.
3.
Kepada
bangsa yang tidak dikhususkan untuk ditumpas harus ditawarkan perdamaian
terlebih dahulu (ay 10-18). Bangsa yang tidak
termaksuk daftar bangsa yang harus ditumpas. Allah menawarkan perdamaian kepada
mereka, tetapi kalau mereka tidak mau maka semua laki-laki disana harus
ditumpas dan perempuan serta anak serta hewan menjadi jarahan (שׁלום shalowm or שׁלם shalom
(shaw-lome’ shaw-lome’). Jadi, Tuhan
tidak akan menumpas mereka jika mereka mau menerima tawaran keselamatan dan
kesejahteraan dari Allah.
4.
Tidak
merusak lingkungan (ay 19-20). Tuhan melarang merusak
pohon-pohon yang ada disekeliling tempat yang dikepung oleh umat Israel.
Kecuali pohon yang tidak menghasilkan boleh dirusak untuk dibuat menjadi pagar
pengepungan. Merusak artinya memusnahkan, merusakkan, menghancurkan atau
membinasakan (שׁחת shachath (shaw-khath’). Tuhan melarang merusakan
pohon. karena, pohon-pohon bukanlah manusia.
Bangsa Israel memiliki peraturan dalam
berperang. Mereka tidak dapat berperang dengan sekehendak hati mereka. Amin,
Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BUAH
SULUNG
Ulangan
26:1-11
Dalam kekeristenan sangat dikenal istilah
“Buah Sulung”, istilah ini mengacu kepada setiap hasil pertama yang diperoleh
seseorang yang dipersembahkan kepada Tuhan. Hal ini telah ribuan tahun yang
lalu oleh segenap umat Israel. Apakah
tujuan bangsa Israel harus mempersembahkan hasil pertama/ buah sulung kepada Tuhan?
1.
Untuk
membuat nama Tuhan diam di atas milik mereka (ay 1-2).
Tujuan dari hasil pertama ialah agar nama Tuhan diam di tanah yang telah
diberikan Tuhan kepada mereka dan yang telah memberikan hasil kepada mereka (ay
2). Kata “diam” (ישׁב yashab (yaw-shab’) artinya Tuhan menguni,
tinggal, mendudukan, bertengger, dan ada ditengah-tengah tanah yang menjadi
kepunyaan mereka. Ketika Tuhan diam di tanah mereka tentulah Tuhan akan selalu
memberkati usaha mereka, melindungi dan membuat mereka menjadi berkat bagi
orang lain. Ini juga merupakan gambaran bagi kehidupan kita masa kini ketika
Tuhan berdiam dalam diri kita dan segalah hal yang kita miliki.
2.
Untuk
memberitahukan bahwa mereka telah menerima janji Allah (ay 3). Kata
“memberitahukan” dalam bahasa asli (נגד nagad
(naw-gad’) artinya mengenalkan,
menceritakan atau lebih tepatnya mereka menyatakan (BIS) atau mengakui (FAYH)
bahwa Tuhanlah yang telah membawa mereka ke negri yang dijanjikan kepada nenek
moyang mereka dan apa yang mereka miliki saat ini merupakan pemberian Allah
bukan karena usaha mereka sendiri.
3.
Sebagai
tanda ucapan syukur bangsa Israel (ay 4-10). Karena, semua
pertolongan Tuhan (ay 4-10), maka bangsa Israel membawa hasil pertama/ buah
sulung yang telah diberikan Tuhan kepada mereka sebagai tanda ucapan syukur
mereka atas pertolongan Tuhan. Kata “hasil” (פרי pariy (per-ee’) dapat
diartikan buah/ buahan, hasil. Namun, hasil ini dapat dibagi dalam 3 hal. 1)
dari permukaan ialah hasil bumi, 2) dari kandungan ialah keturunan, anak, cucu
dan 3) dari tindakan ialah membawa hasil dari tindakan misalnya pendapatan dari
pekerjaan mereka. Kata “pertama” (ראשׁית re’shiyth
(ray-sheeth’) artinya hadiah pertama,
yang terbagus, berkualitas paling baik. Jadi, Hasil pertama artinya segala
hasil pertama atau yang terbaik, berkualitas paling bagus.
Tiga hal inilah yang menjadi tujuan bangsa
Israel mempersembahkan hasil pertama dari segala yang mereka miliki yaitu agar
Tuhan berdiam diatas yang mereka miliki, untuk menyatakan bahwa mereka telah
menerima janji Allah dan sebagai tanda ucapan syukur mereka atas kebaikan
Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BERKAT
MUSA
Ulangan
33:1-29
Nats ini mengisahkan berkat Tuhan yang
diberikan melalui perantara Musa kepada bangsa Israel sebelum ia mati. Berkat
yang diberikan kepada setiap suku berbeda-beda. Apakah tujuan dibalik berkat Musa kepada Israel?
1. Agar bangsa Israel mendapatkan apa
yang mereka butuhkan (ay 6-12). Berkat (בכרה Barakah (ber-aw-kaw’) artinya memberkati, kemakmuran, karunia, hadiah,
pemberian atau perjanjian perdamaian. Sebagai orang percaya kita harus
menyakini bahwa berkat yang diberikan Tuhan kepada kita adalah yang terbaik bagi
kita. Demikianlah tiap berkat yang diberikan bagi suku-suku Israel meskipun
berbeda-beda namun, itulah yang terbaik bagi mereka. Berkat kepada Ruben yakni
hidup dengan jumlah orang-orangnya yang sedikit, kepada Yehuda akan menjadi
pemimpin bagi bangsa Israel, kepada Lewi akan menjadi imam karena kesetiaan
kepada Allah Yahweh, kepada Benyamin Allah akan melindungi secara terus menerus
dan berkat-berkat lainnya kepada suku Israel. Berkat yang Tuhan berikan
disertai tanggung jawab bagi yang menerimanya.
2. Untuk menunjukan siapa Allah Israel
(ay 26-27). Allah Israel adalah Allah yang abadi.
Abadi (קדם qedem or קדמה qedmah
(keh’- dem kayd’- maw) artinya kekal,
selamanya. Allah Israel adalah Allah yang kekal atau selamanya maka melalui
berkat yang diberikan menunjukan bahwa Israel tidak salah dalam menyembah
Tuhan. karena, Allah mereka adalah kekal maka Ia menjadi tempat perlindungan
yang kekal pula dan setiap berkat yang diterima merupakan hadiah atau karunia
yang kekal pula.
3. Agar bangsa Israel berbahagia (ay 29).
Tidak ada yang dapat menyamai bangsa Israel. Karunia yang mereka terima
berbeda-beda sesuai dengan tanggung jawab yang harus mereka lakukan dan mereka
memiliki Tuhan yang kekal. Oleh karena itu, dikatakan berbahagialah engkau… (ay
29). Berbahagialah (אשׁר ‘esher (eh’- sher) artinya kebahagiaan,
keterberkatan.
Tiga hal inilah tujuan mengapa Tuhan
menganugerahkan berkat kepada bangsa Israel melalui Musa yaitu supaya bangsa
Israel tercukupi, semua bangsa mengetahui siapa Tuhan mereka dan agar mereka
berbahagia. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
ABIMELEKH
DOYAN KEKUASAAN
Hakim-hakim
9:1-5
Banyak oang yang melakukan kejahatan demi
memperoleh kedudukan yang ia harapkan. Seperti yang dilakukan oleh Abimelekh
demi keinginannya untuk menjadi raja ia melakukan banyak kejahatan. Apa sajakah perbuatan jahat yang dilakukan
oleh Abimelekh?
1.
Menghasut
orang lain (ay 1-3).
Abimelekh memiliki sifat yang jauh berbeda dengan ayahnya, meskipun ayah
Abimelekh yaitu Gideon merupakan pemimpin bangsa Israel tetapi ia tidak
mengingini posisi untuk menajdi raja di tengah-tengah bangsa Israel. Namun, hal
ini jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Abimelekh ia sangat
menginginkan kekuasaan untuk menjadi raja. Abimelekh yang merupakan anak
seorang gundik di Sikhem ingin menjadi raja untuk itu ia mencari dukungan dari
keluarganya yang ada di Sikhem dengan menghasut orang-orang yang berada di
Sikhem yaitu saudara-saudaranya untuk mendukungnya. Maka condonglah hati mereka
kepada Abimelekh. Kata condonglah artinya (נטה natah (naw-taw’)
membelokan atau menundukan. Perkataan Abimelekh telah membelokan atau
menundukan saudara-saudaranya dengan kata lain ia berhasil mengahasut
saudara-saudaranya untuk mendukung dia.
2.
Melakukan
tindakan kejahatan (ay
4-5). Tindakan Abimelekh untuk memperoleh kekuasaan tidak hanya mengahasut
saudara-saudaranya. Selanjutnya, ia merencanakan dan melakukan tindakan
kejahatan terhadap adik dan kakaknya. Ia membunuh (kata membunuh dalam bahasa
aslinya ialah הרג harag (haw-rag’) artinya merusakkan,
membinasakan, menghancurkan) kakak dan adiknya sebanyak tujuh puluh orang di atas
satu batu. Hanya tersisa satu adiknya yaitu Yotam yang berhasil melarikan diri.
Dosa karena kekuasaan ini telah menumpahkan banyak darah. Pembunuhan demi
pembunuhan terjadi hanya untuk memenuhi keinginan Abimelekh untuk menjadi
seorang raja.
Renungan
ini mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa janganlah kita terlalu doyan
akan kekuasaaan. Karena, kita dapat menjadi seperti Abimelekh yang begitu
menginginkan kekuasaan hingga akhirnya ia melakukan berbagai cara untuk
memperolehnya tidak cukup mengahasut orang lain ia pun tega melakukan
pembunuhan terhadap ke tujuh puluh saudara-saudara kandungnya. Abimelekh tidak
lagi memperdulikan kejahatannya yang penting ia menjadi raja. Amin, Tuhan Yesus
memberkati (Stella Mulalinda)
KEBERHASILAN
SAMUEL
1
Samuel 12:1-25
Untuk melihat keberhasilan seseorang dalam
memimpin terlihat ketika ia akan mengakhiri masa jabatannnya. Demikianlah
keberhasilan Samuel dalam memimpin bangsa Israel baik sebagai imam maupun hakim
terlihat jelas di masa akhir kepemimpinannya ketika ia akan mengundurkan diri
dari bangsa Israel. Apa bukti
keberhasilan Samuel dalam memimpin?
1.
Samuel
meninggalkan kenangan baik (ay 3-5). Bukti pertama yang
menunjukan bahwa Samuel telah berhasil dalam melayani bangsa Israel ialah
ketika ia berpamitan kepada mereka ia berani menanyakan apakah pernah ada orang
yang penah ia rugikan bahkan ia berjanji akan mengembalikan (שׁוב shuwb (shoob) artinya membalas atau memulangkan), jika hal itu pernah
terjadi. Hal ini menunjukan bahwa Samuel siap bertanggung jawab atas setiap
perbuatannya baik senagaja atau pun tidak sengaja. Di ayat 4 sangat dijelaskan
bahwa tidak ada seorangpun yang merasa pernah dirugikan oleh Samuel. Hal ini
berarti bahwa Samuel meninggalkan kenangan yang baik kepada seluruh umat
Israel.
2.
Samuel
tetap mengarahkan kepada kebaikan (Tuhan) hingga akhir (ay 14). Samuel
tetap menunjukan kasihnya terhadap umat Israel. Ia tetap memberikan nasihat
yang terbaik bagi mereka yaitu dengan tetap mengingatkan bangsa Israel untuk
setia beribadah kepada Tuhan, mendengar Firman-Nya dan tidak menentang titah
Tuhan.
3.
Samuel
tetap mendoakan meskipun tidak memimpin lagi (ay 23). Pada
ayat 23 statement yang diungkapkan Samuel adalah “jauhlah dari padauk untuk
berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu” Samuel pun tetap mendoakan mereka. Bahkan ia menyatakan bahwa
adalah berdosa jika ia tidak mau mendoakan mereka lagi. Samuel menunjukan
komitmennya untuk tetap mengingat bangsa Israel dengan selalu mendoakan (פלל palal (paw-lal’) artinya memohonkan) mereka.
Setidaknya tiga hal inilah yang menunjukan
bahwa Samuel telah berhasil memimpin bangsa Israel baik dalam kehidupan mereka
sehari-hari maupun dalam iman mereka. Samuel telah memberikan kesan yang baik,
ia tetap memberikan pengarahan yang benar bahkan ia tetap mendukung umat Israel
melalui doa-doanya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda)
SAUL
DITOLAK TUHAN
1
Samuel 15:20-24
Saul merupakan orang yang diurapi oleh
Tuhan. Namun, hal tersebut tidak menjadi jaminan bahwa ia tidak akan di tolak
Tuhan. Buktinya Saul pun ditolak Tuhan dan akibatnya Tuhan undur dari
kepemimpinannya. Mengapa Tuhan menolak
Saul?
1.
Karena,
Saul tidak mendengarkan perkataan Tuhan (ay 22-23). Perintah
Tuhan untuk menumpas Amalek sangatlah jelas bahwa mereka harus menumpas segala
yang ada padanya dan janganlah ada belas kasihan kepada mereka. Bangsa Israel
diperintahkan untuk menumpas semuanya baik manusia maupun hewan-hewan disana.
Namun, ketika mereka menyerang Amalek Saul dan rakyatnya hanya menumpas semua
orang Amalek saja tetapi hewan-hewan ternak yang baik mereka sisikah dengan
alasan untuk dijadikan korban bakaran bagi Tuhan. Tetapi justru hal inilah yang
membuat ia ditolak oleh Tuhan. ayat 23 menjelaskan bahwa mendengarkan perkataan
Tuhan itu jauh lebih penting dari pada korban bakaran. Mendengarkan dalam
bahasa aslinya שׁמע shama‘ (shaw-mah’) artinya mematuhi, menuruti dan mentaati.
2.
Karena,
Saul takut kepada manusia bukan Tuhan (ay 24). Dalam tafsiran wyclife dijelaskan bahwa Aku
telah berdosa. Pertobatan Saul tidak sungguh-sungguh. Dia masih berusaha untuk
menyalahkan bangsa itu. Yang paling ditakuti olehnya ialah bahwa hubungan yang
putus di antara dirinya dengan Samuel menjadi skandal umum yang menggerogoti
wibawanya. Perhatikan bahwa Saul takut kepada rakyat bukan kepada Tuhan,
sehingga dia mengabulkan permintaan mereka dan bukan menaati apa yang
difirmankan Yehova. Jadi, Alasan kedua ialah karena Saul takut terhadap
rakyatnya. Dikatakan pada ayat 24 “aku takut kepada rakyat, karena itu aku
mengabulkan permintaan mereka.” Mengabulkan artinya (שׁמע shama‘ (shaw-mah’)
mematuhi atau menuruti.
Kedua alasan inilah yang membuat Saul pada
akhirnya ditolak oleh Tuhan, pertama ia tidak mendengarkan perkataan Tuhan yang
kedua ia lebih takut kepada rakyat dari pada Tuhan. Perbuatannya ini telah
menjadi jerat baginya sehingga Tuhan undur dari kehidupannya. Ia berjalan tanpa
penyertaan Tuhan lagi meskipun ia bertanya kepada Tuhan, Tuhan tidak lagi
memberikan jawaban kepadanya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
KEMENANGAN
DAUD
2
Samuel 5:6-10
Kemenangan demi kemenangan telah diperoleh
Daud. Pada akhirnya saat Daud berusia 30 tahun ia diurapi untuk menjadi raja
atas seluruh Israel. Setelah ia diurapi Daud dan semua orang-orangnya pergi ke
Yerusalem untuk merebut kota itu dari tangan orang Yebus yang merupakan
penduduk negri itu dan Daud pun berhasil merebutnya. Mengapa Daud selalu memperoleh kemenangan?
Ø Karena, Tuhan, Allah semesta alam
menyertainya (ay 10). Daud merupakan anak bungsu Isai dari
8 orang bersaudara. Ia merupakan cicit dari Rut dan Boas. Ia pun pernah
menderita karena niat jahat dan hati ceburu dari kakak-kakaknya. Namun, pada
akhirnya Daud tumbuh menjadi seorang pemimpin Israel yang selalu memperoleh
kemenangan. Pada nats ini Daud mendatangi Yerusalem untuk merebut kota
tersebut. Pada waktu itu penduduk Yerusalem, orang Yebus memandang rendah dia
(ay 6) kata mereka “Engkau tidak sanggup masuk ke mari, orang-orang buta dan
orang pincang akan mengenyahkan engkau.” Dalam BIS dikatakan "Engkau tidak
akan dapat masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang pincang pun sanggup
mengusirmu." Ini merupakan suatu bentuk penghinaan yang dilakukan oleh
orang Yebus kepada Daud yang pada waktu itu telah menjadi seorang raja. Tetapi
kenyataannya Daud berhasil merebut kota itu (ay 7) dan ia menamai kota itu Kota
Daud dan menetap di sana. Daud selalu berhasil dan memperoleh kemenangan
karena, Tuhan Allah semesta alam menyertainya (ay 10). Kata menyertai dapat
diartikan dengan, bersama, disamping dan disebelah dari kata עם ‘im (eem). Maka
hanya karena Tuhan ada bersama, disamping, disebelah atau dengan Daudlah, ia
dapat memperoleh kemenangan demi kemenangan. Jika tidak ada Tuhan bersamanya
pasti Daud tidak akan pernah menang/ berhasil.
Sebagai anak-anak Tuhan tentunya kita mau
seperti Daud selalu menang/berhasil dalam segala hal yang ia lakukan. Maka
hanya ada satu cara agar kita dapat seperti Daud, yaitu dengan penyertaan
Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita selalu meminta penyertaan Tuhan dalam
segala hal yang kita lakukan dan kerjakan agar kita memperoleh keberhasilan
dalam segala hal yang kita kerjakan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella
Mulalinda).
KETAATAN
DAUD MENDATANGKAN KEMENANGAN
2
Samuel 5:17-25
Orang Filistin mendengar bahwa Daud telah
menjadi raja Israel. Karena itu mereka maju untuk menangkap Daud. Tetapi Daud
berhasil memukul kalah orang Filistin (ay 25). Daud selalu berhasil/ memperoleh
kemenangan dalam segala hal yang ia lakukan karena Tuhan menyertainya. Namun, dalam
nats ini ada alasan lainnya yang membuat Daud berhasil. Apakah alasan lainnya yang membuat Daud berhasil mengalahkan Filistin?
1.
Daud
bertanya kepada Tuhan (ay 19,23). Alasan lainnya yang
membuat Daud berhasil ialah karena ia
bertanya kepada Tuhan sebelum bertindak. Ada dua ayat yang menyatakan bahwa
Daud bertanya kepada Tuhan ketika ia akan mengambil keputusan sebelum
bertindak, yaitu pada ayat 19 dan 23. Kata bertanya (שׁאל sha’al or שׁאל sha’el (shaw-al’ shaw-ale’) dapat pula
diartikan meminta, mengemis, meminjam. Jadi, sebelum bertindak Daud meminta
bahkan mengemis dihadapan Tuhan untuk meminta petunjuk-Nya. Hal ini menunjukan
bahwa Daud tidak mau bertindak sembarangan. Ia tidak mau mendahului Tuhan dalam
mengambil keputusan. Daud bertanya terlebih dahulu baru ia bertindak. Saat ini
kebanyakan orang Kristen bertindak dulu baru bertanya kepada Tuhan, ketika
mengalami kekalahan/kegagalan cenderung menyalahkan Tuhan.
2.
Daud
mentaati perkataan Tuhan (ay 20,25). Alasan selanjutnya yang
membuat Daud berhasil ialah karena Daud melakukan perkataan Tuhan dapat dilihat
pada ayat 20 dan 25. Ketika Tuhan berkata maju Daud pun maju (ay 20) dan
sebaliknya ketika Tuhan berkata jangan maju (ay 25) Daud pun melakukannya. Hal
ini menunjukan ketaatan Daud kepada Tuhan. Ayat 25 dikatakan “Daud berbuat
demikian.” Kata berbuat (עשׂה ‘asah (aw-saw’) artinya menjalankan, mengerjakan,
membikin, dll. Apapun perkataan Tuhan Daud mentaatinya ia tahu bahwa Tuhan
merancangkan kebaikan baginya. Ia tidak merasa besar kepala dengan keberhasilannya
yang pertama. Ia justru tetap mentaati setiap keputusan Tuhan. Hal ini
berbanding terbalik dengan kehidupan sebagian orang percaya masa kini, yang
merasa hebat atau besar kepala ketika telah berhasil dan tidak mau mendengarkan
perkataan Tuhan untuk tindakan mereka selanjutnya.
Kemenangan yang Daud peroleh selain karena
penyertaan Tuhan ialah karena ia bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan sebelum
bertindak dan karena ia mentaati setiap perkataan Tuhan. Jika kita ingin
berhasil seperti Daud selain meminta penyertaan Tuhan kita juga harus bertanya
dan mentaati setiap keputusan Tuhan apapun itu. Amin, Tuhan Yesus memberkati
(Stella Mulalinda)
Komentar
Posting Komentar