Kumpulan Renungan Semester X Part 5 (STTIP)


YUSUF DALAM PANDANGAN FIRAUN
Kejadian 41: 37-19
Mimpi Firaun telah membuka jalan bagi Firaun megenal Yusuf dan mengenal Allah yang kepada-Nya Yusuf menyembah. Pada waktu itu Firaun mendapatkan mimpi yang membuat hatinya gelisah (Kej 41:8), akhirnya ia menyuruh seluruh orang yang ahli di Mesir untuk menerangkan arti dari mimpinya tersebut namun tidak ada seorangpun yang bisa. Pada akhirnya melalui seorang juru minuman yang pernah diartikan mimpinya oleh Yusuf, Firaun pun diperkenalkan kepada Yusuf. Singkat cerita Yusuf mampu menerangkan arti mimpi tersebut serta memberikan nasehat sederhana kepada Firaun. Melalui peristiwa ini Firaun memiliki pandangan yang berbeda terhadap Yusuf. Siapakah Yusuf dalam pandangan Firaun?
1.      Seorang yang penuh dengan Roh Allah (ay 38). Firaun dengan bijaksana menilai Yusuf sebagai seorang yang penuh dengan Roh Allah dan bahwa tidak akan mungkin dapat menemukan orang lainnya seperti Yusuf. Kata Roh dapat pula diartikan nafas, jiwa, pikiran, akal (רוח ruwach (roo’- akh). Jadi, jika Firaun mengenal Yusuf sebagai seorang yang dipenuhi dengan Roh Allah artinya bahwa Firaun mengenal Yusuf sebagai seseorang yang dipenuhi dengan nafas, jiwa, pikiran bahkan akal yang dimiliki oleh Allah. Karena, itu Firaun pun memutuskan agar Yusuf  menjadi pengatur atau kuasa atas istananya (ay 40), Yusuf dilantik sebagai pemimpin di Mesir (ay 41), Yusuf diberikan materai, diberikan pakaiann yang bagus serta ia diarak dan diperkenalkan kepada seluruh rakyat (ay 43) dan ia diberikan istri yaitu Asnat anak Potifera yang merupakan imam di On.
2.      Seorang yang berakal budi dan bijaksana (ay 39). Yusuf juga dipandang sebagai seorang yang berakal budi dan bijaksana. BIS “engkau lebih cerdas dan bijaksana dari siapa pun juga.” FAYH “engkaulah orang yang paling bijaksana di negeri ini!.” Diantara semua orang ahli di Mesir Yusuf dikenal atau dipandang sebagai satu-satunya orang yang lebih cerdas atau berakal budi dan bijaksana. Kata berakal budi artinya cerdas, pikiran yang tajam (בין biyn (bene) dan kata bijaksana artinya arif trampil, bijaksana dan hati-hati (חכם chakam (khaw-kawm’).
Yusuf yang pada awalnya menajadi seorang yang terbuang dan terhilang di antara keluarganya bahwa menjadi seorang yang terlupakan oleh seorang juru minum yang pernah ditolongnya kini beranjak menjadi seseorang yang berkuasa karena ia penuh dengan Roh Tuhan. Amin Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

DOSA MENGHILANGKAN BERKAT
Kejadian 49:1-7
Yakub memanggil setiap putranya untuk mendengarkan kata-kata berkat, teguran atau kutukan. Setiap perkataan Yakub merupakan nubuat mengenai apa yang akan dialami oleh anak-anaknya. Hal ini di dasarkan pada  pemahaman Yakub akan sifat setiap putranya. Dari kedua belas anak Yakub, tiga orang diantara mereka kehilangan berkat melainkan menerima teguran atau kutukan. Siapa sajakah yang telah kehilangan berkat yang resmi dari Yakub?
1.      Ruben, kehilangan hak kesulungan,imam dan pemimpin keluarga (ay 3-4). Ruben (putra sulung dari Lea) telah memiliki keunggulan di antara saudara-saudaranya (ay 3). Namun dia kehilangan hak-hak alaminya yaitu hak sebagai anak sulung yang diutamakan diberikan kepada Yusuf. Kehormatan sebagai imam dialihkan kepada anak-anak Lewi. Haknya untuk menjadi pemimpin (raja) suku-suku Israel, diserahkan kepada Yehuda. Hal ini terjadi karena ia tidak memiliki kemantapan watak dan karena dosanya yang memalukan dengan Bilha. Ia telah melanggar kesucian atau telah menodai petiduran ayahnya. Kata membual sebagai air (פחז pachaz (pakh’- az) diartikan pula kecerobohan, keberandalan, kesembronoan. Dalam tafsiran Wycllife dijelaskan bahwa Sekalipun mampu memiliki mimpi dan rencana serta maksud baik, dia tidak bisa diandalkan untuk mewujudkan semua itu hingga tuntas. Dapat di bandingkan dengan rencananya untuk menyelamatkan Yusuf nanmun pada akhirnya tidak berhasil (Kej 37:21, kej 37:29)
2.      Simeon dan Lewi, terserak diantara anak-anak Yakub (ay 5-7).  Mereka yang merupakan putra kedua dan ketiga Yakub dari Lea, adalah dua bersaudara yang senang kekerasan Tindakan Simeon dan Lewi yang melakukan pembantaian terhadap penduduk Sikhem telah mendatangkan suatu teguran bahkan kutukan yang keras bagi keduanya. Tindakan mereka tersebut talah menunjukan watak mereka sesungguhnya. Maka wejangan terakhir bagi mereka merupakan kutukan yang tajam ayat 7b mengatakan bahwa mereka akan dibagi-bagikan dan diserakkan diantara anak Israel. Diserakkan artinya terpencar, terhambur, tersebar (פוץ puwts (poots). Hal ini terbukti ketika mereka tiba ditanah Kanaan ketika Yosua membagi-bagikan wilayah mereka suku Simeon tertelan oleh suku Yehuda; suku Lewi tidak menerima wilayah namun melayani sebagai imam di bait suci dan guru di Israel.
Setiap kesalahan akan mendatangkan teguran bahkan hukuman yang mendatangkan kutuk. Oleh karena itu jangan biarkan berkat yang Tuhan telah sediakan hilang karena dosa yang kita lakukan. Amin Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

TUHAN TAK PERNAH DIAM
Keluaran 2:23-25
Salah satu lirik sebuah lagu rohani mengatakan bahwa “Waktu Tuhan bukan waktu kita” melalui lirik ini sebenarnya menegur dan mengingatkan setiap umat Tuhan baik pada masa kehidupan bangsa Israel ketika di Mesir hingga saat ini, bahwa Allah tak pernah tinggal diam atau membiarkan umat-Nya. Lalu, Bagaimanakah sikap Allah terhadap umat-Nya (Israel)?
1.      Allah menunggu waktu yang tepat (ay 23). Setelah kematian Raja Mesir yang diperkirakan jangka waktunya 40 tahun atau satu angkatan (bdk. Kis 7:30). Pada waktu itu Tuhan menampakan diri kepada Musa melalui penglihatan api di semak duri untuk mengutus Musa. Dikatakan bahwa teriakan atau tangisan minta tolong (שׁועה shav‘ah (shav-aw’) bangsa Israel sampai kepada Allah. Pada waktu itu ± 40 tahun bangsa Israel menunggu jawaban Tuhan atas seruan mereka. Penantian tersebut merupakan penantian yang tepat. Karena, Allah sedang mempersiapkan Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan. Kis 7:23-43 menjelaskan tentang tindakan Allah dalam mempersiapkan Musa ± 40 tahun Musa hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Selama itu tentunya ada banyak hal yang telah dipelajari oleh Musa.
2.      Allah tidak pernah melupakan atau meninggalkan umat-Nya (ay 24). Ketika Tuhan mendengar umat Israel mengerang atau merintih, resah dan berkeluh keberatan (נאקה n@’aqah (neh-aw-kaw’) akan kondisi mereka, ia mengingat akan perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Tindakan Allah ini sesungguhnya menunjukan bahwa Allah tidak pernah melupakan janji-Nya atau meninggalkan umat-Nya.
3.      Allah mendengar, melihat dan memperhatikan umat-Nya (ay 24-25). Tindakan Allah yang membuktikan bahwa Ia tidak pernah melupakan atau meninggalkan umat-Nya yaitu Ia mendengar, melihat serta memperhatikan umat-Nya. Kata mendengar (שׁמע shama (shaw-mah’) artinya Allah mematuhi, mentaati dan menurutkan rintihan atau erangan mereka. Kata melihat artinya Allah melihat, memeriksa, merasa, mempertimbangkan, menganggap, memikirkan (ראה ra’ah (raw-aw’) umat-Nya. Kata memperhatikan artinya Allah mengenal, mengetahui dan menguasai (ידע yada‘ (yaw-dah’) umat-Nya secara khusus pergumulan yang dihadapi bangsa Israel pada waktu itu.
Dari renungan ini mengingatkan semua umat Tuhan bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam ia hanya menunggu waktu yang tepat, ia tidak pernah lupa bahkan membiarkan umat-Nya terlantar melainkan ia selalu mendengar, melihat bahkan memperhatikan setiap uamt-Nya. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

PENGHALANG SUARA TUHAN
Keluaran 6:8
Tuhan mengutus Musa kepada bangsa Israel untuk memberitakan pembebasan dari perbudakan. Tuhan telah mendengar setiap keluh kesah yang bangsa Israel sampaikan kepada-Nya (ay 4). Tetapi sayangnya ketika Tuhan telah mengutus Musa di tengah-tengah mereka untuk menggenapi janji-Nya mereka tidak mendengarkan suara Tuhan yang disampaikan melalui perantara Musa (ay 7). Apakah yang menghalangi umat Israel untuk mendengar suara Tuhan?
1.      Putus asa (ay 8). Ketika Tuhan menyampaikan Firman-Nya kepada Musa bangsa Israel tidak mau mendengarkannya atau memberitakannya (שׁמע shama‘(shaw-mah’). Pada ayat 8 memberikan jawaban bahwa yang menghalangi bangsa Israel untuk mendengar suara Tuhan ialah rasa putus asa. Dalam kamus bahasa Indonesia kata putus asa artinya habis/ hilang harapan atau tidak mempunyai harapan lagi. Kata putus asa dalam FAYH diartikan sangat kecewa dan patah semangat sedangkan dalam bahasa aslinya ialah kehabisan nafas, terengah-engah, kehabisan semangat, akal/pikiran (רוח ruwach (roo’- akh). Hal pertama yang menghalangi bangsa Israel mendengar suara Tuhan adalah keadaan mereka yang kehabisan semangat atau keletihan karena tekanan yang dihadapi sehingga membuat mereka tidak mampu untuk berfikir.
2.      Beban/tekanan yang berat (ay 8). Hal kedua yang menghalangi bangsa Israel mendengarkan suara Tuhan adalah “perbudakan yang berat.” Dalam BIS dan FAYH diartikan perbudakan yang kejam. Kata berat dalam bahasa aslinya ialah keras, sukar, susah, kejam, bengis, hebat, keras kepala, tegal, kepala batu, bandel (קשׁה qasheh (kaw-sheh’). Perbudakan dalam kamus bahasa Indonesia artinya sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia yang lain. Jadi, hal kedua yang menghalangi bangsa Israel sulit untuk mendengarkan suara Tuhan ialah beban atau tekanan yang dialami mereka dari bangsa Mesir yang begitu menyusahkan mereka dan sangat membebani kehidupan mereka karena mereka kehilangan kebebasan dan harus bekerja demi kepentingan bangsa Mesir.
Seperti bangsa Israel terkadang rasa putus asa/ kehilangan semangat, kecewa dan tekanan hidup yang begitu berat membuat semua umat Tuhan saat ini sulit atau terhalangi untuk mendengarkan bahkan memahami suara Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda)

PENGHALANG SUARA TUHAN
Keluaran 6:8
Tuhan mengutus Musa kepada bangsa Israel untuk memberitakan pembebasan dari perbudakan. Tuhan telah mendengar setiap keluh kesah yang bangsa Israel sampaikan kepada-Nya (ay 4). Tetapi sayangnya ketika Tuhan telah mengutus Musa di tengah-tengah mereka untuk menggenapi janji-Nya mereka tidak mendengarkan suara Tuhan yang disampaikan melalui perantara Musa (ay 7). Apakah yang menghalangi umat Israel untuk mendengar suara Tuhan?
3.      Putus asa (ay 8). Ketika Tuhan menyampaikan Firman-Nya kepada Musa bangsa Israel tidak mau mendengarkannya atau memberitakannya (שׁמע shama‘(shaw-mah’). Pada ayat 8 memberikan jawaban bahwa yang menghalangi bangsa Israel untuk mendengar suara Tuhan ialah rasa putus asa. Dalam kamus bahasa Indonesia kata putus asa artinya habis/ hilang harapan atau tidak mempunyai harapan lagi. Kata putus asa dalam FAYH diartikan sangat kecewa dan patah semangat sedangkan dalam bahasa aslinya ialah kehabisan nafas, terengah-engah, kehabisan semangat, akal/pikiran (רוח ruwach (roo’- akh). Hal pertama yang menghalangi bangsa Israel mendengar suara Tuhan adalah keadaan mereka yang kehabisan semangat atau keletihan karena tekanan yang dihadapi sehingga membuat mereka tidak mampu untuk berfikir.
4.      Beban/tekanan yang berat (ay 8). Hal kedua yang menghalangi bangsa Israel mendengarkan suara Tuhan adalah “perbudakan yang berat.” Dalam BIS dan FAYH diartikan perbudakan yang kejam. Kata berat dalam bahasa aslinya ialah keras, sukar, susah, kejam, bengis, hebat, keras kepala, tegal, kepala batu, bandel (קשׁה qasheh (kaw-sheh’). Perbudakan dalam kamus bahasa Indonesia artinya sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia yang lain. Jadi, hal kedua yang menghalangi bangsa Israel sulit untuk mendengarkan suara Tuhan ialah beban atau tekanan yang dialami mereka dari bangsa Mesir yang begitu menyusahkan mereka dan sangat membebani kehidupan mereka karena mereka kehilangan kebebasan dan harus bekerja demi kepentingan bangsa Mesir.
Seperti bangsa Israel terkadang rasa putus asa/ kehilangan semangat, kecewa dan tekanan hidup yang begitu berat membuat semua umat Tuhan saat ini sulit atau terhalangi untuk mendengarkan bahkan memahami suara Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda)

UPAH KESETIAAN
Keluaran 23:24-26
Salah satu perintah Tuhan yang terdapat dalam kesepuluh hukum taurat ialah jangan sujud menyembah kepada Allah lain. Jika umat-Nya menaati perintah tersebut Tuhan akan memberikan upah atas kesetiaan tersebut. Apakah upah atau berkat yang Tuhan berikan karena kesetiaan umat-Nya?
1.      Memberkati makanan dan minuman umat-Nya (ay 25). Berkat pertama yang Tuhan berikan terhadap umatnya ialah berkaitan dengan kebutuhan pokok semua umat manusia yaitu memberkati makanan dan minuman umat-Nya. Memberkati dari kata  ברך barak (baw-rak’) yang artinya memberkahi, merestui dan mendoakan. Dalam terjemahan FAYH diartikan bahwa Tuhan akan memberkahi umat-Nya dengan makanan dan minumam. Jadi, upah atau berkat pertama yang Tuhan berikan kepada umat-Nya yang setia ialah kecukupan akan makan dan minum maka tidak akan ada umat Tuhan yang setia kelaparan.
2.      Menjauhkan penyakit (ay 25). Berkat kedua yang Tuhan berikan ialah Ia akan menyingkirkan segala macam penyakit dari umat-Nya atau mencegah penyebaran penyakit dari tengah-tengah umat-Nya. Jadi, berkat kedua yang Tuhan janjikan ialah setiap umat Tuhan yang setia akan selalu sehat.
3.      Tidak akan ada perempuan keguguran atau mandul (ay 26). Berkat ketiga yang Tuhan janjikan ialah berkaitan dengan keturunan. Tuhan berjanji bahwa setiap umat-Nya yang setia tidak akan kehilangan keturunan karena keguguran melainkan akan selalu bertambah karena tidak ada wanita yang dibiarkan Tuhan mandul. Jadi keturunan umat Tuhan yang setia kepada-Nya akan tetap terjaga dan tidak akan terputus-putusnya.
4.      Tuhan akan menggenapkan Tahun umur umat-Nya (ay 26). Berkat ketiga yang Tuhan berikan ialah umur panjang kepada semua umat-Nya yang setia. Tuhan akan menggenapkan artinya menjadi penuh atau penuh (מלא male’ or  מלא mala’ (maw-lay’ maw-law’).
Firman Tuhan berkata bahwa jerih payah kita yang tetap setia kepada-Nya tidak akan pernah sia-sia. Seperti yang ada dalam nats ini Tuhan telah menyediakan berkat-Nya baik untuk kebutuhan hidup yang terpenuhi, diberikan kesehatan, keturunan yang diberkati dan umur yang panjang. Semua ini merupakan berkat atau upah yang menanti setiap umat-Nya yang setia. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

BERILAH BANTUAN
Imamat 25:35-55
Pada masa ini banyak orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan justru mendapatkan hal yang sebaliknya. Ibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga pula. Namun, Allah sudah sejak zaman PL memberikan perintah terhadap umat Israel untuk memberikan bantuan terhadap sesamanya secara khusus saudarahnya yang jatuh miskin. Bagaimanakah perlakuan yang Allah perintahkan terhadap orang miskin?
1.      Menyokong mereka sebagai orang asing dan pendatang (ay 35). Tuhan memberikan perintah kepada umat Israel untuk menyokong atau memperkuat/menguatkan (חזק chazaq (khaw-zak’) saudara mereka yang jatuh miskin. Dalam FAYH dikatakan bahwa “kamu bertanggung jawab menyokong dia.” Bangsa Israel harus menyokong mereka yang miskin dengan mengajak mereka tinggal dirumah mereka sebagai tamu (FAYH) dan memberikan apapun yang ia butuhkan dengan tidak mencari untung. Demikianlah hal yang harus dilakukan bangsa Israel terhadap saudaranya sebangsa dan hal ini merupakan suatu tanggung jawab/ kewajiban bagi mereka untuk memberikan bantuan.
2.      Tidak memperbudak mereka (ay 39). Tuhan memberikan perintah berkaitan dengan tindakan yang harus bangsa Israel lakukan jika ada saudaranya/ orang sebangsanya jatuh miskin dan menyerahkan dirinya kepada mereka. Maka bangsa Israel tidak boleh atau dilarang untuk memperbudak/mempekerjakan (עבד ‘abad (aw-bad’) sesamanya yang miskin tersebut, seperti seorang budak. (tafsiran Wycllife) Melainkan sebagai pekerja upahan biasa yang harus dihadapi dengan ramah. Ketika Tahun Yobel tiba, dia harus dibebaskan terkecuali dia sudah menyangkali haknya akan kebebasan.
3.      Menebus mereka (ay 48). Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh bangsa Israel terhadap sesamanya yang jatuh miskin kemudian menyerahkan dirinya atau menjual (מכר makar (maw-kar’) dirinya kepada orang asing atau pendatang yang ada di antara mereka untuk menjadi budak ialah saudaranya harus menebus/ menyelamatkan/ melepaskan (גאל ga’al (gaw-al’) sesama mereka yang miskin tersebut dari perbudakan.
Perlakuan-perlakuan atau tindakan-tindakan ini tidak hanya berlaku di kehidupan pada masa PL saja tetapi tindakan-tindakan ini juga berlaku hingga masa kini. Dimana sebagai orang Kristen sudah seharusnya sigap untuk memberikan bantuan terhadap setiap orang secara khusus kepada sesamanya yang jatuh miskin. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

KUDUSNYA TEMPAT KEDIAMAN TUHAN
Bilangan 5:1
Najis artinya tidak murni atau kotor (טמא tame’(taw-may’). Dalam PL orang-orang yang digolongkan dalam kategori orang yang najis harus dipisahkan atau diusir dari tempat perkemahan. Karena, mereka dapat menajiskan tempat perkemahan di mana Allah berdiam disana. Dalam pengertian masa kini najis dianggap sebagi sesuatu yang kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah, seperti terkena jilatan anjing, kotoran. Siapa sajakah yang digolongkan dengan orang-orang najis dalam PL?  
1.      Semua orang yang sakit kusta (ay 1). Penyakit kusta ada pada kulit seseorang yang penuh dengan sisik-sisik putih licin, mengkilap dan jika ditekan, daging disekitarnya tidak terasa sakit lagi. Penyakit ini tak terobatkan. Dikalangan orang Ibrani penyakit ini dianggap najis dan berbahaya, karena dapat menular. Orang yang menderita kusta itu dalam sakit (Im 13:1-59) maupun penyembuhannya (Im 14:1-32) harus ditentukan oleh imam. Orang yang sudah ditentukan menderita kusta lalu dinyatakan najis dan harus dibuang dari tengah masyarakat orang-orang sehat. Penyakit kusta merupakan simbol dari dosa. Sebagaimana penyakit kusta merusak tubuh manusia, demikian pula dosa merusak jiwa. Dosa menodai, memisahkan kita dari Allah, menghambat kehadiran Allah dan akhirnya membawa kita kepada maut.
2.      Semua orang yang mengeluarkan lelehan (ay 1). Lelehan dalam bahasa Ibrani artinya memancar atau menyembur tak terkendali (זוב zuwb (zoob). Tentang "semua orang yang mengeluarkan lelehan" di Bil 5:2 ini, mungkin yang dimaksudkan juga sebuah penyakit yang sudah permanen atau sudah berlangsung sejak lama sehingga dia perlu diusir dari perkemahan, sedangkan Im 15 hanya membicarakan penyakit itu dalam taraf sementara (tafsiran Wycllife).
3.      Semua orang yang terkena mayat (ay 1). Jenis kenajisan ini pada umumnya tidak membuat seseorang diusir dari perkemahan. Namun menurut Bil 19:20, jika orang najis itu gagal untuk ditahirkan dengan benar, maka dia harus diusir dari kalangan jemaat (tafsiran Wycllife).
Ketiga jenis kenajisan yang disebutkan di sini berkenaan dengan kasus-kasus kenajisan yang ekstrem sehingga pengusiran dari perkemahan merupakan satu-satunya cara untuk memelihara kesucian upacara agama dari seluruh umat itu (tafsiran Wycllife). Nats ini mengingatkan setiap orang percaya bahwa Allah begitu menjaga kekudusanNya demikian pula kita. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).

MEMANCING MURKA TUHAN
Bilangan 11:1-1
Murka dalam bahasa Ibrani diartikan marah atau kemarahan dari kata  אף ‘aph (af). Dalam kamus bahasa Indonesia murka artinya sangat marah. Marah sendiri diartikan sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb); berang; gusar. Dalam kisah perjalan hidup bangsa Israel mereka kerap sekali memancing murka Tuhan dan salah satunya terdapat dalam nats ini. Apakah yang membuat Tuhan murka terhadap bangsa Israel?
Ø  Sungut-sungut di hadapan Tuhan (ay 1). Salah satu hal yang membuat Allah murka terhadap bangsa Israel ialah karena mereka bersungut-sungut dihadapan Tuhan. Kata besungut-sungut ini dalam bahasa aslinya ialah אנן ‘anan (aw-nan’) yang artinya mengeluh atau mengaduh. Dalam sejarah bangsa Israel dicatat bahwa Allah sering memurkai mereka dan alasan Allah murka atau sangat marah kepada bangsa Israel ialah pengeluhan atau pengaduan mereka akan nasib buruk/ pengalaman buruk (FAYH)/ kesukaran-kesukaran (BIS) yang mereka alami. Padahal kenyataannya bangsa Israel tidaklah mengalami nasib seburuk yang mereka keluhkan atau kemalangan seperti orang yang terkena kutuk. Justru sebaliknya bangsa Israel merupakan suatu bangsa yang besar yang begitu dikasihi Tuhan. Sebelum mereka berada di Mesir bahkan hingga mereka keluar dari Mesir ada begitu banyak kebaikan Tuhan yang telah mereka alami. Jadi, pengeluahan yang dilakukan bangsa Israel sebenarnya merupakan pengeluhan tanpa alasan. Tindakan pengeluhan bangsa Israel menunjukan betapa tidak bersyukurnya bangsa Israel atas semua berkat yang telah mereka rasakan. Dalam nats ini Tuhan hanya memberikan peringatan yang ringan terhadap mereka yakni dengan api dari Tuhan yang menyala disekitar perkemahan mereka. Ketika Tuhan telah memurkai mereka barulah mereka sadar akan kesalahan mereka dan mereka berteriak dalam bahasa aslinya menangis kepada Musa (צעק tsa‘aq (tsaw-ak’) kemudian Musa berdoa untuk mereka. Tempat Tuhan memurkai bangsa Israel dengan api disebut dengan Tabera yang artinya terbakar (תבערה Tab‘erah (tab-ay-raw’). Taberah menjadi peringatan bagi bangsa Israel bahwa Tuhan tidak menyukai sungut-sungut mereka.
Ada banyak orang Kristen masa kini yang memiliki sikap seperti bangsa Israel yang selalu bersungut-sungut atau mengeluh kepada Tuhan. Belajar dari nats ini seharusnya setiap orang percaya harus menyadari bahwa setiap pengeluhan dapat memancing murka Allah. Karena, sikap bersungut-sungut/mengeluh merupakan sikap yang tidak mensyukuri kebaikan Tuhan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda).
BERTINDAK GEGABAH
Bilangan 14:39-45
Setelah mendengar berita yang dibawah oleh kedua belas pengintai umat Israel justru melakukan pemberontakan terhadap Tuhan. ketika itu Tuhan murka terhadap mereka dan ia berfirman melalui Musa untuk mendatangkan hukuman bagi mereka Musa pun menampaikan perkataan Tuhan kepada mereka. Apa yang dilakukan oleh bangsa Israel setelah mendengar perkataan Musa?
1.      Mereka sangat berkabung (ay 39). Ketika Musa selesaikan menyampaikan perkataan Tuhan dikatakan pada ay 39 “berkabunglah bangsa itu dengan sangat.” Berkabung (אבל ‘abal (aw-bal’) dapat pula diartikan berdukacita, meratapi, berkeluh kesah atau menyesali. Dalam BIS dikatakan bahwa mereka “berkabung dengan sedih”, dalam FAYH dikatakan “dukacita yang sangat besar.” Berdasarkan arti dalam bahasa asli maupun perbandingan versi yang ada menunjukan bahwa umat Israel sangat menyesali tindakan pemberontakan mereka di hadapan Tuhan.
2.      Menunjukan ketaatan meskipun terlambat (ay 40-43). Umat Israel begitu menyesali perbuatan mereka setelah itu mereka beriktiar untuk menunjukan ketaatan mereka meskipun terlambat. Pada ay 40 dikatakan bahwa pada keesokan harinya umat Israel berencana untuk maju ke negeri yang difirmankan Tuhan. Namun, kesalehan yang terlambat ini merupakan tindakan yang melanggar titah Tuhan. Melanggar artinya melalui, melewati (עבר ‘abar (aw-bar’). Titah artinya mulut, perintah, mata pedang (פה peh (peh). Maka tindakan bangsa Israel meskipun mereka berniat untuk menunjukan ketaatan mereka meskipun terlambat tetapi bagi Tuhan tindakan mereka itu merupakan tindakan yang melanggar perintah Tuhan.
3.      Bertindak nekat (ay 44-45). Musa telah memperingati bangsa Israel. Namun, umat Israel tetap bertindak nekat untuk mendatangi negeri itu.  Nekat artinya (עפל ‘aphal (aw-fal’) tidak memperhatikan/ memperdulikan/ mengindahkan. Dalam KBBI nekat artinya berkeras hati, terlalu berani, tidak memperdulikan apa-apa dan tetap tidak mau mengalah, menurut atau meyerah. Di ay 45 dijelaskan bahwa akibat dari kenekatan mereka, umat Israel mengalami kegagalan sehingga mereka lari tercerai berai.
Sebagai orang percaya seharusnya kita mau menaati perkataan Tuhan, jangan menyesal di kemudian hari baru mau menaati Tuhan karena seperti umat Israel ketaatan mereka sudah terlambat dan jangan nekat melakukan tindakan yang Tuhan tidak perintahkan. Amin, Tuhan Yesus memberkati (Stella Mulalinda)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelayanan Praktek 1 Tahun di GKII (Gereja Kristen Injili Indonesia) Jemaat Curup

kumpulan renungan warta jemaat GKII PLG Oktober 2017

Kumpulan Renungan Semester X Part 4 (STTIP)