Kumpulan Renungan Semester X Part 2 (STTIP)


DOA DAN HARAPAN DAUD
Mazmur 28:1-5
            Setiap orang pasti memiliki harapan dalam hidupnya, tidak terkecuali Raja Daud ia pun memiliki harapan dalam hidupnya. Seperti dalam nats ini Raja Daud mengungkapakan setiap harapan yang terkandung dalam hatinya. Apakah yang menjadi harapan Raja Daud?
1.      Raja Daud berharap doanya/suara permohonannya di dengar Tuhan (ay 1-2). Tradisi bagi orang Ibrani ketika Tuhan tidak menjawab doa/permohonan seseorang berarti Tuhan tidak mau mendengar doa/permohonan itu. Oleh sebab itu, pada ayat 1 Daud seolah-olah ketakutan jika Tuhan tidak mendengar doanya sehingga ia mengungkapkan harapannya kepada Tuhan agar Tuhan tidak berdiam diri terhadapanya bahkan Daud menyamakan dirinya seperti orang mati ketika Tuhan tidak mau lagi mendengar permohonannya. Pada ayat ke 2 Daud berkata “Dengarkanlah suara permohonanku” kata ini dapat diartikan menuruti/turutilah, mematuhi dan mentaati dari kata שׁמע shama‘ (shaw-mah’): obey. Jadi, harapan pertama Daud ialah agar Tuhan tetap mau mendengar doa/permohonannya.
2.      Raja Daud berharap tidak dihukum bersama dengan orang fasik (ay 3). Kata Daud “janganlah menyerert aku… (ay 3)”, kata menyeret dalam versi GNB ialah condemn artinya menghukum, menyalahkan, dan mengutuk. Jadi, maksud dari ayat ini ialah Daud berharap agar dirinya tidak dihukum, disalahkan bahkan dikutuk seperti orang-orang fasik yang tidak mengindahkan pekerjaan dan perbuatan tangan Tuhan (ay 5).
3.      Raja Daud berharap orang fasik dihukum sesuai dengan perbuatannya (ay 4). Harapan ketiga Daud terdapat pada ayat 4. Pada ayat ini Daud menggunakan kata “ganjarilah” kata ini memiliki arti memberikan atau menaruh dari kata נתן nathan (naw-than’): to give, put. Daud berharap Tuhan memberikan atau menaruh hukuman kepada orang fasik.
Ke tiga hal inilah yang menjadi harapan terbesar bagi Daud. Ia berharap doa/permohonannya tetap di dengar oleh Tuhan, Daud berharap agar ia tidak mendapatkan hukuman seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan Daud berharap setiap orang berdosa mendapatkan upah yang setimpal dengan perbuatan mereka. Tentunya sebagai orang percaya memiliki harapan yang sama seperti Daud. Oleh sebab itu, jangan salah berharap tetapi  tetaplah berharap kepada Tuhan karena hanya Tuhanlah tempat setiap orang percaya berharap, berseru dan berserah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).


HANYA ALLAH HAKIM YANG ADIL
Mazmur 75:1-11
            Setiap orang memiliki konsepsi (pengertian atau pendapat) terhadap apa yang dipercayainya. Demikian pula pemazmur pada nats ini. Pemazmur ingin menyatakan konsepsinya tentang Allah. Apa sajakah yang menjadi konsepsi pemazmur tentang Allah ?
1.      Allah menghakimi dengan kebenaran (ay 3). Pemazmur memiliki konsepsi bahwa Allah pasti akan menghakimi setiap orang dengan kebenaran tepat pada waktunya. Kata kebenaran sesuai dengan bahasa aslinya  מישׁר meyshar (may-shawr’): evenness dapat diartikan sikap tidak memihak persamaan, keserasian. Dengan kata lain pemazmur ingin menyatakan konsepsinya bahwa Allah merupakan hakim yang adil.
2.      Allah dapat meninggihkan/merendahkan (ay 7-8). Pemazmur mengingatkan setiap orang agar tidak memegahkan diri (ay 6), karena pemazmur memiliki konsepsi bahwa Allah adalah hakim yang adil yang dapat merendahkan/ meninggikan seseorang. Kata hakim (bahasa asli: שׁפט shaphat (shaw-fat’): to judge, govern, vindicate, punish) dapat diartikan menghukum, menentukan, menilai, mempertimbangkan. Maka konsepsi pemazmur yang kedua ialah bahwa Allah dapat menentukan, menilai atau mempertimbangkan untuk meninggihkan dan merendahkan atau menekan seseorang dengan keadilannya, dalam bahasa aslinya merendahkan dapat pula diartikan menekan dari kata שׁפל shaphel (shaw-fale’) : depress.
3.      Allah dapat menghancurkan/meninggihkan (ay 11). Pada ayat 11 pemazmur menekankan bahwa Allah dapat meninggihkan tanduk orang benar dan dapat menghancurkan tanduk orang fasik. Kata tanduk pada ayat ini tidak dapat diartikan secara harafiah karena, kata tanduk disini merupakan kiasan yang dipakai pemazmur. Untuk memahami apa yang dimaksud pemazmur dapat dilihat dari terjemahan Alkitab versi GNB dimana kata tanduk diartikan “the power” atau dalam bahasa Indonesianya ialah kekuatan. Jadi, pada ayat ini pemazmur ingin menunjukan konsepsinya bahwa Allah dapat menghancurkan kekuatan orang fasik dan sebaliknya orang benar bertambah kuat.
Belajar dari pemazmur marilah setiap orang yang percaya memiliki konsepsi yang sama tentang Allah. Bahwa Allah adalah hakim yang adili, Allah dapat menekan/merendahkan dan menghancurkan kekuatan orang fasik. Oleh karena itu, sebagai orang percaya yakinlah kepada Allah dan jangan pernah iri hati terhadap kefasikan/kejahatan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

BELAJAR DARI MASA LALU
Mazmur 78:1-11
Masa lalu adalah guru yang terbaik demikianlah ungkapan dari salah satu pribahasa. Dalam Mazmur ini pemazmur mengajarkan kembali kepada angkatan muda tentang pentingnya sejarah. Apakah tujuan pemazmur memberikan pelajaran dari sejarah?
1.      Agar generasi penerus mengenal peringatan dan hukum Taurat serta dapat menceritakan kepada generasi selanjutnya (ay 5-6). Ulangan 6:7 merupakan salah satu bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan oleh bangsa Israel untuk terus mengajarkan hukum Taurat serta peringatan-peringatan Tuhan, tidak terkecuali bagi pemazmur ia pun memiliki tekad yang sama untuk mengajarkan hal tersebut dengan tujuan agar generasi penerus dapat mengenal setiap peringatan dan hukum Taurat. Kata “kenal” dalam bahasa aslinya  ידע yada‘ (yaw-dah’):to know yang artinya mengetahui, menguasai. Dalam versi GNB kata “kenal” diterjemahkan dengan kata “learn” yang artinya mempelajari dan mendengar. Maka yang menjadi tujuan pertama pemazmur memberikan pelajaran dari sejarah ialah agar generasi penerus dapat mengetahui, menguasai bahkan dapat mengajarkan kembali peringatan-peringatan Tuhan serta hukum-hukumNya.
2.      Agar generasi selanjutnya tidak mengikuti jejak nenek moyang mereka (ay 7-11). Tujuan pemazmur yang ke dua ini hanya dapat tercapai jika generasi penerus menaruh kepercayaannya kepada Tuhan, tidak melupakan perbuatan Tuhan melainkan memegang perintah-Nya. Kata menaruh arti lainnya ialah menetapkan dari kata שׂום suwm or  שׂים siym (soom seem):appoint. Kata melupakan dapat diartikan mengabaikan dari kata שׁכח shakach or  שׁכח shakeach (shaw-kakh’ shaw-kay’- akh): Ignore. Selanjutnya kata memegang dapat pula diartikan menjaga, memelihara, dan memperhatikan dari kata נצר natsar (naw-tsar’): to guard, watch, watch over, keep. Maka agar generasi penerus tidak sama seperti nenek moyangnya mereka harus menetapkan iman mereka kepada Tuhan, tidak mengabaikan perbuatan Tuhan dan menjaga serta memelihara perintah Tuhan.
            Dari ke dua hal diatas sangat jelas tujuan pemazmur mengajarkan sejarah Israel kepada generasi penerus yaitu agar mereka dapat menguasai peringatan serta hukum Tuhan (Taurat) dan mereka tidak mengikuti jejak nenek moyang mereka yang jahat. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).



PEMULIHAN ISRAEL
Yesaya 27:1-13
Yesaya pasal 24-27 berisikan nubuat Yesaya tentang akhir zaman yakni masa yang akan datang. Pada Yesaya 27 secara khusus berisikan tentang nubuatan Yesaya yang berkaitan dengan pemulihan bangsa Israel. Apa sajakah nubuatan Yesaya yang terdapat pada pasal ini?
1.      Tuhan akan menghukum Lewiatan (ay 1). Lewiatan dalam bahasa aslinya ialah לויתן livyathan (liv-yaw-thawni): leviathan, sea monster, dragon yang dapat diartikan binatang raksasa, monster laut, atau naga yang dalam tradisi bangsa Israel sering diceritakan dalam dongeng-dongeng yang mengibaratkan para musuh Yahwe atau bangsa-bangsa yang menindas Israel. Jadi, nubuat Yesaya yang pertama berkaitan dengan hukuman yang akan diberikan Tuhan kepada Lewiatan yang akan terjadi pada akhir zaman.
2.      Tuhan memulihkan/ menyelamatkan Israel dan musuhnya (ay 2-5). Nubuat kedua Tuhan akan memulihkan serta memberikan pengampunan kepada Israel dan musuhnya jika musuhnya berbalik kepada Tuhan dengan mencari perlindungan dan mencari damai kepada-Nya. Tuhan menggambarkan Israel seperti kebun anggur yang elok dan Ia adalah penjaga-Nya. Penjaga dapat diartikan pelindung atau pemelihara berdasarkan kata נצר natsar (naw-tsar). Sedangkan musuhnya digambarkan seperti putri malu dan rumput.
3.      Bangsa Israel akan memenuhi muka bumi (ay 6). Nubuat ketiga, Israel akan berakar, berkembang, bertunas dan memenuhi muka bumi. Dalam tafsiran Wycliffe ayat 6b ditafsirkan bahwa bangsa Israel akan memenuhi muka bumi dengan hasilnya yang menunjuk kepada penyebaran Agama Kristen (yaitu iman dari Israel sejati kepunyaan Allah).
4.      Umat Israel yang bertobat akan dikumpulkan kembali (ay 7-13). Nubuat keempat berkaitan dengan masa yang akan datang ketika Israel meninggalkan penyembahan berhalanya (ay 9). Pada saat itu Tuhan akan mengirik dan mengumpulkan satu demi satu orang-orang Israel. Mengirik merupakan bentuk kiasan yang digunakan untuk menggambarkan bangsa Israel yang dipilih seperti memisahkan butir gandum dari sekamnya.
Tuhan akan menghukum Lewiatan, bangsa Israel dan musuhnya akan mendapatkan anugerah keselamatan jika berbalik kepada Tuhan dan bangsa Israel yang bertobat akan dikumpulkan kembali inilah nubuatan Yesaya pada pasal 27. Amin, Tuhan Yesus Memberkati (Stella Mulalinda).

BANGSA ISRAEL DI MATA TUHAN
Yesaya 44:1-8
Bangsa Israel merupakan bangsa yang besar. Bangsa ini pun dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk, terbukti dengan banyaknya hukuman yang Tuhan berikan kepada mereka. Namun, Tuhan tetap mau menolong mereka. Lalu pertanyaannya ialah Siapakah sebenarnya bangsa Israel di mata Tuhan?
1.      Israel adalah bangsa pilihan Tuhan (ay 1-2). Bangsa Israel merupakan bangsa pilihan Tuhan meskipun mereka kembali kekehidupan lama mereka (menyembah berhala) Tuhan selalu mengasihi mereka tanpa syarat, alasannya karena Tuhan sendirilah yang telah menjadikannya, membentuknya sejak dari kandungan serta yang selalu menolongnya (ay 2). Tuhan memberikan bangsa Israel gelar “Yesyurun” ישׁרון Yashuruwn (yesh-oo-roon) yang artinya yang lurus. Kata “dipilih” dalam bahasa aslinya ialah בחר bachar (baw-khar): choose, elect, decide artinya yang terpilih, ditentukan, yang pasti. Kata bachar ini menggunakan kata kerja perfect artinya kata ini telah sempurna dilakukan, maka hal ini menunjukan bahwa pemilihan Tuhan atas bangsa Israel itu telah sempurna ditentukan atau telah pasti dan tidak akan pernah berubah oleh alasan apapun.
2.      Israel adalah saksi Tuhan (ay 8). Pada ayat 8 mencatat bahwa Israel-lah saksi-saksi Tuhan, karena bangsa Israel akan memberikan bukti kepada seluruh dunia tentang kuasa Tuhan dan menyatakan bahwa Tuhanlah satu-satunya Allah yang sanggup menolong umat-Nya. Hal ini terbukti dari kehidupan bangsa Israel yang tidak hanya mendengar atau mengetahui kuasa Tuhan melainkan mereka sendiri telah merasakan bagaimana pertolongan Tuhan terhadap kehidupan mereka ketika Tuhan menyelamatkan mereka dari musuh-musuh mereka. Kata saksi dalam bahasa aslinya ialah עד ‘ed (ayd): witness,testimony artinya saksi, penyaksi. Dalam KBBI saksi artinya orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian).
Seperti bangsa Israel yang merupakan bangsa pilihan dan saksi-saksi Tuhan, demikian pula kehidupan orang percaya masa kini yang juga merupakan bangsa Israel rohani, maka setiap orang percaya juga merupakan bangsa pilihan Tuhan dan orang percaya juga merupakan saksi-saksi Tuhan atau penyaksi kuasa Tuhan, oleh karena itu orang percaya juga harus mampu menjaga kesaksian dengan menjadi berkat bagi sesama. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

KARAKTERISTIK SEORANG HAMBA TUHAN
Yesaya 50:4-6
Yesaya 50:4-6 merupakan gambaran/ nubuatan tentang Tuhan Yesus yang dinyatakan sebagai Israel sejati, Tuhan Yesus merupakan hamba yang taat secara sempurna. Maka sebagai hamba Tuhan ketaatan merupakan salah satu hal yang wajib dimiliki, yang diteladani melalui kehidupan Tuhan Yesus sendiri. Apakah karakteristik seorang hamba Tuhan yang taat?
1.      Memiliki lidah seorang murid (ay 4). Dalam tafsiran Alkitab Perjanjian Lama memiliki lidah seorang murid artinya memiliki lidah yang terlatih baik, dengan kata lain seorang hamba Tuhan harus mampu menempatkan perkataan yang keluar dari mulutnya/ berhikmat dalam setiap ucapannya (FAYH). Tujuannya agar setiap perkataannya membawa semangat baru bagi orang yang letih lesu. Kata semangat dapat pula diartikan menguatkan (BIS), sedangkan berdasarkan bahasa aslinya dapat diartikan mempercepat untuk…,menolong, membantu,menuntun dari kata עות ‘uwth (ooth): to hasten to, help.
2.      Bersedia menerima pengajaran Tuhan (ay 4). “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid (ay 4c)” dalam terjemahan lain diartikan “Setiap pagi Ia membangunkan aku dan mengajar aku serta membukakan pengertianku mengenai kehendak-Nya (FAYH)” dan dalam BIS “Setiap pagi Ia membangkitkan hasratku untuk mendengarkan ajaran-Nya bagiku”. Ayat ini mengingatkan setiap hamba Tuhan untuk bersedia menerima/ mendengar setiap pengajaran atau kehendak Tuhan dalam hidupnya artinya tidak mengeraskan hati melainkan mendengar seperti seorang murid.
3.      Tidak menghindari masalah (ay 6). Pada ayat 6 menjelaskan bahwa seorang hamba Tuhan harus bersedia mengorbankan dirinya tidak menghindari masalah. Dikatakan seorang hamba Tuhan harus mau memberikan punggungnya kepada orang yang mau memukulnya, memberikan pipinya kepada orang yang mau mencabut janggutnya dan tidak menyembunyikan mukanya ketika dinodai dan diludahi. Kata meyembunyikan dalam bahasa aslinya סתר cathar (saw-thar): to hide, conceal artinya menyembunyikan. Dalam terjemahan  NAS diterjemahkan dengan kata “cover” yang artinya menutup.
Jadi, karakteristik yang harus dimiliki seorang hamba Tuhan yang taat ialah mengucapkan perkataan yang membangun, bersedia menerima pengajaran Tuhan dan tidak menghindari masalah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

YANG DISUKAI TUHAN
Yeremia 9:23-24
Kerinduan/keinginan setiap orang percaya/ umat Tuhan ialah menyenangkan hati Tuhan. Untuk itu setiap orang percaya harus terlebih dahulu mengetahui segala hal yang  disukai Tuhan atau yang tidak disukai-Nya. Apakah yang disukai Tuhan?
1.      Tuhan menyukai orang yang tidak bermegah dengan apa yang dimilikinya (ay 23). Firman Tuhan pada ayat 23 ini berkata bahwa janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, demikian pula dengan orang kuat karena kekuatannya dan orang kaya dengan kekayaannya. Kata bermegah dapat pula diartikan merasa puas, sombong/ menyombongkan diri ( הלל halal (haw-lal): shine, glory, boastfull). Maka hal pertama yang disukai Tuhan ialah ketika seseorang tidak menyombongkan diri atau merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Karena, pada kenyataannya apa yang dimiliki seseorang merupakan anugerah yang dari pada Tuhan juga asalnya, seperti akal budi yang membuat seseorang bijaksana, daya tahan tubuh yang membuat seseorang kuat atau pun harta benda yang membuat seseorang menjadi kaya. Semua hal tersebut bersumber dari Tuhan.
2.      Tuhan menyukai orang yang bermegah karena memahami dan mengenal Dia  (ay 24). Hal kedua yang Tuhan sukai ialah ketika setiap orang dapat memahami dan mengenal siapa Dia bahwa hanya Dia-lah Tuhan yang dapat menunjukan kasih setia, keadilah serta kebenaran di bumi. Kata memahami artinya sangat berhati-hati, dengan bijaksana mengerti, paham, mengenal dari kata שׂכל sakal (saw-kal): prudent, circumspect, wisely understand. Kata mengenal dapat pula diartikan orang dalam (yang mengetahuinya), yang kenal pada, mengenal, tahu, menguasai dari kata ידע yada‘ (yaw-dah): to know. Maka hal kedua yang Tuhan sukai ialah ketika orang percaya/ umatnya dapat memahami atau dengan bijaksana dapat mengerti serta sungguh mengenal Tuhan bahwa hanya dialah Tuhan yang menunjukan kasih setia-Nya kepada seluruh umat-Nya, yang memberikan keadilan kepada setiap orang serta menyatakan kebenaran.
Berdasarkan nats ini setidaknya ada dua hal yang Tuhan sukai yaitu ketika umat-Nya/ orang percaya tidak menyombongkan diri karena apa yang mereka miliki dan ketika orang percaya dapat sungguh-sungguh memahami setiap pekerjaan tangan-Nya yaitu kasih setia-Nya, keadilan-Nya dan kebenaran-Nya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

BULIH-BULIH YANG PECAH TANDA HUKUMAN
Yeremia 19: 1:9
Bulih-bulih yang pecah merupan simbolis hukuman Tuhan atas Israel. Ia akan menghukum Israel (Yehuda dan Yerusalem) dengan memecah-mecahkan mereka seperti bulih-bulih tersebut (ay 10). Mengapa Tuhan menghukum Israel seperti itu?
1.      Karena, bangsa Israel telah meninggalkan Tuhan (ay 4a). Bangsa Israel telah melakukan tindakan yang membuat mereka harus menghadapi hukuman dari Tuhan. Ay 3b dikatakan bahwa Tuhan akan mendatangkan malapetaka sehingga telinga orang yang mendengarnya mendenging. Kata mendenging dalam bahasa aslinya menggunakan kata צלל tsalal (tsaw-lal): to tingle, quiver yang artinya terasa gatal, perasaan geli/kehebohan yang menggelikan, gentar ,gemetar, mengigil. Hal ini berarti bahwa hukuman yang akan Tuhan datangkan kepada bangsa Israel akan membuat setiap orang yang mendengarnya menjadi gentar atau gemetar. Tuhan mendatangkan hukuman tersebut karena bangsa Israel telah meninggalkan Tuhan dengan cara memberikan tempat mereka untuk allah asing serta membakar korban baginya. Hal inilah yang membuat Tuhan murka. Kata meninggalkan dapat diartikan membiarkan, menyerahkan, melepaskan, mengabaikan dari kata עזב ‘azab (aw-zab’): to leave, loose, forsake.
2.      Karena, bangsa Israel telah membunuh orang yang tidak bersalah (ay 4b). Ayat 4b menjelaskan bahwa bangsa Israel telah memenuhi tempat mereka (Bet-Hinom) dengan darah orang-orang yang tidak bersalah artinya bangsa Israel telah melakukan hal yang tidak benar yakni dengan menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah.
3.      Karena. Bangsa Israel telah mendirikan bukit pengorbanan bagi Baal untuk mengorbankan anak- anak mereka (ay 5). Alasan ketiga ialah karena bangsa Israel telah mendirikan bukit pengorbanan bagi allah asing untuk mengorbankan anak mereka, padahal tindakan ini tidak pernah diperintahkan/ dikatakan bahkan tidak pernah timbul dalam hati Tuhan. Mendirikan artinya membangun, membuat, menetapkan (בנה banah (baw-naw’): to build, rebuild, establish, cause to continue).
Bulih-bulih yang pecah merupakan simbolis dari hukuman Tuhan atas bangsa Israel. Hukuman ini terjadi akibat dari tindakan yang telah dilakukan oleh mereka. Maka setiap kesalahan pasti mendatangkan hukuman oleh karena itu marilah setiap orang menyadari kesalahannya sebelum Tuhan murka dan mendatangkan hukuman. Amin (Stella Mulalinda).

HUKUMAN AKIBAT INGKAR JANJI
Yeremia 34: 12:22
Untuk kesekian kalinya bangsa Israel mengingkari janjinya dihadapan Tuhan. Pada nats ini bangsa Israel mengingkari janji mereka kepada budak-budak Ibrani. Bangsa Israel seharusnya memerdekakan para budak baik laki-laki maupun perempuan setiap akhir 7 tahun (ay 12-14). Tetapi pada kenyataannya bangsa Israel mengingkari hal tersebut. Maka, Apakah hukuman yang Tuhan berikan kepada mereka?
1.      Mereka diserahkan kepada kuasa maut yaitu pedang, sampar dan kelaparan (ay 17). Dalam FAYH dikatakan bahwa "karena kamu tidak mau taat dan tidak mau membebaskan budak-budakmu, maka Aku akan menyerahkan kamu kepada kuasa maut, yaitu peperangan, bala kelaparan, dan wabah penyakit.”. Kata menyerahkan artinya (KBBI) memberikan kepada, menyampaikan kepada, memberikan dengan penuh kepercayaan/ memasrahkan. Dalam versi BIS dikatakan “sekarang baiklah Aku memberikan kebebasan kepadamu: kebebasan untuk tewas dalam pertempuran atau oleh wabah penyakit atau oleh kelaparan”. Maka hukuman pertama bagi bangsa Israel karena telah mengingkari janji mereka ialah mereka akan mengalami/ merasakan kematian akibat peperangan, kelaparan atau akibat wabah penyakit.
2.      Mereka akan dicerai beraikan dan menjadi kengerian bagi segala bangsa (ay 17). Dalam versi FAYH dikatakan “Aku akan mencerai-beraikan kamu ke seluruh dunia sebagai orang-orang buangan. Maka kamu akan menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi”. Kengerian bahasa aslinya זועה zava‘ah (zev-aw-aw’): a horror, object of terror artinya objek kengerian/ ketakutan/ teror. Jadi, bangsa Israel tidak hanya dibuang atau diserakkan kesuluruh bangsa tetapi mereka juga akan menjadi objek teror bagi segala bangsa dimana mereka dibuang/diserakkan Tuhan.
3.      Mereka akan diserahkan ketangan musuh mereka (ay 18-20). Kata diserahkan dalam bahasa aslinya dapat diartikan memberikan, menyajikan, menaruh, menempatkan, melemparkan dari kata נתן Nathan (naw-than’): to give, put, set.
Ketiga hukuman inilah yang akan dihadapi oleh bangsa Israel karena telah mengingkari janji mereka. Mereka akan diserahkan kepada kuasa maut, akan dibuang serta dikucilkan dan akan dibunuh oleh musuh mereka. Belajar dari kehidupan bangsa Israel sebagai umat Tuhan jangan pernah mengingkari/ menganggap tidak berharga setiap janji yang telah dibuat dihadapan Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

BERTANGGUNG JAWAB
Yehezkiel 18:1-32
Tulisan Yehezkiel ini diawali dengan kutipan sindiran yaitu ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu yang artinya ayah yang berbuat dosa tetapi anaknya yang menanggung akibatnya. Apa yang Tuhan kehendaki di kehidupan umat-Nya?
1.      Orang yang berbuat dosa itu yang harus mati (ay 4,20). Firman Tuhan tegas mengatakan bahwa orang yang berbuat dosa ia juga yang harus menanggung akibat dari perbuatannya tidak seperti sindiran yang diucapkan orang Israel bahwa seorang anaklah yang harus menanggung kesalahan ayahnya. Dari ayat 5-20 menjelaskan bahwa kalau seseorang adalah orang benar serta melakukan keadilan dan kebenaran dan mengikuti setiap peraturan Tuhan ia pasti hidup. Orang benar (dari kata:  צדיק tsaddiyq (tsad-deek): just, lawful, righteous) yang dimaksudkan disini ialah orang yang adil, pantas, berbudi dan budiman. Jika orang benar yang dimaksudkan pada ayat ini adalah seorang ayah dan anaknya adalah seorang penjahat atau sebaliknya ayahnya seorang penjahat dan anaknya adalah orang benar. Maka orang benar tetap tidak akan mati karena kesalahan ayah atau anaknya. Jadi, orang yang berdosa itulah yang harus bertanggung jawab atas dosanya.
2.      Tuhan mengampuni orang yang bertobat tetapi tidak bagi orang yang murtad (ay 23-24). Ayat 23 dalam versi FAYH  dikatakan “Apakah kamu kira Aku senang melihat orang jahat dibinasakan? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Tentu tidak! Yang Aku inginkan ialah agar orang itu meninggalkan segala kejahatannya supaya ia hidup”. Hal lainnya yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan umat-Nya ialah pertobatan. Pertobatan (dari kata: שׁוב shuwb (shoob): to return, turn back) yang dimaksudkan ialah kembali atau berbalik dari seseorang yang tidak benar atau berbudi menjadi seseorang yang benar dan berbudi. Lalu bagimana dengan orang benar yang kemudian berbalik menjadi orang yang jahat (murtad), maka di ayat 24 dengan tegas mengatakan bahwa “segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya”.
Tuhan menghendaki agar setiap umat-Nya bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang telah dilakukannya, tetapi pada kenyataannya tidak ada orang yang sempurna. Tuhan tidak pernah menginginkan kematian dari orang yang berdosa justru Tuhan menginginkan pertobatannya. Tuhan memberikan kesempatan dengan mengampuni dosa orang yang berbalik kepada-Nya tetapi orang yang tidak setia akan menanggung hukuman atas perbuatannya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelayanan Praktek 1 Tahun di GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia) Jemaat Curup

kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG Oktober 2017

Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)