Kumpulan Renungan Semester VII Part 1 (STTIP)


BERFIRMANLAH ALLAH MAKA SEMUANYA SUNGGUH AMAT BAIK
Kejadian 1:1-31
            Kejadian 1:1-31 merupakan kisah penciptaan yang menunjukan betapa hebatnya dan agungnya kuasa Allah dalam karya penciptaan langit dan bumi beserta isinya. Ketika kita mau merenungkan pasal ini ada beberapa kalimat yang sering diulangi dalam pasal ini. Namun, dalam renungan ini lebih menyoroti kalimat atau frasa “Berfirmanlah Allah” dimana kalimat ini 9 kali diulangi dalam pasal ini (ay 3,6,9,11,14,20,24,26, dan 29). Kalimat ini cukup mengelitik kita semua untuk mencari tahu, Apa sebenarnya tujuan dari pengulangan kalimat ini?. Dalam renungan ini setidaknya ada dua hal yang menjadi tujuan dari pengulangan kalimat ini.
1.      Untuk menunjukan betapa dasyatnya atau hebatnya kuasa dari sang pemberi Firman itu sendiri. Frasa “berfirmanlah Allah” dalam bahasa aslinya ialah  וַיֹּ֣אמֶר אֱלֹהִ֔ים (Gen 1:6 WTT) (wayomer ellohim) atau dalam versi NAS “Then God said” yang artinya “kemudian Allah berkata”. Kata Allah dalam bahasa aslinya menggunakan kata “Elohim” kata ini muncul lebih dari 2600 kali dalam PL dan pada umumnya merujuk pada Allah yang benar dimana dalam PL sering dipadankan atau berpadanan dengan nama unik Allah yaitu YHWH  yang ditulis YEHOVA tetapi dibaca Adonay karena nama ini dalam tradisi tradisonal PL merupakan nama yang sakral.  Selain itu kata “Elohim” jika digunakan untuk tujuan generik (asal-usul) kata ini dalam Alkitab menunjukan bahwa Allah adalah sang pencipta, sang raja, sang hakim,Tuhan dan sang Juruselamat. (http://www.sarapanpagi.org/elohim-study-kata-vt3.html). Dapat disimpulkan bahwa frasa “Berfirmanlah Allah” merupakan suatu perkataan yang keluar dari Allah atau Tuhan yang benar bukan merujuk pada ilah-ilah atau dewa-dewa bangsa kafir belaka melainkan dari sang pencipta, hakim, Tuhan sekaligus Juruselamat. Maka dari frasa “berfirmanalah Allah” juga telah merujuk pada ke Tritunggal yang menyatakan atau membuktikan akan keberadaan Kristus bahkan sebelum dunia dijadikan. Dari frasa yang terlihat “simple” ternyata mengandung makna yang begitu luas untuk menyatakan kuasa Allah dalam segala hal.
2.       Untuk menunjukan bahwa Firman Allah itu bukanlah sekedar perkataan yang menguap diudara saja melainkan, merupakan perkataan yang memiliki kuasa untuk menjadikan segala sesuatu yang difirmankan itu baik. Hal ini dibuktikan dalam pasal ini dimana ditegaskan dalam kalimat “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” yang 6 kali diulangi (ay 9,12,18,21,25,dan 31) bahkan dalam ayat ke 31 dikatakan bahwa apa yang difirmankan oleh Allah itu tidak hanya baik melainkan sungguh amat baik. Dimana dalam bahasa aslinya ialah  ט֖וֹב מְאֹ֑ד (Gen 1:31 WTT) (tob meod) yang artinya “abudance a good thing” melimpah dengan segala yang baik. Sedangkan dalam versi NAS ialah “Very good” sangat baik. Maka kata sungguh amat baik ini sendiri menunjukan sesuatu tingkatan yang lebih tinggi dari sekedar “baik” bahkan dapat dikatakan “sempurna”.
            Dari renungan ini kita belajar bahwa kuasa firman Tuhan itu dapat mengubah segala sesuatu bukanlah omongkosong belaka, melainkan suatu kata-kata yang menyatakan kuasa Tuhan dan mujizat Tuhan yang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan meskipun kitab kejadian ini telah ditulis semenjak tahun ± 1445-1405 SM, namun kuasanya tidak berubah, tetap sama dulu sekarang bahkan sampai selamanya.
            Oleh karena itu begitu konyolnya kita jika meragukan apa yang telah Tuhan firmankan atau katakan. Karena, hal itu sama saja kita menolak segala hal yang sungguh amat baik di pemandangan Allah yang akan Allah nyata dalam kehidupan kita. Ketika firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang telah Tuhan ciptakan itu “sungguh amat baik” hal ini sama halnya bahwa apa yang Tuhan sudah firmankan itu adalah sempurna bagi kehidupan setiap anakNya. Maka jangan pernah ragukan siapa Tuhan dan kuasa dari FirmanNya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

PROTO EVANGELIUM (CIKAL BAKAL MISI PENYELAMATAN) ALLAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Kejadian 3:1-24
            Judul perikop dari kitab Kejadian pasal 3 ialah “Manusia jatuh ke dalam dosa”, melalui judul perikop ini dapat dilihat bahwa isi dari keseluruhan pasal ini pasti membahas tentang kejatuhan manusia dalam dosa. Namun, pasal ini juga tidak dapat dipisahkan dengan karya Allah dalam misi penyelamatannya. Oleh karena itu pasal ini pun dikenal dengan pasal proto evangelium atau embrio awal dimulainya misi penyelamatan Allah.
            Peristiwa kejatuhan manusia ke dalam  dosa merupakan peritiwa yang tidak akan pernah hilang dalam sejarah manusia dan sejarah dunia ini. Dimana si ular tua (iblis) yang merupakan tokoh utama yang menyebabkan manusia (Adam dan Hawa) jatuh ke dalam dosa telah memperdaya kita semua di dalam dosa semenjak dari nenek moyang kita hingga kita dimasa sekarang ini. Tetapi melalui peristiwa ini kita pun dapat melihat kuasa Allah atau karya Allah nyata dalam misi penyelamatannya bagi setiap umat manusia. Dalam Kejadian pasal 3 ini setidaknya ada 3 hal yang merupakan misi Allah bagi penyelamatan umat manusia dari hukuman yang kekal. Apa sajakah yang menjadi misi penyelamatan Allah bagi kehidupan manusia?
1.      Misi penyelamatan Allah yang pertama ialah Allah mencari manusia (ay 9). Ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa mata mereka terbuka dan melihat keberadaan diri mereka yang telanjang maka mereka berusaha menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (ayat 7). Kemudian ketika mereka mendengar suara Tuhan justru mereka bersembunyi dari padaNya (ay 8). Dari kejatuhan ini kita melihat bahwa dosa membuat  kita malu dan menghindari Allah karena rasa kebersalahan kita. Namun, disinilah Allah menyatakan misi penyelamatannya. Allah bukannya tidak tahu kalau manusia ciptaanNya telah jatuh ke dalam dosa Ia tahu karena Ia maha tahu.  Tetapi justru Ia mau merendahkan diriNya mencari manusia yang telah bersembunyi karena keberdosaannya. Ia mau mencari kita yang telah lari, menghindar dan bersembunyi dariNya. Misi penyelamatan Allah adalah anugerah yang sangat luar biasa yang kita terimah dari Allah. Dimana kita yang seharusnya terlebih dahulu mencari Tuhan untuk meminta ampun dari padaNya,  justru sebaliknya Allah sendiri yang terlebih dahulu mencari kita dan tetap menerima kita dengan segala keberdosaan kita.
2.      Misi penyelamatan Allah yang kedua ialah Allah mengadakan permusuhan antara manusia dan iblis (ay 15). Dalam NIV kata permusuhan menggunakan kata “enmity” yang artinya kebencian atau permusuhan. Sedangkan dalam BIS diartikan dengan kata “saling membenci”. Misi penyelamatan Allah yang kedua ialah dengan mengadakan, menaruh atau menanamkan rasa saling membenci antara manusia dan iblis yang telah menggoda manusia sehingga manusia jatuh kedalam dosa. Apalah jadinya jika Allah tidak menanamkan rasa saling membenci dengan kata lain rasa permusuhan antara manusia dan iblis, tentulah dunia ini akan kaya dengan segala macam kejahatan dan dosa. Bahkan Allah pun  menyatakan perlawanan yang akan dilakukan oleh keturunan anak manusia bahwa anak manusia akan meremukan kepala dari sang iblis dan iblis akan meremukan tumit manusia. Ada dua hal yang unik pada bagian ini bahwa Allah menyatakan bahwa manusia meremukan kepala ular sedangkan ular meremukan tumit anak manusia. Kepala merupakan suatu organ yang vital dalam setiap bagian tubuh baik manusia maupun hewan. Ketika bagian kepada seseorang atau hewan remuk tentulah ia tidak dapat hidup lagi.  Sedangkan ketika tumit seseorang remuk ia akan tersungkur ataupun tertatih ketika berjalan.  Kedua hal ini merupakan suatu simbolis yang menyatakan akan misi penyelamatan Allah. Dimana dikatakan bahwa dari keturunan manusia akan meremukan kepala si ular hal ini menunjukan bahwa Allah melalui keturunan manusia akan menghancurkan kuasa dari si ular. Sedangkan si ular hanya dapat meremukan tumit manusia, seperti pemazmur mengatakan bahwa “ketika kita jatuh tidak akan dibiarkan sampai tergeletak” atau dengan kata lain ketika manusia terjatuh Tuhan tidak akan membuat kita tersungkur dan tergeletak tak berdaya. Maka iblis hanya bisa membuat kita jatuh tetapi tidak sampai tergeletak.
3.      Misi Allah yang ketiga ialah Allah mengusir manusia dari taman Eden (ay 23).  Hal ini terlihat jahat tetapi sesungguhnya inilah bentuk kasih Allah kepada manusia. Allah memberikan penghukuman kepada manusia bahkan mereka diusir dari taman Eden tetapi hal ini bukan semata-mata menjadi hukuman bagi manusia melainkan suatu upaya penyelamatan Allah bagi manusia. Dimana Allah telah berfikir jauh ke depan. Tujuan Allah mengusir manusia dari taman Eden ialah supaya manusia tidak kembali menyentuh dan memakan buah kehidupan dan hidup selama-lamanya dalam keterpisahan dari Allah. Keterpisahan dari Allah merupakan suatu hal yang sangat mengerikan atau menyedihkan bagi umat manusia. Karena ketika kita berpisah dari Allah kita akan merasakan suatu kehampaan, tak berdaya, keputusasaan bahkan penghukuman kekal. Oleh karena itu melalui misi penyelamatan ini Allah pun ingin menunjukan kasihnya kepada umat manusia meskipun kita telah sering jatuh ke dalam dosa. Melalui anugerahnya Allah ingin membuat hubungan manusia dan Allah dapat dipersatukan kembali. Jika kita bandingakan dalam PB dimana melalui pengorbanan Tuhan Yesus telah menyambung kembali hubungan keterpisahan antara Allah dan manusia.
Maka dari renungan ini kita dapat melihat 3 misi Allah kepada umatnya yaitu mencari kita, mengadakan permusuhan antara kita dan iblis serta mencegah kita mengalami keterpisahan dengannya untuk selama-lamanya dengan jalan mengusir kita dari taman Eden. Aplikasi bagi kita ialah marilah kita menyadari bahwa sungguh besar kasih setia Tuhan bagi kita ia tidak pernah meninggalkan kita sekalipun kita telah berdosa Allah tetap melaksanakan misinya agar kita pun dapat diselamatkan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

PERSEMBAHAN KAIN VS PERSEMBAHAN HABEL
Kejadian 4:1-26
            Ketika manusia jatuh ke dalam dosa manusia di usir dari taman Eden dan  mereka (Adam dan Hawa) harus mengusahakan kelangsungan hidup mereka dengan berpeluh dan Hawa pun harus merasakan kesakitan saat melahirkan. Kain dan Habel merupakan anak dari Adam dan Hawa setelah mereka diusir dari taman Eden. Kejadian pasal 4 ini menceritakan tentang perjalanan hidup Kain dan Habel dimana lagi-lagi manusia harus jatuh ke dalam dosa dalam hal ini Kain membunuh Habel adiknya. Apakah yang melatarbelakangi peristiwa ini?
            Peristiwa Kain membunuh Habel diawali ketika mereka memberikan korban persembahan kepada Tuhan. Dimana pada saat itu Kain menjadi petani sedangkan Habel menjadi gembala kambing domba. Pada saat itu Kain memberikan hasil taninya dan Habel memberikan hasil ternaknya. Tetapi Tuhan lebih mengindahkan pemberian Habel (ay 4).
1.      Hal yang pertama yang melatarbelakangi peristiwa Kain membunuh Habel ialah karena Kain membuka cela akan dosa (ay 6-7). Ketika kita ingin memberikan sesuatu hadiah kepada Presiden atau orang yang kita anggap penting tentulah kita akan mempersiapkan suatu hadiah yang terbaik atau sesuatu yang paling baik yang kita miliki. Begitu juga ketika Kain dan Habel ingin memberikan persembahan kepada Tuhan. Mereka tahu kepada siapa mereka akan memberikan persembahan tersebut yakni Tuhan pencipta langit dan bumi. Tentulah mereka sama-sama akan mempersiapkan yang terbaik bagi Tuhan. Dari kedua persembahan yang terbaik ini mengapa Tuhan memilih persembahan Habel dan bukannya Kain. Tetapi titik persoalannya bukanlah terletak kepada pilihan Tuhan sehingga menyebabkan Kain membunuh Habel. Jika kita ingin membeli sesuatu barang  terkadang kita menemukan 2 barang yang bagus yang sama-sama berkualitas baik. Tetapi pada akhirnya kita harus memilih mana yang harus kita beli. Begitu juga dengan Allah jika manusia saja dapat mengambil keputusan untuk memilih apalagi Tuhan, Ia mempunyai otoritas untuk mengambil keputusan apa yang harus ia pilih. Maka adalah otoritas Tuhan untuk memilih mengindahkan persembahan Habel dari pada Kain. Ini merupakan suatu hal yang wajar yang harus Tuhan lakukan. Tetapi disinilah terletak kesalahan Kain dimana ia membuka cela bagi dosa,dikatakan bahwa “hati kain menjadi sangat panas dan mukanya muram” dalam BIS dikatakan “mengapa engkau marah, mengapa mukamu geram?” (ay 6). Disini Kain menunjukan rasa ketidaksukaannya atau rasa irinya kepada Habel karena persembahan Habel lebih diindahkan Tuhan. Hal ini terlihat tidak penting atau hal yang sepele tetapi justru dari hal yang kecil inilah Kain dapat jatuh lebih jauh lagi  ke dalam dosa. Oleh karena itu jangan pernah kita membuka cela sedikitpun terhadap dosa karena, hal ini dapat membuat kita lebih jauh lagi terjerumus ke dalam dosa.
2.      Hal kedua yang melatarbelakangi Kain membunuh adiknya ialah karena Kain meremehkan didikan atau teguran Tuhan. Di ayat ke 7 Tuhan mengingatkan Kain dimana dalam BIS dikatakan Jika engkau berbuat baik, pasti engkau tersenyum; tetapi jika engkau berbuat jahat, maka dosa menunggu untuk masuk ke dalam hatimu. Dosa hendak menguasai dirimu, tetapi engkau harus mengalahkannya". Pada ayat ini Tuhan telah berusaha mengingatkan Kain agar ia dapat menguasai dirinya dan mengalahkan dosa. Tetapi di sini Kain bukannya berbalik dan menyadari kesalahannya tetapi ia justru mengajak adikanya ke padang dan memukul Habel sampai mati. Bahkan ketika Tuhan menanyainya tentang keberadaan Habel adiknya justru Kain berbohong dan mengatakan “aku tidak tahu!” (ay 7-8).
Maka dapat kita simpulkan bahwa bukannya Tuhan tidak memperdulikan Kain tetapi Kainlah yang sesungguhnya tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan sehingga ia tega membunuh adiknya. Jika ia memiliki hati yang takut akan Tuhan seharusnya ia dapat tetap bergembira meskipun pemberiannya pada saat itu belum diindahkan Tuhan dan seharusnya ia dapat segera menyadari kesalahannya ketika Tuhan memberikan teguran kepadanya. Tetapi disini justru Kain membiarkan dirinya dikuasai oleh dosa sehingga ia memukul adiknya hingga mati. Dan sudah pasti bahwa setiap perbuatan dosa yang kita lakukan pasti akan mendatangkan hukuman bahkan hingga keturunan kita pun pasti merasakan dampak dari kesalahan yang telah kita perbuat. Oleh karena itu, dari peristiwa pembunuhan Kain terhadap Habel kita dapat belajar bahwa jangan pernah kita membuka cela terhadap dosa dan kita harus peka terhadap terguran atau didikan dari Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

HIDUP BENAR YANG DIMILIKI SATU ORANG DAPAT MENGUBAH KUTUK MENJADI BERKAT
Kejadian 6:1 (5-7) - Kej 9:29 (21-22)
            Jauh setelah peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa. Manusia semakin hari bukannya semakin baik justru sebaliknya semakin jatuh ke dalam kejahatan (dosa). Sehingga pada Kej 6:6 dalam BIS dikatakan bahwa “Ia pun menyesal telah menjadikan mereka dan menempatkan mereka di bumi. Ia begitu kecewa”. Karena, kejahatan manusia yang semakin merajalela Tuhan memutuskan untuk memusnahkan semua manusia. Namun, dari berjuta-juta manusia pada masa itu Nuh mendapat kasih karunia dimata Tuhan (Kej 6:8). Dimana seharusnya semua manusia harus dimusnahkan, tetapi justru Tuhan mau memilih Nuh dan keluarganya untuk diselamatkan. Bahkan setelah Tuhan menurunkan air bah, ketikah Nuh memberikan persembahan yang baunya menyenangkan hati Tuhan, Tuhan berfirman bahwa “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."(Kej 8:21-22). Maka dari kehidupan satu orang yang benar dihadapan Tuhan dapat mengubah kutuk yang begitu mengerikan menjadi berkat yang begitu melimpah. Kehidupan seperti apakah yang dimiliki oleh Nuh sehingga ia dapat mengubah kutuk yang mengerikan menjadi berkat yang begitu berlimpah?
1.      Nuh adalah seorang yang benar, tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah diantara orang-orang sezamannya (Kej 6:9). Ketika seseorang mendayung sampan atau perahu akan sangat sulit dan harus ada banyak tenaga yang dikeluarkan serta membutuhkan perjuangan yang tiada lelah bila ia melakukannya dengan melawan arus. Hal ini jugalah yang dirasakan Nuh dizamannya. Ketika itu orang-orang disekitar Nuh adalah orang-orang yang hidup dalam kejahatan dan dosa. Bahkan karena dosa mereka Tuhan memutuskan untuk memusnahkan semua mahluk hidup pada masa itu. Tetapi disini kita dapat belajar dari kehidupan Nuh dimana ia mampu tampil beda dari antara orang sezamanya sehingga Alkitab pun mengatakan bahwa Nuh adalah orang yang tidak bercela dihadapan Tuhan. Dapat kita bayangkan betapa luar biasanya perjuangan Nuh untuk melawan arus zaman pada masa itu tetapi ia mampu melakukannya karena ia hidup takut akan Tuhan.
2.      Nuh mampu menaati apa yang Tuhan perintahkan kepadanya (Kej 6:33). Ketika kita masih kecil kita sering disuruh oleh orang tua kita membeli beberapa hal di supermaket atau warung terdekat. Tetapi sering kali kita mengeluh dan tidak melakukan apa yang disurukan orang tua kita tepat seperti apa yang diperintahkannya, terkadang ada saja yang lupa atau terkadang kita membeli apa yang bukan diperintahkan untuk membeli karena begitu banyaknya hal yang diperintahkan bahkan terkadang kita membeli apa yang kita ingini. Tetapi berbeda dengan Nuh, ketika Nuh diperintahkan untuk membuat bahtera Nuh tidak mengeluh bahkan ia melakukan tepat seperti yang Tuhan perintahkan ia melakukannya dengan kesungguhan dan tidak melawan kehendak Tuhan dengan melakukan apa yang dikehendakinya dikatakan bahwa ia melakukan tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya (Kej 6:33b).
3.      Nuh tidak lalai untuk mengucap syukur atas pertolongan Tuhan dalam hidupnya (Kej 8:20). Setelah air bah kering Nuh segera mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Ini merupakan wujud ucapan syukur yang dilakukan Nuh kepada Tuhan atas semua kebaikan yang boleh ia terimah. Bahkan dari kehidupannya keluarganya pun diselamatkan oleh Tuhan dan dari kehidupan Nuh dan keturunannyalah terpancarlah semua bangsa-bangsa diseluruh dunia semenjak peristiwa air bah.
            Melalui kehidupan Nuh dimana ia merupakan orang yang benar, tidak bercela, hidup bergaul dengan Allah, menaati setiap perintah Allah tepat seperti yang diperintahkanNya dan selalu mengucap syukur akan kebaikan Tuhan dapat mengubah kegeraman atau murka Allah menjadi berkat dan dilimpahi oleh kasih karunia. Pertanyan besar bagi kita semua ialah bahwa dapatkah kita melakukannya seperti Nuh yang hidup benar tanpa cela dihadapan Tuhan! jawabannya ialah ia seperti dalam 1 Yoh 3: 9 mengatakan bahwa Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”.
            Untuk mengakhiri renungan ini ada sebuah sajak yang pernah saya baca yang berisikan :
-          Orang-orang sering berlaku tidak masuk akal dan memusatkan perhatian pada diri sendiri saja. Sekalipun demikian, kasihilah mereka.
-          Jika anda berbuat baik, orang akan menuduh anda mempunyai maksud tertentu alias ada udang dibalik batu. Sekalipun demikian, berbuat baiklah.
-          Jika anda sukses, anda akan mendapat kawan-kawan yang tidak sejati dan musuh sejati. Sekalipun demikian, jadilah sukses.
-          Kebaikan yang anda lakukan hari ini akan terlupakan esok hari. Sekalipun demikian, berbuat baiklah.
-          Kejujuran dan keterbukaan anda membuat anda menjadi mangsa orang yang menyalahgunakannya. Sekalipun demikian, berlakulah jujur dan terbuka.
-          Orang yang berpikiran luas dan yang mempunyai ide yang luas dapat dihantam oleh orang yang berpikiran picik yang mempunyai ide yang picik. Sekalipun demikian, berpikirlah luas.
-          Orang-orang bersimpati terhadap orang-orang kecil yang tidak berdaya, tetapi mengikuti orang-orang yang berkuasa. Sekalipun demikian, berjuanglah bagi orang-orang kecil.
-          Apa yang anda bangun bertahun-tahun dapat hancur hanya dalam sekejap mata. Sekalipun demikian, membangunlah.
-          Orang-orang sebenarnya memerlukan pertolongan, tetapi mereka dapat berbalik menyerang anda jika anda memberi pertolongan. Sekalipun demikian, berilah pertolongan.
-          Berikan pada dunia ini yang terbaik, yang anda miliki, dan anda akan terang-terang diserang. Sekalipun demikian, berikanlah kepada dunia apa yang terbaik yang ada pada anda.
(Siapa anda sesungguhnya, Neil T. Anderson)
Kiranya renungan ini memberkati. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

SEMAKIN DI BABAT SEMAKIN MERAMBAT
Keluaran 1:1-22
            Semakin dibabat semakin merambat merupakan tema yang sedikitnya tepat untuk menggambarkan bagaimana kehidupan bangsa Israel ketika mereka berada di Mesir. Ketika itu meraka berada di bawah pemerintahan Raja Sethos I (1302-1290 sM) yang tidak mengenal Yusuf dan yang tidak menyadari jasanya terhadap Mesir dan karenanya kurang memperdulikan keturunan-keturunan Yusuf. Raja ini dikenal dengan program pembangunannya (ay 11). Maka bagaimanakah penyertaan Allah dalam kehidupan bangsa Israel untuk menolong mereka?
1.      Tuhan membuat orang Mesir merasa takut terhadap bangsa Israel (ay 12). Firman Tuhan mengatakan pada ayat 12 ialah bahwa meskipun bangsa Israel ditindas Tuhan tetap membuat mereka makin bertambah banyak dan berkembang sehingga orang Mesir merasa takut kepada bangsa Israel. “Takut” dalam bahasa aslinya ialah #WQ (koots) yang artinya rasa takut, ketakutan “dread”. Bila dilihat berdasarkan KJV kata takut diartikan sebagai berdukacita, bersedih hati “grieved”. Jadi, kata takut disini bukan samata-mata menunjukan suatu kengerian akan bangsa Israel tetapi lebih mendalam sebagai suatu persaan yang berdukacita atau bersedih hati melihat bangsa Israel, dengan kata lain ada kesesakan di hati bangsa Mesir dimana ketika mereka ingin memusnahkan bangsa Israel justru sebaliknya Tuhan membuat mereka semakin bertambah. Maka bentuk penyertaan Tuhan yang pertama kepada bangsa Israel terhadap penindasan bangsa Mesir ialah Tuhan tetap memelihara bangsa Israel. Meskipun mereka harus ditindas justru mereka semakin berkembang. Terkadang hal ini juga terjadi dalam kehidupan nyata kita dimasa ini. Dimana ada orang-orang tertentu yang selalu berusaha untuk menjatuhkan kita, membuat kita susah, atau merancangkan berbagai cara agar kita kehilangan muka di depan orang lain, tetapi justru ditengah-tengah kesulitan itu Tuhan semakin memberkati kita dan membuat kita semakin maju atau semakin berhasil. Hal ini seakan-akan menumpukan bara api ke atas kepala orang yang membenci kita itu. Hal inilah merupakan salah satu bentuk penyertaan Tuhan dimana ketika orang lain berusaha menjatuhkan kita justru Tuhan mengangkat kita.
2.      Bentuk penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel dalam pasal ini ialah Tuhan melindungi bangsa Israel serta membuat mereka kuat (ay 17,19). Ketika bangsa Israel semakin berkembang, raja Mesir pada masa itu kembali memutar otaknya untuk memikirkan bagaimana cara memusnahkan bangsa Israel. Dan raja Mesir memutuskan untuk menyuruh bidan-bidan yang membantu persalinan bangsa Israel untuk membunuh setiap anak laki-laki yang dilahirkan bagi orang Israel. Namun, disini Tuhan kembali memperlihatkan penyertaannya terhadap bangsa Israel. Dimana ketika Tuhan membuat bidan-bidan yang tadinya diperintahkan untuk membunuh setiap anak laki-laki orang Israel justru sebaliknya membantu. Hal ini dikarenakan bidan-bidan tersebut mempunyai hati yang takut akan Tuhan. bahkan di ayat selanjutnya dijelaskan bahwa perempuan-perempuan Israel adalah wanita-wanita yang kuat yang telah melahirkan sebelum para bidan datang. Hal ini menunjukan bahwa selain Tuhan dapat mengubah semua rencana yang buruk menjadi berkat, Tuhan juga dapat melindungi umatnya dengan cara yang lain. Awalnya bidan-bidan Tuhan ubah dari yang harusnya membunuh menjadi membantu. Tetapi selanjutnya Tuhan juga menggunakan cara lain untuk melindungi setiap anak laki-laki bangsa Israel yaitu dengan menjadikan wanita Israel menjadi wanita yang kuat. Dari hal ini kita dapat melihat betapa luarbiasanya bentuk penyertaan Tuhan terhadap bangsa Israel pada masa itu. Meskipun pada akhirnya di ayat 22 raja Mesir menggunakan cara lain untuk membumihanguskan bangsa Israel tetapi Tuhan tetap tidak kehabisan cara untuk menolong mereka.
            Bagaiman dengan kita sekarang ini? Tentulah tidak jauh berbeda jika dulu Tuhan menyertai bangsa Israel sekarang pun Tuhan menyertai kita yakni umat Israel rohani. Jika kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari terkadang hal yang sama juga pernah terjadi dalam kehidupan kita. Yakni ketika seseorang menyuruh orang lain untuk mencelakakan kita tetapi sebaliknya justru Tuhan membuatnya menjadi orang yang membantu atau menolong kita. Ataupun jika pada akhirnya Tuhan tidak bisa membuat orang yang berniat jahat itu merubah niatnya, terkadang Tuhan menunjukan cara lain untuk menolong kita. Bisa dengan memberikan kekuatan kepada kita untuk melewati setiap tantangan atau jalan keluar lainnya yang memang telah Tuhan atur agar kita orang-orang yang berharap padanya tetap beratahan ditengah-tengah kesulitan hidup yang ada.
            Maka dari dua bentuk penyertaan Tuhan ini kita dapat mengambil satu kesimpulan bahwa kesulitan selalu datang dalam kehidupan kita. Tetapi justru itu mereupakan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita agar kita dapat merasakan kasih dan pertolongan Tuhan bahkan mujizat dari Tuhan. coba kita bandingkan ketika hidup kita tanpa masalah kita mungkin tidak akan pernah mendapat kesempatan melihat kuasa Tuhan yang luar biasa terjadi dalam kehidupan kita. Akhirnya syukuri apa yang ada dan yakinlah penyertaan Tuhan selalu ada. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

JANGAN MENGERASKAN HATI
Keluaran 7-11
            Tulah merupakan suatu malapetaka atau bencana yang dialami karena perbuatan dosa atau ketidaktaatan kepada Allah (Silvester Takoy, Kamus Pintar Alkitab:2012). Keluaran pasal 7 sampai 11 merupakan kisah kesepuluh tulah yang Tuhan nyatakan ditengah-tengah bangsa Mesir. Dalam salah satu buku tafsiran PL memberikan dua definisi mengenai tulah, yakni pertama tulah adalah penderitaan yang digunakan untuk menghukum Firaun yang melarang Israel pergi. Kedua tulah adalah tanda dan mujizat yang menunjukan keabsahan Musa dan Harun sebagai wakil Yahwe, bukan semacam momok yang menakut-nakuti. Maka pertanyaan mendasar yang muncul dari Firman Tuhan ini ialah apakah alasan sebenarnya Tuhan memberikan tulah kepada bangsa Mesir, disamping untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan?
            Pembebasan merupakan tema utama dari keseluruhan kitab Keluaran ini. Namun, alasan pertama mengapa Tuhan mengizinkan tulah terjadi di tanah Mesir ialah karena Tuhan menuntut pengakuan dari Firaun akan adanya Tuhan (Yahwe). Jadi, kisah tulah bukanlah merupakan suatu rangkaian pengahancuran tetapi lebih kepada rangkaian perdebatan antara Firaun dan Musa yang berkaitan dengan perkataan Firaun pada Kel 5:2 “Siapakah Tuhan itu yang harus kudengar FirmanNya untuk membiarkan orang Israel pergi!”. Pada pasal 7:17 melalui tulah yang pertama ini Tuhan ingin menuntut pengakuan Firaun, yang sebenarnya adalah pengakuan yang sederhana yakni, “Sebab itu beginilah Firman Tuhan: Dari hal yang berikut akan kau ketahui bahwa Akulah Tuhan”. Namun, Firaun tetap mengeraskan hati. Kemudian pada Tulah yang kedua pengakuan yang dituntu dari pihak Firaun pun jauh lebih memalukan dari pada ketika Tuhan menyatakan tulah pertama, yakni 8:10 “Supaya tuanku mengetahui bahwa tidak ada yang seperti Tuhan Allah kami”.
            Selanjutnya pada tulah ketiga pihak Firaun mulai mengakui akan kuasa Allah. Dimana pada pasal 8:19 para pegawai Firaun melaporkan bahwa “Inilah tangan Allah”. Pada tulah yang keempat Firaun harus mengakui bahwa Yahwe hadir di Mesir (8:22) dan memberikan izin kepada bangsa Israel untuk melakukan perjalanan sejauh tiga hari menuju ke padang gurun yang tidak terlalu jauh (ay 27). Namun, Firaun tetap mengeraskan hati.
Barulah pada tulah yang ketujuh menjelaskan mengapa tulah-tulah sebelumnya gagal untuk membujuk Firaun ialah karena Yahwe mau memperlihatkan kekuasaanNya dan agar namaNya dikumandangkan diseluruh dunia (9:16). Hal ini jugalah merupakan alasan kedua mengapa Tuhan menurunkan tulah kepada bangsa Mesir. Pada pasal 9:27 ini Firaun mulai mengakui Yahwe “Aku telah berdosa sekali ini. Tuhan itu yang benar, tetapi aku dan rakyatkulah yang  bersalah”. Melalui tulah-tulah yang ada maka diakui bahwa dunia ini milik Allah dan Allah mendapatkan penghormatan yang lebih tinggi dari pada penghormatan yang diberikan kepada Firaun yang menganggap dirinya sebagai allah Mesir.
Pada tulah kedelapan akhirnya pembantu Firaun begitu jengkel sehingga membujuk Firaun agar melepaskan bangsa Israel. Dan kemajuan perubahan sikap Firaun diperliahatkan pada ayat 16-17 dimana Firaun mengakui dosanya. Namun, pada tulah yang kesembilan terjadi hal yang ironis dimana terjadi perhentian perundingan yang berakhir pada jalan buntu. Musa pun akan dibunuh kalau muncul lagi dihadapan Firaun. Akhirnya pada tulah kesepuluh bangsa Isrel benar-benar keluar dari Mesir.
Makna yang dapat ditarik dari renungan ini ialah jangan pernah kita mengeraskan hati seperti Firaun. Karena, Tuhan akan menggunakan berbagai cara sehingga kita mengakui siapa Tuhan. Selain itu melalui kisah tentang tulah-tulah yang Tuhan nyatakan ditengah-tengah bangsa Israel Tuhan ingin menunjukan bahwa hanya Dialah yang patut menerima hormat, karena Dialah Allah sesungguhnya bukannya Firaun yang mengangap dirinya sebagai allah di Mesir.
Mungkin hal ini perna kita lakukan kita menuhankan diri kita, kita tidak mengakui Tuhan atau tidak mengandalkan Dia atau bahkan kita berusaha mencuri kehormatan Tuhan. mungkin dalam pelayanan kita atau pun dalam segala hal yang kita lakukan kita berusaha menacair pujian dari manusia. Tetapi melalui firman ini marilah kita berubah dan menyadari bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang layak dipuji dan disembah. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda)

PENTINGNYA SUATU PERATURAN
Keluaran 20-23
            Dalam setiap oraganisasi, kelompok, perkumpulan bahkan lembaga pendidikan pasti memiliki peraturan yang telah ditentukan berdasarkan persetujuan semua anggota atau pendiri organisasi atau lembaga tersebut. Begitu juga dari keluaran pasal 20-23 ini berisikan tentang berbagai peraturan yang Tuhan tujukan kepada bangsa Israel. Dari semua peraturan yang ada apa sebenarnya yang menjadi tujuan Tuhan untuk memberikan peraturan-peraturan tersebut?
            Semua peraturan yang Tuhan berikan kepada Musa pada pasal 20-23 ini selalu diawali dengan kata “Jangan”. Jangan merupakan kalimat perintah larangan, dimana dalam konteks nats ini larangan ini merupakan perintah atau larangan dari Tuhan. Ketika seseorang melanggar peraturan pasti akan mendapatkan sangsi terlebih lagi ketika kita melanggar perintah Allah sudah pasti kita akan mendapatkan hukuman.
            Tuhan membuat peraturan tujuannya ialah bukan untuk mengekang kebebasan seseorang melainkan Tuhan ingin menyatakan kasihNya agar anak-anakNya tidak jatuh ke dalam dosa. Tanpa lelah Tuhan mengingatkan bangsa Israel agar selalu mengingat setiap peraturan yang telah yang dibuatNya. Tetapi bangsa Israel yang tegar tengkuk justru pada pembacaan berikutnya dari kitab Keluaran ini sering melanggar peraturan yang telah Tuhan buat dan tetapkan.
            Perlu kita pahami bahwa jika peraturan di dunia ini yang manusia buat memiliki tujuan untuk kebaikan apa lagi peraturan yang Tuhan telah buat. Dan perlu juga kita sadari bahwa Tuhan telah melihat jauh ke depan, Ia tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari oleh karenanya peraturan yang dibuatNya bertujuan juga untuk menajaga  kita dari melakukan dosa serta hilang dari jangkauan Allah.  Tidak hanya itu peraturan yang telah Tuhan buat pun pastinya ingin membuat kita sebagai umatNya dapat lebih terdidik baik secara rohani maupun moral, agar kita semakin hari-semakin berkenan dihadapannya dan semakin memuliakannya. Karena, inilah yang merupakan tujuan kita hidup di dunia ini ialah hanya untuk memuliakan Tuhan, jadi, apapun yang kita lakukan haruslah berorientasi pada hal-hal yang berkenan dihadapan Tuhan serta memuliakanNya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

MEMANDANG DARI KACA MATA ALLAH
Keluaran 45:1-28
            Firman Tuhan mengatakan dalam Kejadian 39 bahwa Yusuf merupakan orang yang diberkati Tuhan terbukti bahwa Tuhan membuat apa yang dikerjakannya berhasil baik ketika ia dirumah Potifar, dipenjara, dan ketika ia berdiri sebagai penguasa di Mesir. Namun, keberhasilanya tidak dapat dipisahkan dari latarbelakang kehidupannya yang tidak terlepas dari kesulitan. Dimana ia harus dibenci oleh saudara-saudaranya, ia harus dijual ke Mesir, ia dirayu oleh istri Potifar bahkan ia harus dimasukan ke dalam penjara karenanya. Semua hal ini Yusuf jalani tanpa menyimpang dari jalan Tuhan. Dari kisah mengenai Yusuf ini dapat dilihat dengan kacamata siapakan Yusuf melihat setiap persolan hidupnya? Apakah dari kacamata Allah atau dari kacamatanya sebagai manusia? Maka ada dua cara pandang yang dapat kita renungkan dari kisah perjalanan kehidupan Yusuf.
1.      Memandang dari kacamata manusia. Hal inilah yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf ketika mereka melihat Yusuf lebih dikasihi oleh ayah mereka. Mereka merasa tersaingi dengan keberadaan Yusuf bahkan ketika Yusuf menceritakan tentang mimpi-mimpinya mereka justru semakin ingin memusnahkan Yusuf. Hal ini didasari karena mereka lebih memilih melihat dari kaca mata manusia dimana mereka tidak ingin melihat saudaranya lebih baik dari mereka. Terkadang kita pun tanpa kita sadari kita melihat suatu kelebihan atau bahkan suatu masalah dari kaca mata kita sebagai manusia. Kita melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain sebagai batu sandungan bagi diri kita. Kita tidak bisa terima dan kita menggerutu. Atau ketika kita mengalami suatu persoalan kita justru menyalahkan Tuhan dan menganggap seolah-olah Tuhan itu pilih kasih terhadap kita. Namun, melalui kebenaran Firman Tuhan ini kita kembali diingatkan kembali bagaiman Yusuf dapat melihat dari kaca mata Allah. Misalnya Yusuf melihat dari kaca mata manusia, sudah pasti ia akan merencanakan bagaiman caranya untuk membalaskan dendamnya terhadap saudara-saudaranya.
2.      Memandang dari kaca mata Allah. Ketika merenungkan firman Tuhan ini begitu luar biasa penyertaan Tuhan dalam kehidupan Yusuf jatuh bangunnya Yusuf tidak membuatnya melenceng dari jalan Tuhan. Hal ini dikarenakan ia memandang dari kaca mata Allah. Diayat ke 5 sampai ke 8 menjelaskan bagaiman Yusuf telah melihat setiap kesulitan hidupnya dari cara pandang Allah melihatnya. Ia tidak meyesali semua perbuatan saudara-saudaranya, ia tidak berusaha untuk memabalas dendam tetapi dia justru menyadari bahwa itu semua adalah maksud dan rencana Tuhan.
Dari dua cara pandang ini manakah yang kita pilih apakan kita masih melihat dari cara pandang manusia atau kita mau belajar melihat segala sesuatu dari cara pandnag Allah melihatnya. Biarlah kita dapat belajar melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita itu berdasarkan kehendak Tuhan dan beralasakan pada kebenaran Firman Tuhan yang telah memberikan banyak teladan hidup bagi kita semua. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

PENTINGNYA HARI SABAT
Keluaran 31:12-17
            Kata sabat untuk pertama kalinya muncul pada peristiwa penciptaan langit dan bumi. Dalam Kej 2 setelah enam hari lamanya Allah bekerja, dihari yang ke tujuh Allah berhenti dan beristirahat. Lalu Allah menguduskan serta memberkati hari tersebut. Jauh setelah peristiwa penciptaan langit dan bumi Allah kembali mengingatkan Musa akan pentingnya hari sabat tersebut. Dimana dalam pasal ini 3 kali Tuhan memperingatkan Musa untuk memelihara hari sabat (ay 13,14,16). Dimana firman Tuhan mengatakan bahwa “hari-hari sabatKu harus kamu pelihara.” Kata “harus” dalam bahasa asli אַךְ (ak): Surely dalam ASV dan KJV : verily (dengan sangat), GWN: Be sure (sunguh-sungguh), NAS: Surely (sungguh pasti), NIV: Must (keharusan). Maka kata harus disini menunjukan kewajiban yang harus dipenuhi.
            Pasal ini menunjukan betapa pentingnya hari sabat itu dimata Tuhan. Ada beberapa alasan yang menjelaskan mengapa hari sabat itu begitu penting, sehingga semua bangsa Israel pada saat itu harus memeliharanya. Kata “Pelihara” dalam bahasa aslinya ialah שָׁמַר  (shamar) yang dapat diartikan menjaga, memelihara, memperhatikan, mengamati, mengawetkan, melindungi dan mempertahankan  (to keep,watch,preserve). Sedangkan dalam NAS diterjemahkan dengan “Observe” yang artinya mengamati, melihat, meninjau,menjalankan, mematuhi, memperhatikan dan menghormati.
Maka yang menjadi alasan mengapa hari sabat itu sangat penting sehingga harus dipelihara bahkan wajib dijaga, diperhatikan, dipertahankan bahkan dipatuhi ialah pertama karena, hari sabat merupakan hari peringatan akan Allah atau hari peribadatan dengan Allah yang telah menguduskan bangsa Israel (ay 13). Point pertama ini Tuhan ingin menunjukan kedaulatannya atas kehidupan bangsa Israel. Dimana Tuhan menginginkan agar umatNya mengetahui bahkan mengenal (יָדַעyada”=to know) siapa Dia yang telah melayakan mereka menjadi umat pilihan atau dalam BIS dikatakan “menjadikan kamu bangsaKu sendiri” bahkan yang telah menguduskana mereka. Sehingga bangsa Israel tidak menyimpang dari apa yang telah Tuhan wajibkan untuk mereka patuhi dan mereka tidak menyepelekan setiap Firman Tuhan. Sehingga pada poin yang ke dua Tuhan menunjukan ketegasanNya, apabila bangsa Israel yang merupakan umat pilihanNya menyepelekan setiap perintahNya mereka akan menerima hukuman dari Allah.
Maka yang menjadi alasan kedua mengapa hari sabat itu penting untuk dipatuhi atau dipelihara ialah  karena, jika bangsa Israel melanggarnya akan mendatangkan hukuman yakni harus dilenyapkan atau dihukum mati (ay 14). Hukuman yang begitu berat Tuhan berikan kepada setiap umat yang melanggar perintah Tuhan. Ayat ini terlihat begitu menakutkan tetapi inilah konsekuensi yang Allah berikan kepada umatNya jika mereka melanggar setiap perintah atau pun ketetapan yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Hal ini bertujuan agar mereka tidak sembarangan dalam mematuhi setiap perintah Tuhan.
Aplikasinya dalam kehidupan kita dimasa sekarang ini ialah bahwa kita sebagai umat Tuhan jangan pernah melalaikan hari sabat yang merupakan hari yang telah Tuhan tetapkan agar kita sebagai umatnya yakni bangsa Israel rohani lebih mengenal siapa dia melalui persekutuan atau pun ibadah kita bersamanya. Satu hal yang harus kita yakini ialah ketika kita beribadah kepada Tuhan kita justru akan diberkati. Karena, Tuhan sendirilah yang telah memberkati hati sabat tersebut. Dan kita dingatkan kembali bahwa setiap tindakkan kita yang melanggar perintah Tuhan pasti mendatangkan hukuman. Mungkin pada masa ini hukuman Tuhan tidak seperti di zaman PL. Maka di zaman anugerah ini marilah kita tidak menyia-nyiakan kebaikan dan anugerah Tuhan yang nyata dalam kehidupan kita.
Kesimpulan dari renungan ini yakni, mengapa hari sabat itu harus dipelihara ialah karena hari sabat merupakan peringatan akan Allah agar kita mengenal Dia lebih sungguh lagi dan karena ketika kita melanggar pasti ada cara Tuhan untuk mendisipinkan kita salah satunya melalui hukumanNya. Oleh karena itu jangan tunggu Tuhan menyatakan hukumanNya atas kita baru kita mau mentaati setiap perintahnya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

TUNTUTAN DALAM SEBUAH JABATAN
Imamat 9:1-24
            Mempunyai jabatan yang tinggi atau istimewah merupakan kerinduan dan keinginan setiap orang. Banyak orang yang berusaha dengan menuntut ilmu setinggi-tingginya bahkan mengeluarkan banyak uang untuk mengemban atau memperoleh suatu jabatan yang tinggi. Menjadi seorang Imam Tuhan dalam konteks PL merupakan suatu hal yang sangat mulia dan merupakan suatu jabatan yang penting. Namun, dibalik itu semua banyak tanggung jawab yang dituntut untuk dilakukan bahkan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Dari imamat pasal 9 ini setidaknya ada satu hal yang dapat direnungkan dari kehidupan Harun dan anak-anaknya yang diangkat menjadi seorang imam. Berkaitan dengan apa yang harus mereka lakukan terlebih dahulu sebelum mereka menerima jabatan sebagai seorang imam,yaitu seorang imam harus mengolah korban penghapus dosa dan korban bakaran untuk mengadakan pendamaiaan bagi dirinya telebih dahulu baru menjadi pendamai bagi bangsa Israel (ay 7).
Pendamaian dalam bahasa aslinya ialah כּפר  (kaphar) yang diartikan penebusan kesalahan (dosa) atau tobat (atonement). Jadi, berdasarkan bahasa aslinya dapat dilihat bahwa ketika seorang yang ingin menjadi imam atau akan menerima jabatan sebagai imam harus terlebih dahulu ia bertobat dari kesalahannya atau memberikan korban sebagai bentuk penebusan akan kesalahan yang pernah ia lakukan baru kemudian ia bisa menjadi seorang imam yang dapat mengadakan pendamaian bagi orang lain atau bangsa Israel pada masa itu. seorang imam harus terlebih dahulu menjadi teladan bagi umat atau jemaatnya barulah kemudian ia dapat melayani mereka atau menjadi wakil mereka untuk mengadakan pendamaian. Imam sendiri berarti pemimpin dan dalam konteks PL imam merupakan seorang pemimpin ibadah yang membawa segala korban api-apian Tuhan, mengadakan doa safaat dan memberi berkat. Dalam buku kepemimpinan rohani menurut Dr. John R Mott mendefinisikan “seorang pemimpin sebagai seorang yang mengenal jalan yang dapat terus maju dan yang dapat menarik orang lain mengikuti dia”. Maka untuk menjadi seorang pemimpin atau imam ia harus mengenal, mengetahui apa yang sedang ia lakukan.
Aplikasi bagi kita ialah bahwa imam masa kini adalah kita semua orang yang percaya kepada Allah yang telah menerima pendamaian melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Maka kita pun harus dapat menjadi teladan yang baik bahkan kita harus terlebih dahulu mendamaikan hubungan kita dengan Tuhan yakni bertaubat dengan sungguh-sunggu baru kemudian kita dapat menajadi saksi atau teladan bagi orang-orang yang belum mengenal bahkan percaya kepada Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelayanan Praktek 1 Tahun di GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia) Jemaat Curup

kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG Oktober 2017

Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)